Pasific Pos.com
Kriminal

Pangdam Cenderawasih : Kami Bentuk Tim Ivestigasi Dan Proses Hukum Berjalan

penembakan di Mile 34
Masyarakat Mimika bersama Ketua Lemasa berdemo di halaman RSUD Mimika Meminta Agar Pelaku Penembakan Di Mile 34 Segera Diproses Hukum

Timika – Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih menegaskan pihaknya akan membentuk tim investigasi terkait kematian dua warga sipil di Kwamki Narama. “Kami akan bentuk tim investigasi dan proses hukum akan berjalan. Itikat kami untuk menyelesaikan dan saat ini Saya dan Kapolda hadir disini,” ujar Pangdam dihadapan keluarga korban yang berdemo di RSUD Mimika, Selasa (14/4).

“Kami datang untuk menyelesaikan masalah, Bapak bapak dan ibu ibu, kami adalah anak kalian. Saya dipercayakan sebagai Pangdam dan beliau sebagai Kapolda. Percayakan pada kami untuk menyelesaikan, sebab apa yang bapak ibu tuliskan sudah ada di benak kami,” ujar Pangdam.

Sementara itu Kapolda Papua, Irjen Pol. Paulus Waterpauw mengatakan semua proses hukum tetap berjalan. “Kami menghimbau agar proses pemakaman dapat dilaksanakan dulu,” ujar Kapolda.

Untuk diketahui, dua warga sipil di Kwamki Narama yakni Roni Wandik dan Eden Armando Debari tewas tertembak saat hendak mencari ikan di area Mile 34.

Keduanya diduga tewas tertembak oleh aparat keamanan yang bertugas dalam operasi penindakan dan penegakkan hukum Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) pada Senin (13/4) sekitar pukul 16.00 WIT di Mile 34.

Keluarga besar kedua korban datang dan berdemo di halaman RSUD Mimika. Keluarga besar tidak terima ketika kedua korban dikatakan sebagai anggota Kelompok Kriminal Bersenjata, dan memprotes mengapa aparat melakukan penembakan.

Karel Iminkawak selaku perwakilan keluarga korban, menegaskan bahwa kedua korban tersebut bukanlah KKSB yang membahayakan situasi keamanan, melainkan masyarakat sipil yang sedang mencari makan.

“Mereka hanya mencari makan. Tiba tiba menjadi korban penembakan. Siapapun yang bertugas pada saat itu, entah itu pimpinan atau bawahan, harus segera ditindak hukum,” tegasnya kepada wartawan.

Karel menyayangkan sikap aparat keamanan yang saat itu tidak menanyakan motif kedua korban yang berada di tempat kejadian perkara pada Senin kemarin.

“Mereka benar-benar cari ikan. Bukan niat bergabung dengan siapa-siapa. Pihak ysng bertugas tidak bertanya apakah ini masyarakat dan langsung ambil tindakan, “ujarnya.

Ia menambahkan, kedua korban tersebut tidak pernah menggunakan senjata api maupun memiliki amunisi seperti informasi yang beredar.

“Itu rekayasa yang dilakukan. Mereka dapat barang (amunisi) darimana?. Kami tidak terima itu,” ujarnya sembari berharap agar persoalan tersebut segera ditindaklanjuti petinggi TNI-Polri.

Artikel Terkait

Demianus Tewas Kena Timah Panas Di Mile 50 Mimika

Fani

Yunus Wonda : TNI-Polri dan TPN-OPM Harus Hentikan Penembakan di Papua

Tiara

Gugurnya Dua Prajurit TNI, Fraksi Demokrat DPR Papua Turut Berduka

Tiara

DPR Minta Polisi Harus Profesional Ungkap Pelaku Penembakan di Puncak

Tiara

Terkait Kasus Puncak, DPR Papua Minta Pihak Keamanan dan Komnas HAM RI Segera Lakukan Investigasi

Tiara

Mahasiswa Puncak Minta Negara Bertanggung Jawab Atas Penembakan 4 Pelajar dan 1 PNS

Tiara

Kembali Terjadi Penembakan di Intan Jaya, Negara Didesak Hentikan Pendekatan Keamanan Untuk Papua

Tiara

Legislator Papua Soroti Kasus Penembakan di Nduga dan Intan Jaya

Ridwan

Polisi Kembali Periksa 11 Saksi, Kasus Video Mesum Timika

Ridwan