MERAUKE,- Salah satu yang menarik perhatian dari penyelenggaraan Festival Amba Mbembe di Merauke adalah lomba tari kreasi bertajuk cerita rakyat. Lomba tersebut berlangsung pada hari kedua festival yang diikuti sejumlah sekolah di Kabupaten Merauke.
Ketua Sanggar Chapung Art, Selsius Djunianto Naraha kepada wartawan, Jumat (16/5) menyampaikan, lomba diikuti enam peserta dan bertujuan agar mereka lebih berani dan trampil.
Sebelum festival pihaknya melakukan observasi dan riset terkait dengan tema yang diangkat yaitu cerita rakyat. Jadi semua dirangkum menjadi sebuah karya seni, baik berupa pertunjukan, sastra maupun seni rupa. Pihaknya mengemas dalam beberapa lomba dimana salah satunya adalah tari kreasi.
Ia menjelaskan, festival berlangsung selama tiga hari dengan lokasi di Monumen Kapsul Waktu. “Khusus untuk festival kita berikan 10 cerita rakyat dan peserta menuangkan dalam bentuk koreografi. Ternyata dengan waktu yang tergolong singkat mereka dapat melakukannya dengan pendampingan guru masing-masing,”terangnya.
Lebih lanjut diungkapkan, cerita rakyat Papua sarat dengan pesan moral sehingga pihaknya tergerak untuk mengangkatnya sebagai wadah edukasi kepada para peserta yang notabene anak sekolah. Ia salut dengan antusias sekolah karena tidak datang dari sekolah di wilayah kota saja tetapi juga dari pinggiran.
Pihaknya akan berupaya mempatenkan festival ini dengan harapan dapat berlanjut di tahun-tahun berikutnya. Tentunya dengan kemasan yang lebih fresh dan berbeda. “Kita mencoba melakukan semaksimal mungkin untuk melestarikan budaya asli Papua dengan mengangkat kearifan lokal. Paling tidak kita menjaga budaya kita, tidak merusak dan tahu batasan. Intinya adik-adik ini bisa mengetahui cerita dari daerahnya,”pungkas pria yang akrab disapa Chapung ini.(Iis)
