Pasific Pos.com
Headline

Waket I DPR Papua Sayangkan Aksi Pemukulan Terhadap Hamba Tuhan di Kenyam

Wakil Ketua I DPR Papua, DR. Yunus Wonda, SH, MH. (foto Tiara).

Jayapura –  Wakil Ketua I DPR Papua, DR. Yunus Wonda, SH MH mengaku sangat menyangkan insiden pengrusakan dan penganiayaan terhadap Badan Pengurus Harian (BPH) Kantor Klasis dan BPH Sinode Gereja Kemah Injil (Kingmi) di Tanah Papua, Distrik Kenyam, Ibu Kota Nduga, Papua Pegunungan, yang diduga dilakukan sejumlah oknum aparat keamanan, beberapa hari lalu.

“Kami sangat menyangkat peristiwa yang terjadi saat ini. Dimana hamba hamba Tuhan harus diperlakukan seperti jaman penjajahan. Ada yang di pukul bahkan juga di tendang. Saya pikir paradigma paradigma model dan gaya seperti ini harus dihilangkan,” kata Yunus Wonda ketika dihubungi Pasific Pos lewat via telepon, Rabu 20 September 2023.

Menurut Penasehat Fraksi Demokrat DPR Papua ini, pihak keamanan harus bisa menarik hati dan menarik rasa simpatik masyarakat Papua, apalagi di daerah daerah konflik.

“Supaya masyarakat Papua ini juga merasa dia adalah bagian dari negara ini. Jangan kita perlakukan masyarakat atau hamba hamba Tuhan atau pekerja Injil yang ada di daerah daerah seperti penjahat. Mereka itu tidak digaji, mereka bekerja karena panggilan hati, sehingga mereka mau melayani umat dengan ihklas. Supaya masyarakat Papua yang ada di pelosok pelosok, di pedesaan itu mereka bisa mendapatkan ajaran melalui firman Tuhan. Kami harap paradigma ini harus dihilangkan,” ujarnya.

Yunus Wonda berharap, Kapolda Papua dan Pangdam XVII/Cenderawasih juga harus bisa mengingatkan anggota mereka yang ada bertugas di daerah daerah pelosok terutama yang ada di daerah konflik seperti Nduga, Distrik Kenyam.

“Apalagi, Kenyam ini sudah tekenal sebagai daerah konflik. Kami tidak tahu kapan rakyat bisa hidup tenang dan nyaman. Tapi disini perlakuan aparat kita kita juga harus memiliki hati dan melakukan satu pendekatan disana. Kadang kita terlalu berlebihan menilai mereka, bahwa mereka mungkin bagian dari KKB, mereka mungkin kerjasama dengan KKB. Ya yang namanya Penginjil atau hamba hamba Tuhan itu mereka bekerja lurus. Mereka tidak lihat apakah kamu itu TPM OPM atau KKB ka, mereka tidak lihat dari sisi itu, tapi yang mereka lihat adalah umat umat yang diselamatkan,” tandas Yunus Wonda.

“Dalam penginjilan para hamba hamba Tuhan itu kepada jemaat, mereka tidak melihat, oh iya kalian dari kelompok ini jadi harus seperti ini. Tidak ada, mereka tidak mengenal itu, mereka hanya mengenal umat Tuhan diselamatkan,” sambungnya.

Untuk itu, legislator Papua ini meminta Kapolda dan Pangdam agar dapat mengingatkan anggotanya yang ada di daerah daerah khususnya di daerah konflik untuk dapat melihat itu secara jeli dan bijak, sehingga tidak terjadi seperti yang ada saat ini.

“Kita harus melihat dan harus tahu bahwa Gereja itu sudah ada sebelum negara ini ada. Jadi kalau ada sampai perkataan “Gereja Setan”, itu sangat tidak baik dan ini satu penghinaan. Gereja itu ada baru negara ini ada, kalau Gereja tidak tidak ada di Papua, maka negara ini tidak akan pernah ada di Papua. Itu yang harus kita ingat,” tegasnya.

Menurut Yunus Wonda, gereja gereja di Papua punya peran besar. Gereja ini ada baru pemerintah ada dan negara Indonesia ini juga ada dalam Tanah Papua. Itu semua karena peran Gereja

“Jadi, Gereja tidak bisa disentimentalkan dan dianggap separatis atau apa pun. Alapagi di sebut Gereja Setan, itu tidak boleh. Justru perlakuan perlakuan kita itu yang sering kali berlebihan dan tidak berkeprimanusiaan, perlakuan perlakuan kita yang mungkin dalam hati kita tidak ada roh yang baik. Jadi sekali lagi, terlepas dari dia punya latar belakang pejabat tapi dia jemaat Tuhan, itu dibawa tanggungjawab hamba hamba Tuhan yang melayani mereka disana,”tekannya.

Oleh karena itu tandas Yunus Wonda, kami minta kepada semua aparat keamanan baik TNI/Polri yang ada di seluruh Tanah Papua ini, harus melihat karena itu adalah Gereja jadi harus menghormati Gereja.

“Kalau dalam Gereja itu ada hal hal yang mencurigakan, harus di komunikasikan dengan baik. Selama kita bisa berkomunikasi dengan baik, ya pasti semua bisa berjalan dengan baik dan masyarakat juga bisa membuka diri mereka. Ini yang harus kita jaga bersama dan mari kita terus saling menjaga supaya Papua ini tetap aman tanpa ada konflik,”ajaknya.

Terkait dengan berbagai peristiwa dan pembunuhan yang terjadi saat ini, kata Yunus Wonda, itu ranahnya TNI/Polri. Kita juga sampaikan kepada semua pihak harus bisa menahan diri. Baik itu dari TNI/Polri maupun dari TPM OPM yang bersikeras melakukan tindakan tindakan yang tidak terpuji yang hari ini telah mengorbankan masyarakat sipil, masyarakat sipil yang tidak tahu menahu tapi mereka yang jadi korban.

Nah ini juga yang harus menjadi perhatian semua pihak. Semua yang dilakukan rakyat lah yang jadi korban, dan harus kita mulai belajar untuk menghentikan ini semua,” imbuhnya. (Tiara).