Pasific Pos.com
Papua Selatan

Thiasoni: Kompetisi Sains Sarana Menguji Kemampuan Siswa

Kompetisi Sains merauke
Para siswa SD saat mengikuti lomba (foto:iis)

MERAUKE,ARAFURA,-Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke, Thiasoni Betaubun mengemukakan bahwa khusus untuk kompetisi sains nasional benar-benar fokus pada kemampuan sekolah untuk menguji kemampuan para siswanya, tidak hanya di tingkat kabupaten tetapi juga hingga ke provinsi bahkan kancah nasional. Sebab dalam perkembangan dunia pendidikan inilah yang menjadi barometer dari pendidikan, sudah sejauh mana konteks pendidikan itu sendiri.

“Tahun lalu bahkan hingga ke tingkat pusat Merauke berhasil masuk ke peringkat tujuh. Khusus tahun ini dari 28 sekolah yang mengikuti lomba ada 96 orang,”ujarnya kepada wartawan di Hotel Halogen Jumat lalu. Lebih lanjut ia mengungkapkan, ketika peserta dari Merauke bersaing dengan daerah lain di seluruh Indonesia dan mampu masuk ke peringkat tujuh, khususnya dalam mata pelajaran matematika dan IPA, tentu menjadi sebuah kebanggaan.

Meskipun banyak yang menganggap sekolah di daerah ini masih kurang bagus atau ada penilaian tentang pendidikan yang tidak berjalan dengan normal akibat kekurangan guru, namun semua itu tidak menjadi kendala bagi siswa Merauke untuk mampu bersaing. “Jadi di mata publik anak-anak kita masih mampu bersaing dengan daerah lain di seluruh Indonesia.

Memang saya mengakui baru 28 sekolah yang mengikuti kompetisi tersebut dan yang akan mewakili Kabupaten Merauke sebanyak empat orang yang terdiri dari dua siswa untuk mata pelajaran matematika dan dua lagi dari IPA,”ujar Thiasoni.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, pencapaian hingga masuk pada peringkat ketujuh nasional tahun lalu menurutnya sudah cukup membanggakan karena anak-anak Merauke mampu masuk sepuluh besar. Oleh sebab itu ia berharap agar tahun ini prestasi yang dihasilkan bisa lebih baik lagi dan seleksi yang dilakukan benar-benar optimal sehingga menunjukkan kemampuan yang ada pada diri siswa.

Tidak dibenarkan ada rekayasa sehingga hasilnya murni yang terbaik. Untuk itu para guru, kepala sekolah dari 28 sekolah yang ada beserta pengawas dan tim dari Dinas Pendidikan betul-betul harus jeli melihat siswa yang terbaik.