Jayapura – OJK juga aktif mendorong akses pendanaan bagi pelaku usaha dengan menggelar sesi “Sosialisasi Alternatif Pendanaan Perusahaan melalui Pasar Modal” pada Senin, 26 Mei 2025.
Acara yang dihadiri oleh ratusan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) setempat ini menghadirkan Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Pasar Modal OJK, Eddy Manindo Harahap.
Pada kesempatan tersebut, Eddy menjelaskan secara lugas langkah-langkah konkret yang dapat ditempuh pelaku usaha untuk mengakses pendanaan melalui pasar modal.
“Kegiatan ini adalah upaya strategis untuk memperkuat struktur permodalan dan meningkatkan kapasitas usaha UKM secara berkelanjutan, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal yang lebih inklusif,” kata Eddy dalam keterangan tertulis, Rabu (28/5/2025).
Melengkapi rangkaian SEPMT, untuk memperluas jangkauan akses pendalaman pasar modal, diselenggarakan pula talkshow interaktif bertema “Melek Keuangan: Strategi Investasi Cerdas dan Menghindari Investasi Ilegal” yang disiarkan langsung oleh TVRI Papua.
Talkshow ini menghadirkan narasumber dari OJK dan BEI Kantor Perwakilan Papua yang membahas secara mendalam pentingnya berinvestasi, serta kiat menjadi investor cerdas yang tidak mudah terjebak investasi ilegal.
Hadirnya SEPMT 2025 di Papua menegaskan tekad OJK untuk memastikan bahwa setiap lapisan masyarakat di Indonesia memiliki kesempatan yang setara dalam mengakses dan memanfaatkan produk pasar modal.
OJK menargetkan peningkatan signifikan jumlah investor ritel serta tumbuhnya minat calon emiten dari wilayah timur Indonesia, sebagai bagian dari strategi nasional dalam memperkuat perekonomian melalui pasar modal.
Sosialisasi dihadiri lebih dari 100 peserta yang berasal dari perusahaan swasta dan pelaku UMKM yang berdomisili di Jayapura.
Para peserta juga mewakili instansi daerah seperti UMKM Binaan Dinas Koperasi dan UKM Provinsii Papua, UKM Binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua, KADIN, APINDO, dan Dekranasda Provinsi Papua.
Kepala OJK Papua, Fatwa Aulia, menyampaikan bahwa potensi pendanaan di daerah masih belum tergarap optimal, terutama melalui instrumen pasar modal.
Dia menegaskan pentingnya peran OJK dalam mendorong literasi dan inklusi keuangan yang lebih luas di Papua.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, turut memberikan paparan tentang Initial Public Offering (IPO) dan peran IDX Incubator dalam mendampingi perusahaan menuju pasar modal.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI), Nandana Pawitra, menjelaskan mekanisme dan pendampingan bagi perusahaan yang ingin menjadi penerbit melalui Securities Crowdfunding (SCF).
Kegiatan ini disambut dengan antusiasme tinggi dari para peserta, yang aktif berdiskusi dan menyampaikan pertanyaan terkait kesiapan serta langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pembiayaan usaha.
Banyak di antara peserta menyampaikan harapannya agar kegiatan semacam ini dapat diselenggarakan secara rutin oleh BEI, sebagai bentuk pendampingan berkelanjutan bagi pelaku usaha lokal.
Dengan kegiatan ini, OJK dan BEI berharap semakin banyak perusahaan dan pelaku usaha di Papua,
khususnya dari Kota dan Kabupaten Jayapura, yang memanfaatkan pasar modal sebagai alternatif strategis dalam pengembangan usaha. Hal ini sejalan dengan tema TPAKD 2025: “Akselerasi Pemanfaatan Produk dan Layanan Pasar Modal”.