Saya selalu mengatakan untuk pakai saya, agar mulut saya ini bisa bicara dengan menteri-menteri kita,”jelas Sulaeman. Pada kesempatan yang sama, Kapolres mengemukakan bahwa Merauke merupakan lumbung padinya Papua karena memiliki kawasan pertanian yang sangat luas dan semua berkat dukungan dari pemerintah pusat yang diimplementasikan oleh pemerintah daerah setempat.
“Namun dari beberapa masyarakat petani yang kami temui rata-rata mengeluhkan hal yang sama, yaitu tentang over produksi sehingga hasil panen tidak bisa tertampung di gudang Bulog.
Oleh sebab itu diskusi sudah pernah dilaksanakan dengan bupati dan pihak terkait untuk membantu petani memasarkan berasnya,”jelas Kapolres. Pada kesempatan itu Kepala Perum Bulog Sub Divre Merauke, Djabiruddin mengemukakan bahwa beras yang ada gudang Bulog saat ini sebanyak 15.000 ton dari kapasitas hanya 13.700 ton. Kelebihan kapasitas ini ada di gudang mitra Bulog dan sejak awal 2019 lalu memang jumlah yang ada sudah over.
Namun pihaknya mengaku sering mengirim ke Timika dan Jayapura dimana dalam hal ini dikirim sebanyak 1.000 ton setiap bulan. Khusus memasuki tahun 2020 ini baru 2.500 ton yang dikirim.
“Perlu diketahui bahwa beras yang ada di petani masih berpeluang masuk ke gudang Bulog namun tetap disesuaikan dengan space gudang. Jadi pada dasarnya Bulog siap untuk membeli beras petani asalkan ada space gudang yang memadai,”jelasnya.