Pj Bupati Jayapura, Triwarno Purnomo, S.STP., M.Si., saat memberikan sambutan pada acara Festival Colo Sagu (FCS) .
Sentani – Penjabat (Pj) Bupati Jayapura Triwarno Purnomo, S.STP., M.Si., menghadiri Festival Colo Sagu (FCS) yang digelar Polres Jayapura dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke – 77 di Jalan Bandara Sentani, Kota Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Senin (26/6/2023).
Usai pembukaan FCS, Triwarno Purnomo mengucapkan terima kasih kepada Kapolres Jayapura AKBP Fredrickus W. A. Maclarimboen selaku inisiator Colo Sagu dan juga kepada ketua panitia penyelenggara FCS Michael Yarisetouw yang telah menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan dan pelestarian dusun sagu.
Dikatakan juga setelah mendengar penyampaian Kapolres Jayapura dan ketua panitia FCS, dirinya merasa punya tanggungjawab untuk ikut melestarikan dusun sagu.
“Karena banyak kegiatan pemberdayaan yang sudah kita buat tapi tidak ada kegiatan pemberdayaan dalam rangka pelestarian dusun sagu. Oleh karena itu bertepatan ada ibu Sekda dan kepala OPD yang hadir, ini menjadi Pekerjaan Rumah (PR) kita bahwa kita harus memberdayakan masyarakat dalam rangka pelestarian dusun sagu,” pintanya.
“Itu adalah bagian dari penghormatan kita, juga penghargaan kita kepada leluhur yang mewarisi tradisi ini terutama dalam hal pangan lokal,” kata Triwarno menambahkan.
Selain itu, Bupati Triwarno mengajak kepada seluruh masyarakat untuk membangun pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan serta kerjasama dari seluruh lapisan masyarakat untuk mensinergikan potensi-potensi yang dimiliki salah satunya pontensi sagu.
“Sehingga dengan mensinergikan itu, kita bisa melestarikan dusun sagu kita. Sebab kita semua sudah tahu manfaat dari sagu sangat banyak. Namun intinya disini, melestarikan ketahanan pangan itu juga merupakan bagian dari kita untuk memperkuat ketahanan budaya kita,” ujarnya.
“Jadi ketahanan pangan ini secara tidak sadar, kita telah memperkuat ketahanan budaya kita dan warisan menurut kita yaitu makan sagu,” sambungnya.
Menurutnya, di era perubahan zaman yang kita lihat saat ini semua bahan makan diperoleh secara mudah dan juga secara instan melalui aplikasi online.
Akan tetapi lanjut Triwarno, belum ada jualan makanan secara online dari bahan sagu dan itu menjadi tantangan buat kita agar semua pangan dengan berbahan sagu, bisa dijual secara online.
“Dengan begitu, masyarakat telah memasyarakatkan makan sagu dan saya pikir hal itu sudah harus mulai berjalan. Saya juga ingin agar sagu ini jangan hanya menjadi konsumsi kelompok kecil, tetapi harus menjadi konsumsi kelompok besar sehingga pemasarannya juga mengikuti tren dan dia bisa berkembang. Supaya ketahanan pangan atau ketahanan budaya pada akhirnya dapat terwujud,” imbaunya.
“Oleh karena itu, melalui acara festival colo sagu ini sekali lagi saya mengajak kita semua untuk mari kita budayakan makan sagu sebagai makanan pokok kita, yang mempunyai nilai gizi tinggi serta sudah menghasilkan anak-anak Papua yang hebat,” pungkasnya.
