Pasific Pos.com
Headline

Gereja Butuh Tindakan Nyata Dari Kapolda dan Kapolres Terhadap Anggotanya

Tokoh Masyarakat Otomi Gwijangge

 

Jayapura : Tokoh masyarakat Nduga, Otomi Geijangge, S. Th menegaskan,
terkait dengan insiden pengurusakan dan penganiayaan terhadap Badan Pengurus Harian (BPH) Kantor Klasis dan Badan Pengurus Harian (BPH) Sinode Gereja
Kemah Injil (Kingmi) di Tanah Papua, Distrik Kenyam, Ibu Kota Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, pada 17 September 2023 lalu, yang dilakukan oleh satuan Tim gabungan aparat kepolisian dan Satuan Tugas Damai Kartenz 2023, dibawa perintah Kabag OPS Polres Nduga, tidak ada kaitannya dengan politik apa pun seperti yang disampaikan oleh Kapolda Papua Irjen Pol. Mathius Fakhiri dalam stagmennya di salah satu media online.

“Ini tidak ada kait mengait dengan politik apapun, seperti stagmen Pak Kapolda yang diberitakan di media fajarpapua. com pada hari ini, Rabu 20 September 2023,” kata Otomi Gwijangge.

Menurutnya, apa yang dilakukan oleh oknum aparat kepolisian itu adalah merupakan satu tindakan yang berlebihan.

“Bayangkan jika tindakan seperti itu terjadi pada Kapolda dan Kapolres, apa yang bapak bapak harus lakukan. Yang jelas, anda akan menghitung, satu persatu, mulai dari harga diri anda, intitusi dan lain lainnya,” ujar Otomi Gwijangge. .

Dikatakan, dimata Tuhan kita sama. Namun tindakan itu terkesan merendahkan umat gereja yang sudah melakukan pengrusakan kantor pusat pelayanan Gerejani.

“Juga melakukan penganiayaan terhadap Pemimpin Gereja, bahkan menista agama dengan mengatakan “Gereja Setan”. Inikan, menunjukan ujaran kebencian yang cukup lama terpedam, sehingga pelampiasan terjadi di tanggal 17 September 2023 itu,” tandasnya.

Sementara lanjut Otomi, itu terjadi lantaran ada penangkapan simpatisan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dan belum tentu dibuktikan di pengadilan.

Oleh karena itu kata Otomi Gwijangge, sebagai pimpinan tinggi Polri dalam hal ini Polda dan Polres mustinya dapat dibedah tindakan tak terpuji ini,

Sebab saat ini, tandas Otomi Gwijangge, umat Gereja membutuhkan tindakan yang nyata, terhadap pelaku atau oknum oknum yang tidak profesional itu.

“Ini bukanya kita membangun dengan pendekatan kemanusiaan, kekerabatan, dan kekeluargaan. Tapi justru menanam bibit kebencian, pelecehan keonaran dan ujaran kebencian terhadap warga Gereja. Kalau seperti ini terus, lalu kapan kita
bisa membangun kedamaian di atas tanah kita sendiri,” ketusnya.

Untuk itu, sebagai anak asli daerah dan juga sebagai tokoh masyarakat Kabupaten Nduga, Otomi Gwijangge berharap Kapolda Papua juga dapat mengetahui perbuatan anggotannya yang di tugaskan di Nduga.

“Supaya Pak Kapolda itu juga bisa mengetahui langsung perbuatan para anggotanya. Jadi lebih baik Pak Kapolda sekali kali ke Nduga, supaya bisa melihat langsung kondisi riil di lapangan,” pungkasnya. (Tiara).