Pasific Pos.com
Headline

Pelaku Penembakan Segera Ditangkap dan Proses Hukum

Steve Mara, Tokoh Muda Papua.

Jayapura – Setelah mengklaim bertanggung jawab atas pembakaran pesawat MAF PK-MAX, kelompok kriminal bersenjata (KKB) kembali melancarkan aksinya dengan menembak 2 Prajurit TNI di Kabupaten Intan Jaya tanggal 22 Januari 2021. Kedua Prajurit tersebut adalah Pratu Roy Vebrianto dan Pratu Dedi Hamdani.

Menurut kronologis yang disampaikan Kapen Kogabwilhan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa, Pratu Roy Vebrianto yang ditembak secara membabi buta sesaat dirinya usai melaksanakan ibadah sholat Subuh di Pos Titigi Yonif Raider 400/BR sedangkan Pratu Dedi Hamdani ditembak saat melakukan pengejaran terhadap pelaku di Kampung Titigi Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya.

Steve Mara, salah seorang tokoh muda Papua yang mendengar hal tersebut langsung merespon dan menyampaikan rasa turut berduka cita yang sangat mendalam atas meninggalnya kedua prajurit terbaik dari TNI.

“Saya turut berduka cita yang sangat mendalam atas meninggalnya Pratu Roy dan Pratu Dedi, saya percaya kedua prajurit yang ditembak ini merupakan Prajurit terbaik yang telah melaksanakan tugas pokoknya sebagai TNI yang bertugas langsung di daerah konflik, semoga keluarga yang ditingalkan diberikan penghiburan dari Allah” kata Steve.

“Saya berharap pelaku penembakan dan juga pelaku pembakaran pesawat MAF segera ditangkap diberikan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya, agar Intan Jaya segera pulih dari konflik yang selama ini terjadi,” lanjut Steve Mara.

Lebih lanjut dikatakan konflik Intan Jaya ini menurut catatan pribadinya telah lama terjadi selain TNI dan Polri yang gugur ada juga masyarakat sipil yang meninggal sehingga segera tangkap dan ungkap semua kejadian dan tindakan kekerasan yang terjadi di Intan Jaya dan beberapa daerah konflik lain di Papua.

Selain menyampaikan turut berduka cita, Steve Mara Lulusan Pascasarjana Universitas Pertahanan ini juga mengusulkan kepada Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Darat, Laut, dan Udara serta KAPOLRI untuk memperhatikan kesejahteraan Prajurit yang bertugas di Papua khususnya di daerah rawan konflik.
“Ya kalau bisa kesejahteraan Prajurit TNI dan POLRI diperhatikan lebih serius agar prajurit yang bertugas bisa lebih tenang dalam bertugas, kesejahteraan Prajurit inikan lebih ditekankan bukan untuk para prajurit tetapi untuk anak istri yang ditinggal tugas agar para prajurit tidak tertekan secara psikologis memikirkan biaya hidup anak istri. Selain itu, kalau bisa prajurit diganti per 3-6 bulan agar tidak jenuh ditempat tugas” kata steve.

Lanjutnya, Kami semua mau hidup damai, tidak ada satupun yang tidak mau hidup damai. Jadi mari kita selesaikan masalah yang ada, dan saling merangkul untuk menjaga Papua secara khusus dan Indonesia secara umum untuk tetap damai.