Pasific Pos.com
Pendidikan & Kesehatan

Januari 2021, Sekolah Dibolehkan Tatap Muka

Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua, Christian Sohilait, ST, M.Si
Ini 4 hal penting yang disampaikan Kepala DPPAD Papua

 

Sesuai arahan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri, sekolah yang ada di Kabupaten/Kota di Provinsi Papua bakal kembali belajar tatap muka di sekolah pada Januari 2021.

Terkait hal itu, Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua, Christian Sohilait, ST, M.Si, mengatakan, sebelum menerapkan proses belajar tatap muka di sekolah, ada empat (4) hal yang paling penting untuk memulai kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah pada Januari 2021. Salah satunya, Kabupaten/Kota menjadi penanggung jawab utama untuk menentukan sekolah-sekolah di setiap Kabupaten/Kota sudah siap jalan atau belum.

Lanjut Kadis Pendidikan Christian Sohilait, memenuhi segala kebutuhan yang berkaitan dengan penerapan protokol kesehatan Covid-19.

“Sesuai dengan edaran Menteri Pendidikan bersama tiga Menteri yang lain, bahwa bulan Januari 2021 nanti proses belajar mengajar di sekolah sudah mulai dengan tatap muka. Paling tidak dalam edaran tersebut, ada empat hal yang paling penting. Pertama, Kabupaten/Kota dia menjadi penanggung jawab utama untuk menentukan daerahnya sudah siap, apakah sekolah-sekolah sudah jalan atau belum, karena itu kewenangan sekolah ada disana,” kata Christian Sohilait kepada wartawan di Kota Sentani, Senin (21/12) sore.

Christian menambahkan, belajar tatap muka di sekolah bergantung pada kondisi masing-masing dan status pandemi di daerahnya.

“Yang kedua itu adalah guru-guru, karena guru-guru akan mempersiapkan diri secara baik tentang kurikulum, apakah kita harus kasi perkecil kurikulum, bagaimana dia punya mekanisme yang masuk di kelas, apakah shift-shiftan, hanya 6 atau 10 orang saja seperti sekolah luar biasa yang dalam proses belajar itu tidak boleh lebih dari 5 orang,” ujar Christian.

“Kemudian yang ketiga itu adalah dukungan lingkungan, karena ini sangat penting. Misalnya, kalau di sekolah itu belum ada tempat cuci tangan, maka teman-teman di Dinas PU harus bantu sekolah tersebut, jangan biarkan sekolah sendiri. Kalau mereka perlu hand sanitizer atau perlu cairan disinfektan untuk semprot sekolah sebelum dimulainya belajar tatap muka, maka Dinas Kesehatan juga harus intervensi di bagian tersebut,”

“Misalnya, ada emak-emak atau tukang ojek yang suka antar anak sekolah (peserta didik) lalu berboncengan dua sampai empat orang, begitu juga dengan armada bus dan speed boat penuh, maka Dinas Perhubungan intervensi dengan menerjunkan personil nya,” sambungnya.

Jika ada sekolah yang dekat dengan tempat keramaian seperti pusat perbelanjaan atau pasar, maka Satpol PP bantu di daerah sekitar sekolah itu. “Jadi jangan biarkan mereka sendiri, dan itu hal yang ketiga,” paparnya.

Hal yang keempat, menurut Kadis Christian Sohilait, yang paling penting adalah peran dari orang tua. Mulai hari ini, orang tua sudah harus mempersiapkan anaknya dengan baik.

“Kalau anaknya masih trauma, karena ketakutan berkumpul dengan orang lain atau bawa bekal dan alat makan sendiri akibat anak itu takut, maka itu harus diberikan penjelasan kepada anak-anak dengan baik. Biasakan jaga anak-anak punya masker atau sesekali masker anak harus diganti, jadi orang tua harus memberikan kepastian kepada anak-anak agar saat mereka masuk mengikuti proses belajar di sekolah tidak trauma lagi,” imbuhnya.

Intinya, empat (4) hal penting ini pihaknya siapkan. “Saya awal Januari tahun 2021 akan kumpul lagi dengan Kepala Dinas Pendidikan yang ada di Kabupaten/Kota seluruh Provinsi Papua, dan seluruh sekolah menyiapkan secara riil apa yang harus disiapkan. Kami sudah bagi check list, tinggal mereka yang siapkan bagian mana yang sudah atau belum. Sekali lagi, saya ingin sampaikan dengan tegas, bahwa keselamatan anak-anak dan guru nomor satu,” beber Christian Sohilait.

“Kalau ada guru-guru dan orang tua yang tidak mengijinkan anaknya untuk pergi ke sekolah, jangan kita paksa. Tidak ada masalah dan silahkan jalan. Tapi kalau sudah siap, ya silahkan datang ke sekolah. Karena sementara ini kan proses belajar dengan sistem daring dan luring ini tetap jalan,” tambahnya.

“Jadi intinya, kita membuka sekolah sesuai standar protokol kesehatan Covid-19. Jika memenuhi syarat dan lengkap sebagaimana arahan empat Menteri maka dapat berjalan di awal Januari 2021,” tukas Christian Sohilait.

Artikel Terkait

106 Kepala Sekolah SMA, SMK dan SLB di Papua Resmi Dilantik

Bams

Kunjungi SMKN 4 Jayapura, Komisi V DPR Papua Temukan Sejumlah Masalah

Bams

Pemprov Papua Diminta Sosialisasi Program Beasiswa 2022

Bams

Kajati Selidiki Dugaan Penyelewengan Dana Otsus Pada Dinas Pendidikan Papua

Bams

10 Kabupaten di Papua Dapat Bantuan Buku Pelajaran Agama Kristen

Bams

Penerapan Kurikulum Darurat, Target Diharap Tercapai

Arafura News

Sekolah Dilarang Tatap Muka, Kurikulum Darurat Jadi Solusi

Arafura News

Pembelajaran Tatap Muka Boleh Dilakukan, Tapi Penuhi Dulu Syaratnya

Bams

Perkenalan Sekolah di Papua secara Online

Bams