Pasific Pos.com
Sosial & Politik

Mahasiswa/i Sarmi Senang Dikunjungi Ibu Yanni

Anggota Komisi III DPR Papua, Yanni SH saat melakukan sesi foto bersama dengan mahasiswa/i Kabupaten Sarmi di Asrama Bonggo usai membagikan paket Natal.

Jayapura – Meskipun masih disibukan dengan berbagai agenda DPR salah satunya Pembahasan APBD 2021 yang saat ini sedang dibahas dalam rapat paripurna DPR Papua, namun Anggota Komisi III DPR Papua dari daerah pemilihan (Dapil) 1, yang meliputi Kabupaten Jayapura, Kabupaten Keerom serta Kabupaten Sarmi, Yanni SH telah meluangkan waktu untuk mengunjungi para mahasiswa dan mahasiswi asal Kabupaten Sarmi yang saat ini sedang melanjutkan study di Kota Jayapura.

Kedatangan Yanni beserta rombongan disambut hangat dan penuh suka cita oleh puluhan mahasiswa/i yang ada di Asrama Bonggo Kotaraja, pada Sabtu (19/12).

Dalam kunjunga Ketua DPD Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Provinsi Papua yang dimotori oleh Bapak H. Proabowo Subianto ini ke Asrama Bonggo untuk memberikan spirit atau semangat tapi juga sekaligus memberikan puluhan paket Natal dan sedikit berkat kepada adik-adik mahasiswa yang ada di lima wilayah di Kabupaten Sarmi yang di pusatkan di Asrama Bonggo, Kotaraja Jayapura.

Yanni yang juga sebagai Ketua Fraksi Gerindra DPR Papua ini, saat melakukan dialog dengan adik-adik mahasiswa/i, banyak menerima aspirasi dan itu akan menjadi perhatian untuk dibahas dalam rapat interen bersama kader Gerindra lainnya yang ada di DPRP maupun di DPRD Kabupaten Sarmi.

Ada pun tujuh point aspirasi yang disampaikan oleh Ketua Himpunan Pelajar Pemuda Mahasiswa Sarmi (HPPMS), Matius Marsel Wemey yakni pertama soal pembangunan gedung asrama mahasiswa Kabupaten Sarmi yang ada di Kota Jayapura.

“Setelah sekian lama kami telah menyuarakan suara kami kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sarmi dalam hal ini Bupati Sarmi, untuk dapat memfasilitasi kami mahasiswa/i Sarmi satu buah gedung asrama agar dapat menampung kami dalam proses pengambilan study lanjutan di seputaran wilayah Indonesia. Namun sampai saat ini suara kami belum di jawab oleh Pemkab Sarmi. Oleh sebab itu, kami berharap, ibu Yanni, bisa menanggapi aspirasi kami ini, sebab Kabupaten Sarmi juga merupakan salah satu daerah pemilihannya ibu. Mengingat kuota mahasiswa/i Sarmi yang terus bertambah setiap tahun,” kata Ketua Matius Marsel Wemey saat membacakan 7 point aspirasi sebelum diserahkan kepada ibu Yanni.

Yang kedua lanjutnya, tentang transportasi, seperti Bus. Mengingat jarak antara Sarmi dan Kota Jayapura sangat jauh dan butuh waktu berjam-jam, sehingga kami minta sarana transportasi berupa satu unit Bus atau roda empat Untuk membantu dan meringankan biaya transportasi dalam aktivitas perkuliahaan.

“Selian itu, kami juga bentuk Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Sarmi yang kegiatan-kegiatan dijakankan di kota study Jayapura, seperti kunjungan ibadah Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Sarmi, serta kunjungan kasih lainnya yang sekarang ini sedang berlangsung,”ungkapnya.

Aspirasi yang ketiga kata Matius, mengenai bantuan study. Dimana bantuan study ini mahasiswa merasa total anggaran sebasar Rp.3.944.000.000 atau tiga milyar sembilan ratus sembilan puluh empat juta itu tidak cukup.

“Maka itu kami minta kalau bisa Pemkab Sarmi harus menaikan pos dana bantuan study kepada mahasiswa sebesar Rp. 10 milyar. Itu idealnya, karena mengingat pembayaran selama ini yang dilakukan Pemkab Sarmi tidak mencukupi kebutuhan kami, karena dalam satu tahun kami mengecam pendidikan ada dua semester. Oleh karena itu pembayaran bantuan study per tahun harus di bayar dua kali,”pintanya.

Aspirasi keempat imbuhnya, mengenai alat musik. Sebab mahasiswa juga tidak terlepas dari kegiatan di luar aktivitas kuliah, yaitu ibadah.

“Jadi kami kekurangan alat musik seperti kayboard, gitar dan soudsistem. Oleh karena itu kami minta Pemkab Sarmi untuk menyediakan alat musik tersebut,” ujara Matius.

Selain itu, kami juga minta Dinas Sosial Kabupaten Sarmi untuk menyediakan sembako dan kebutuhan lainnya di asrama berupa komputer 50 unit serta mesin print juga WIFI.

Yang keenam, penyediaan lapangan pekerjaan bagi mahasiswa yang telah selesai kuliah. Ketujuh, terkait dengan penjualan hasil pribumi seputaran daerah Kabupaten Sarmi.

Apalagi kata Matius, asrama Bonggo ini sempat di palang lantaran belum ada penyelesaian pembayaran mengenai hak ulayat.

Sementara itu, Sendi H. Thimbuat yang mewakili mahasiswa perempuan menyampaikan terimakasih kepada Ibu Yanni yang sudah meluangkan waktu untuk hadir di tengah-tengah mereka di asrama Bonggo.

“Kami mahasiswa Sarmi sangat berterimakasih kepada ibu yang sudah hadir beserta rombongan. Dengan kehadiran ibu di tengah-tengah kami ini, supaya kami bisa menyampaikan secara langsung aspirasi ini kepada ibu, agar bisa dijawab oleh Pemerintah Kabupaten Sarmi,” kata Sendi.

Apalagi kata Sendi untuk memenuhi lebutuhan-kebutuhan yang ada di dalam tiap asrama mahasiswa Sarmi yang ada di Kota Jayapura. Terutama di asrama Tor Atas Distrik Sarmi itu tentang perehapan asrama.

“Jadi di asrama Tor Atas, kami masih kekurangan kamar namun kami melihat tidak adanya perhatian dari Pemkab Sarmi. Padahal bagian atap dan dinding asrama sudah pada rusak begitu juga dengan kaca jendela sudah banyak yang terlepas disebabkan dampak pasca bencana banjir saat itu,” tukasnya.

“Kami sangat apresiasi kunjungan ibu hari ini (Red.Sabtu) yang mau mendengar secara langsung keluhan kami disini. Tapi juga datang memberikan paket Natal serta uang saku yang dibagikan kepada tiap mahasiswa/i yang hadir di Asrama Bonggo. Semoga kebaikan hati serta ketulusan ibu Yanni kepada kami ini mendapat balasan yang lebih baik, lebih indah dari Tuhan. Doa kami semoga ibu selalu diberi kesehatan, umur panjang serta diberikan kemudahan dalam mengemban amanah dari rakyat. Sukses buat ibu Yanni, kami selalu bangga pada ibu,”tuturnya.

Salah satu pemuda adat Kabupaten Sarmi, Esau Saweri juga memberikan apresiasi kepada ibu Yanni. Karena selama ini di asrama Sarmi belum pernah ada kunjungan seperti ini.

“Kenapa saya katakan seperti itu, karena selama pengamatan saya selama ini yang sering mengunjungi ade-ade untuk berdiskusi dengan mereka, tidak ada kunjungan dari Pemkab setempat. Sehingga kami menilai sangat memprihatinkan. Hanya ibu yang punya perhatian dan rasa kepedulian yang begitu besar kepada ade-ade mahasiswa tapi juga kepada masyarakat,” ujar Esau.

Menurut Esau, dengan kehadiran ibu Yanni ditengah-tengah adik-adik mahasiswa/i ini membangkitkan semangat mereka.

“Ini peradaban baru yang dibangkitkan oleh ibu Yanni sehingga dapat menjadi motifator bagi adik-adik, lebih khusus kepada masyarakat yang ada diatas tanah ini. Bukan saja kepada adik-adik mahasiswa, tapi juga ibu juga telah mengunjungi masyarakat di Kabupaten Sarmi. Beliau menjumpai tokoh-tokoh adat dan berdialog. Nah ini berarti pemimpin yang bekerja dengan hati.

Bahkan Esau menilai sosok ibu Yanni adalah orang yang sedikit bicara tapi banyak bertindak. Buktinya beliau ingin membagikan jaket dan kaos kepada seluruh mahasiswa Sarmi yang menimbah ilmu di Kota Jayapura.

“Ini yang memang sudah tertanam dalam fikiran ibu. Saya juga sebagai Wakil Ketua Bidang Politik KNPI bangga akan sosok ibu Yanni yang hadir ditengah-tengah para mahasiswa/i tidak saja sebagai pejabat tapi juga sebagai Mama yang datang memberikan kasih kepada adik-adik di asrama Bonggo,” imbuhnya.

Menanggapi hal itu, Srikandi Gerindra Papua ini mengatakan, ada beberapa poin aspirasi yang telah telah disampaikan oleh Ketua Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Sarmi dan apa yang disampaikannya tadi itu sangat wajar.

“Saya pikir itu sangat wajar karena itu merupakan hak-hak dari adik-adik mahasiswa yang harus didapatkan,” kata Yanni.

Apalagi lanjut Yanni, kan sudah ada dananya. Dana untuk pendidikan, dana untuk tiap asrama. Termasuk sarana prasarana pendidikan, makan minum. Sehingg memang harus diperhatikan.

“Apa yang disampaikan tadi semua itu sangat wajar sekali dan memang harus diperhatikan. Sehingga ada keberpihakan untuk anak-anak asli yang berasal dari kabupaten-kabupaten, khususnya dari Kabupaten Sarmi,” ujara Yanni.

Kemudian mengenai tempat tinggal atau asrama, kata Yanni memang itu harus ada. kalau tidak, lalu bagaimana dengan nasib adik-adik mahasiswa ini. Selain itu sarana prasana di dalam asrama seperti kayboard,

“Jadi ini tinggal bagaimana kepedulian dari pemerintah untuk melaksanakan kewajibannya yang memang sudah diatur oleh aturan,” tandasnya.

Menurut Yanni, hal seperti ini bukan saja terjadi pada adik adik mahasiswa Kabupaten Sarni, tapi di kabupaten lainnya juga mengalami nasib yang sama.

“Sarmi itu adalah wilayah dapil saya juga. Andaikan pertemuan ini di Kabupaten Sarmi, saya pasti panggil anggota DPR kita yang dari Sarmi untuk hadir dan mendengar langsung, bahwa ini ada persoalan sehingga harus diperhatikan. Ini pertemuan yang sangat luar biasa, jadi saya mau mendapatkan perhatian itu mulai dari tingkat kabupaten hingga provinsi. Jadi aspirasi saya terima untuk dilanjutkan kepada pemerintah setempat. Nanti selesai tahun baru saya datang lagi dengan membawa kayboard,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Komisi III DPR Papua Geram, Dua Pimpinan OPD Kembali Tak Hadiri Rapat Kerja

Tiara

Komisi III DPR Papua dan PT Garuda Indonesia Bahas Standar Biaya Transportasi Instansi Pemerintah

Tiara

Pemprov Diminta Harus Lebih Serius Kelola Aset Daerah Yang Bisa Datangkan PAD

Tiara

Lewat Raker, Komisi III DPR Papua Temukan Banyak Asset Pemprov Belum Dioptimalkan Dengan Baik

Tiara

Benyamin Arisoy : Aset Pemprov Papua di Manokwari Diklaim Warga

Tiara

Sampai Hari Ini, Pemprov Masih Tergantung Pada Dana Transferan dari Pusat

Tiara

Peduli Terhadap Penderita HIV/AIDS, Yanni Lakukan Hearing Dialog Bersama Forum Sobat Papua

Tiara

Gubernur Diminta Lakukan Monitoring Yang Ketat

Tiara

Benny Arisoy : Hati-Hati, Sanksinya Hukuman Mati

Tiara