Jayapura – Anggota Komisi IV DPR Papua, Herman Yogobi mengaku sangat khawatir terhadap pembangunan sarana penunjang pada sejumlah venue PON Papua di Kabupaten dan Kota Jayapura.
Pasalnya, kata legislator Papua ini, pembangunan sarana penunjang venue PON itu, rata-rata belum mencapai 60 – 70 persen. Sementara waktu pelaksanaan PON Papua itu sendiri tinggal 75 hari ke depan.
Bahkan ungkap Politisi PDIP itu, ada pembangunan sarana penunjang venue PON, itu baru dikerjakan, lantaran tendernya baru selesai awal Juli 2021.
“Kami sudah kunjungi venue Menembak di Auri, Sentani, disitu kami lihat belum apa-apa sama sekali. Kami punya harapan, pembangunan sarana penunjang atau penataan kawasan itu, harus dipercepat,” tandas Herman Yogobi, kepada Wartawan baru-baru ini.
Kata Herman Yogobi, yang dikhawatirkan nanti, tentu bisa mengecewakan harapan masyarakat Papua, terutama gubernur yang punya harapan besar dan telah memperjuangkan Provinsi Papua untuk bisa menjadi tuan rumah PON.
“Ini saya lihat, kita sendiri bisa menggagalkan, karena venue – venue yang diharapkan bisa selesai cepat khususnya pembangunan sarana penunjangnya, yang dikerjakan Dinas PUPR belum mencapai 60 – 70 persen. Ini yang kami khawatirkan,” tekannya.
Oleh karena itu kata, Herman Yogobi, pihaknya meminta agar pembangunan sarana penunjang pada sejumlah venue PON itu, bisa dipercepat dalam waktu 2 bulan ke depan. Tidak bisa dihitung 3 bulan lagi, karena sisa waktu tinggal 76 hari.
“Saya lihat hampir sama beberapa venue yang kami kunjungi dalam tiga hari ini, terutama sarana penunjang venue PON yang dibangun Dinas PUPR belum selesai,” bebernya.
Sekadar diketahui, jika Komisi IV DPR Papua melakukan kunjungan kerja dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan pembangunan infrastruktur khusunya sarana penunjang pada sejumlah venue PON di Sentani dan Kota Jayapura, 14 – 16 Juli 2021.
Dimana, Kunker itu dipimpin langsung Ketua Komisi IV DPR Papua, Herlin Beatrix Monim, SE didampingi Anggota Komisi IV DPR Papua, Herman Yogobi, Arnold Walilo, Alfred F Anouw, Timotius Wakur, Apeniel Sani dan Yotam Bilasi. (Tiara)
