Pasific Pos.com
Headline

Jemaah Calon Haji Kloter 7 asal Papua Tertua Berusia 84 Tahun, Termuda 19 Tahun

Jemaah Calon Haji Kloter 7 gabungan Papua dan Sulsel menggunakan kursi roda diberangkatkan menuju Madinah. (Foto : Istimewa)

Makassar – Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Provinsi Papua, Rasmani Sumarta, menyampaikan bahwa Kloter 7 asal Papua berjumlah 196 orang terdiri dari Jemaah Kabupaten Merauke 122 orang, Kabupaten Kepulauan Yapen 38 orang, Kabupaten Mappi 16 orang, dan Kabupaten Boven Digoel 19 orang serta satu orang Petugas Haji Daerah (PHD).

‘’Selebihnya Jemaah berasal dari Kabupaten Pangkep 92 orang, Kota Makassar 100 orang. Pada kloter 7 jemaah asal Papua laki-laki berjumlah 79 orang, perempuan 117 orang, dan lansia sebanyak 46 orang. Jemaah paling tua berusia 84 tahun atas nama Hadijah Junis Gasim. Jemaah termuda asal Papua berusia 19 tahun atas Nama Nurdila Hamka Baharuddin,’’ jelasnya.

Jumlah petugas pada kloter 7 adalah 6 orang, terdiri dari 3 orang Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK), dengan 1 dokter atas nama dr. Vita Adhiana Suriani Koedoes, dan 2 perawat atas nama Fitriadan Hafsah, satu orang Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) atas nama Amirullah, dan satu orang Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) atas nama Muslimin.

Diketahui, Jemaah Calon Haji (JCH) Provinsi Papua yang tergabung pada Kloter 7 JCH asal Sulawesi Selatan diberangkatkan dari embarkasi Makassar, Asrama Haji Sudiang menuju Madinah, Arab Saudi melalui Bandar Udara Sultan Hasanuddin, di Maros pada pukul 16.45 WIT, Minggu (28/5/2023).

Sehari sebelumnya Kakanwil Klemens Taran meninjau prosesi penerimaan JCH Kloter 7, di Aula Arafah, Embarkasi Makassar, Sabtu (27/55/2023). Penerimaan JCH berfokus pada pemberian living cost oleh PPIH Embarkasi Makassar, dan pemeriksaan kesehatan oleh tim KKP.

“Menyenangkan sekali begitu menyapa jemaah, dari raut wajah mereka berseri, mereka senang, mungkin karena penantian yang cukup panjang, diberi kesempatan tahun ini untuk jalan. Ada juga di kursi roda yang sempat meneteskan air mata,’’ ujar Kakanwil.

“Ini membuktikan bahwa dalam kondisi seperti itu dia masih diberi kesempatan, pemerintah menjamin dengan sejumlah regulasi, kemudian ada pendampingan yang luar biasa, baik dari segi fasilitas juga dari segi memberi kesempatan, ini sangat luar biasa,” sambungnya.

Berbeda dengan tahun lalu, seremoni penerimaan JCH oleh embarkasi kali ini ditiadakan. Hal ini terkait dengan penyelenggaraan haji tahun ini yang mengusung semangat “Haji Berkeadilan dan Ramah Lansia”.

Kakanwil menyalami dan menyapa para jemaah, terlebih pada jemaah usia lanjut dan yang menggunakan kursi roda. Ia menanyakan kondisi kesehatan dan kesiapan para jemaah untuk berangkat.

Kakanwil juga mendatangi meja-meja pelayanan, melihat langsung bagaimana pelayanan berjalan bagi para tamu Allah tersebut.(Redaksi/Zulkifli)