BANDA ACEH – Dua atlet kembar, Ravianto Ramadhan dan Raviandi Ramadhan dari kontingen Provinsi Papua sukses menyabet medali emas dan perunggu pada cabang olahraga panjat tebing di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatra Utara.
Keduanya berhasil mensuplai medali emas dan perunggu bagi Papua saat tampil di partai final nomor combined (boulder and lead) perorangan putra PON XXI Aceh-Sumut yang berlangsung di Arena Panjat Tebing Kompleks Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya, Aceh, Sabtu (7/9/2024).
Ravianto menyabet medali emas dengan mengumpulkan poin tertinggi dengan total 153,8 poin dari hasil boulder (99,8 poin) dan lead (54 poin).
Tempat kedua atau medali perak diraih Putra Tri Ramadhani dengan total 144,8 poin dengan hasil boulder (99,8 poin) dan lead (45 poin).
Sedangkan saudara kembarnya, Raviandi mendapatkan medali perunggu dengan total poin 138,2 poin dari hasil boulder (84,2 poin) dan lead (54 poin).
Ravianto mengatakan hasil yang ia capai itu tak terlepas dari kerja kerasnya bersama saudara kembarnya, Raviandi yang telah berlatih selama satu setengah bulan di Prancis sebelum perhelatan PON XXI. Hajatan di Aceh – Sumut memang menjadi salah satu target prestasi mereka tahun ini.
“Saya pribadi memang berlatih di Prancis sebelum PON dan menjalani latihan mandiri bersama kembaran saya, selama satu setengah bulan kita mengikuti kompetisi internasional juga, jadi memang goals kita di tahun ini yakni PON XXI di Aceh sama masuk 20 besar peringkat dunia di kategori lead,” kata Ravianto usai berlomba.
Sebelum tampil pada PON XXI, Ravianto memang menargetkan bisa meraih dua medali emas untuk memperbaiki prestasinya pada PON XX tahun 2021 lalu yang hanya mendapatkan satu medali emas.
“Perasaannya yang pasti sangat senang karena kita sudah persiapkan diri dari setelah PON XX kemarin di Papua dan memang target kita agak jauh lebih besar, kemarin di Papua saya dapat medali emas juga, tapi target saya di tahun ini bisa lebih dari satu medali emas,” ujarnya.
Medali emas yang diraihnya itu ia persembahkan buat orang tua dan keluarga besarnya, juga pelatihnya yang tak lain adalah om dan tantenya sendiri.
“Medali ini saya persembahkan buat ayah dan ibu saya, sama keluarga saya yang selalu mendukung saya. Dan yang pasti buat pelatih saya yang juga adalah om dan tante saya sendiri, yang hari ini belum bisa datang mungkin di kategori lomba bouldering baru mereka bisa hadir dan menjadi kekuatan bagi kami untuk menambah medali di nomor berikutnya,” katanya.
Terpisah, Raviandi yang mendapatkan medali perunggu mengaku bahagia meski kalah dari saudara kembarnya sendiri. Namun ia senang karena bisa berlomba bersama kembarannya di tembok perlombaan.
“Yang jelas bangga bisa memanjat berdua, waktu di PON XX kemarin kita belum bisa barengan, sekarang bisa sama-sama juga mempersembahkan medali emas dan perunggu, tapi masih ada kategori boulder dan lead semoga kita bisa meraih hasil terbaik,” kata Raviandi.
Duo kembar Ravianto dan Raviandi masih menyisakan tiga nomor lomba lagi, yakni boulder perorangan, lead perorangan dan lead beregu.
Cabang olahraga panjat tebing pada PON XXI Aceh-Sumut mempertandingkan 16 nomor, di antaranya yang sudah berjalan, yakni combined putra dan putri, serta speed relay putra dan putri.
Pertandingan cabang olahraga panjat tebing diikuti sebanyak 26 provinsi yang mengirimkan total 188 atlet, terdiri atas 103 atlet putra dan 85 atlet putri.
Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid menyebutkan bahwa jumlah atlet yang berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatra Utara meningkat.
“Untuk panjat tebing atlet yang bertanding datang dari 26 provinsi dan ada sekitar 188 atlet putra dan putri,” katanya, ditemui di Arena Panjat Tebing, Kompleks Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Aceh, Sabtu.
Menurut dia, jumlah atlet yang berlangsung di PON Aceh-Sumut ada peningkatan sekitar 30 persen dibandingkan saat PON Papua. “Ini jelas peningkatan dari PON Papua, ada 30 persen jumlah atlet yang bertanding dari PON Papua,” kata putri Presiden Ke-4 RI Abdurrahman Wahid itu.