Pasific Pos.com
Kabupaten Jayapura

Tak Diikutkan Dalam Penas XVI di Padang, Tenaga Penyuluh Pertanian Kecewa

Salah satu Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari Dinas TPH Kabupaten Jayapura, Matheus Oiwari, S.ST., ketika memberikan keterangan pers di Kota Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin (19/6/2023).

Sentani – Para petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kabupaten Jayapura yang tidak diikutsertakan dalam ajang Pekan Nasional (Penas) Petani Nelayan ke-XVI di Lapangan Lanud Sutan Sjahrir, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, pada 10-15 Juni 2023 lalu mengaku kecewa.

Kekecewaan itu disampaikan salah satu Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari Dinas TPH Kabupaten Jayapura, Matheus Oiwari, S.ST, ketika memberikan keterangan kepada sejumlah wartawan di Kota Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin (19/6/2023).

Menurut Matheus, seharusnya dalam pelaksanaan Penas Petani Nelayan ke-XVI yang sudah berlangsung selama lima (5) di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat itu, mereka sebagai penyuluh pertanian ikut dilibatkan. Tetapi kenyataannya kegiatan itu, lebih banyak melibatkan orang dari Dinas TPH Kabupaten Jayapura dinas yang tidak ada keterkaitannya dengan petani dan nelayan.

“Ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh pimpinan dalam hal ini pak Pj Bupati, ibu Sekda dan Asisten II. Bahwa, Pekan Nasional atau Penas Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) itu merupakan ajang pertemuan para petani dan nelayan selaku pelaku utama dan juga pelaku usaha dalam pembangunan pertanian. Sedangkan kenyataan yang terjadi di Kabupaten Jayapura, peserta Penas ini lebih banyak orang dinas khususnya di Dinas TPH. Nah, yang menjadi pertanyaan apakah ini kegiatan dinas atau petani,” tanya Matheus Oiwari.

Kemudian lanjutnya mengatakan, jika berbicara petani itu ada penyuluh dan penyuluh yang mendampingi petani. Namun mengapa dalam ajang Penas XVI kali ini hanya mengikutsertakan satu orang penyuluh pertanian saja, sementara orang dinas (TPH) atau pegawai lain yang kebanyakan di dalam kantor lebih banyak yang diikutkan dalam kegiatan tersebut.

“Alangkah baiknya itu petani maupun penyuluh pertanian yang harus lebih banyak ikut, supaya petani dan penyuluh dapat mempelajari teknologi baru dan saling menukar informasi tentang pertanian secara luas, baik itu perkebunan, peternakan, juga pertanian seperti tanaman pangan hortikultura dan perikanan seperti laut maupun darat (kolam atau budidaya ikan air tawar),” katanya.

Sehingga, kata Matheus, untuk memajukan pertanian secara luas di Kabupaten Jayapura, itu di harapkan apa yang dipelajari disana antara petani Kabupaten Jayapura dengan petani dari luar Papua itu dapat saling berbagi ilmu atau bertukar informasi. Dengan demikian, kemajuan pertanian di daerah ini bisa maju dan dapat bersaing dengan para petani yang ada di luar Papua.

Dia menegaskan, kalau berbicara tentang petani, berdasarkan surat yang dikirim dari panitia penyelenggara Penas Petani Nelayan XVI nomor: 17/Penas/XVI/IV/2023 itu sudah jelas yang menjadi peserta Penas adalah para petani dan nelayan. Serta, yang menjadi pertanyaan disini adalah peran dari Ketua KTNA Kabupaten Jayapura dalam ajang Penas tersebut.

“Saya disini ingin tekankan, mana peran dari ketua KTNA Kabupaten Jayapura yang juga mantan Kepala Dinas TPH Kabupaten Jayapura dalam memberdayakan dan mengangkat para petani. Sehingga bisa berbicara di ajang kabupaten, provinsi dan bahkan tingkat nasional,” tegas penyuluh pertanian yang wilayah kerjanya di Toladan, Kampung Ifar Besar, Distrik Sentani.

“Kami merasa kecewa dan sesalkan, disini seakan-akan pembiaran yang dilakukan oleh ketua KTNA Kabupaten Jayapura. Kalau memang peserta Penas ini betul-betul dari petani, apa prosedur seleksinya dan itu bisa disampaikan kepada semua penyuluh pertanian lapangan, agar kami juga dapat menyampaikannya secara langsung kepada para petani, jika ingin ikut ajang Penas itu ada aturan dan prosedur yang harus dinilai oleh panitia Penas,” sambungnya.

Pelaksanaan Penas Petani Nelayan selain ajang silaturrahmi antara petani dan nelayan, juga ajang saling bertukar informasi dan pikiran terkait pembangunan hasil potensi pertanian dan perikanan, serta kehutanan dari setiap kontingen daerah yang datang dan hadir dalam Penas.

“Karena disana juga ada lomba-lomba dan pameran-pameran pertanian secara luas yang ditampilkan. Jadi, kegiatan disana bukan hanya semata-mata untuk jalan-jalan saja yang menghabiskan anggaran pemerintah. Namun kita harus lakukan timbal balik, apa yang kita dapat disana itu bisa dikembangkan saat kembali dan saat membawa produk-produk unggulan kita disana, serta melihat produk-produk unggulan lain disana itu bisa menjadi potensi untuk pengembangan disini,” tukasnya.

“Kami juga kecewa dengan ketua dan sekretaris kontingen Penas Petani Nelayan Kabupaten Jayapura yang mewakili Provinsi Papua pada ajang Penas XVI di Padang. Terkait dengan keterlibatan kami dalam hal ini sebagai tenaga penyuluh itu sama sekali tidak banyak di ajang Penas XVI. Kenapa saya bilang seperti itu, karena hanya satu orang penyuluh saja yang diikutsertakan. Sementara yang pernah disampaikan itu banyak penyuluh yang akan diikutkan. Namun malah orang dinas atau ASN yang banyak diikutkan ke Padang,”.

“Berdasarkan juknis kegiatan Penas itu sudah sangat jelas sekali, bahwa peserta yang datang dan hadir itu yang akan memaparkan produk-produk hasil pertanian mereka. Sementara peserta dari orang dinas yang ikut itu berapa luas lahannya dan usaha pertanian secara luasnya itu apa saja, apalagi peserta yang berangkat ini menggunakan dua jenis anggaran yakni, dana Otsus dan DAU. Inilah yang menjadi pertanyaan bagi kami di penyuluh pertanian,” pungkasnya.

Sementara itu ditempat terpisah, Ketua Kontingen Penas Petani Nelayan XVI Provinsi Papua, Rudi Afdiner Saragih menambahkan, keikutsertaan Provinsi Papua dalam ajang Penas ini diwakili oleh Kabupaten Jayapura.

Dari 90 peserta dalam kontingen Penas Petani Nelayan XVI Provinsi Papua yang dilepas, ada 56 orang di antaranya merupakan petani, nelayan dan juga pelaku UMKM. Sedangkan 23 orang lainnya merupakan pendamping dan 11 orang merupakan peninjau yang tergabung dari perangkat kerja teknis di lingkungan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Jayapura.

 

Selain itu, Ketua KTNA Kabupaten Jayapura Adolf Yoku mengatakan, pihaknya yang mewakili Provinsi Papua pada ajang Penas XVI Tahun 2023 di Padang, Sumatera Barat.

Lanjut Adolf Yoku menyampaikan, bahwa hanya ada satu kontingen saja yang siap diberangkatkan, sehingga KTNA Kabupaten Jayapura yang dinobatkan sebagai perwakilan atau duta Provinsi Papua pada Penas Petani Nelayan ke- XVI di Padang Tahun 2023.

“Jadi, kita di Kabupaten Jayapura yang mewakili Provinsi Papua. Karena peserta yang harus ikut Penas itu mereka tidak jadi berangkat, tetapi hanya pendamping dan peninjau saja. Namun setelah saya ikut rapat di provinsi itu disepakati, bahwa kontingen Kabupaten Jayapura yang mewakili Provinsi Papua,” ujar mantan Kepala Dinas TPH Kabupaten Jayapura ini.