Pasific Pos.com
Info Papua

Sudah Sebulan Listrik di Paniai Padam

PLN Lakukan Pengecekan Rutin di RS Rujukan Covid-19 di Papua
Tim PLN saat memeriksa gardu listrik. (Foto : PLN)

Jayapura – Aliran listrik di wilayah Kabupaten Paniai, Papua, sudah sebulan lebih tak kunjung menyala. Kondisi ini mengakibatkan aktivitas masyarakat di daerah itu sangat terganggu.

Manager PLN UP3 Nabire, Robert Rumsaur mengatakan, kondisi kelistrikan di Kabupaten Paniai mengalami pemadaman karena rusaknya tiga dari empat mesin pembangkit di daerah itu.

“Dari tiga mesin yang rusak, dua diantaranya ini milik Pemda setempat. Kerusakan sudah terjadi beberapa kali di sisi jaringan tegangan rendah, namun gangguan terakhir berdampak sampai ke mesin,” ucap Robert saat dikonfirmasi dari Jayapura, Rabu (3/2/2021).

Dia menambahkan, satu mesin yang beroperasi digunakan untuk melayani listrik di Paniai secara bergilir lantaran kapasitas mesin tak sanggup mencukupi kebutuhan pelanggan.

“JTR sudah kami perbaiki walaupun itu milik Pemda, sekarang tinggal perbaikan mesinnya saja. Kami sudah dapat alatnya ada di Surabaya dan sementara koordinasi untuk pengirimannya,” kata Robert.

Robert menyebut, estimasi proses perbaikan hingga warga bisa kembali terlayani listrik, masih akan dirapatkan dengan pihak terkait.

“Kami belum bisa menentukan proses perbaikan, mulai dari pengiriman, pemasangan, pengerjaan di Paniai itu masih akan dibicarakan. Kami juga akan menemui Pemda untuk membicarakan hal tersebut,” ucap Robert.

Salah seorang warga Paniai, Maria Pigai mengaku padamnya aliran listrik di wilayah Paniai sudah terjadi sejak awal Januari 2021 sampai sekarang.

“Listrik padam ini satu hari penuh. Waktu itu pernah menyala tapi hanya beberapa jam saja lalu padam lagi. Kalau dihitung selama sebulan hanya 2 sampai 3 kali saja listrik menyala setengah hari, tetapi selebihnya mati total,” ujar Maria.

Kondisi listrik yang tidak menyala sangat berdampak bagi warga setempat. Menurut Maria, alat elektronik rusak akibat tidak stabilnya aliran listrik di mesin genset. Selain itu, aktivitas belajar bagi anak-anak sekolah, perkantoran dan lainnya juga terganggu.

“Bagi warga yang punya genset dan punya uang masih bisa nikmati listrik karena harga solar Rp60 ribu per 5 liter. Sementara yang tidak punya, hanya bisa pasrah dengan keadaan ini,” ucap Maria.

Dia mengaku hingga saat ini belum menerima informasi dari PLN maupun Pmeda terkait padamnya listrik selama sebulan di daerahnya.

Maria berharap permasalahan listrik bisa segera teratasi lantaran dia dan warga lainnya sangat membutuhkan listrik. (zul)