Pasific Pos.com
Ekonomi & BisnisPapua Selatan

Upaya Bank Indonesia Tekan Inflasi Papua Selatan

Foto bersama peserta capacity building Bank Indonesia di Merauke. (Foto : Istimewa)

Merauke – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Papua Selatan, pemerintah kabupaten dan kota, Perum Bulog, perguruan tinggi serta instansi terkait lainnya melalui kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM).

Rangkaian kegiatan untuk mengendalikan inflasi melalui GPM dengan menyalurkan pangan strategis berupa beras sebanyak 30 ton dengan harga terjangkau bagi masyarakat Merauke dan sekitarnya pada Senin (25/3/2024).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Faturachman mengatakan, kegiatan GPM akan dilaksanakan sebanyak enam kali dalam setahun di Merauke terlebih pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional atau HBKN.

Faturachman menyebut, sinergi yang kuat dibutuhkan sehubungan tingkat inflasi Kota Merauke yang tercatat mencapai 4,61 persen secara year on year pada Februari lalu, jauh di atas angka inflasi nasional sebesar 2,75 persen.

“Kami berkoordinasi dengan Pemprov Papsel, Pemkab Merauke, Universitas Musamus, dan kelompok tani, melakukan serangkaian ikhtiar bersama untuk menaklukan inflasi Provinsi Papsel yang hingga saat ini tergolong tinggi secara nasional,” ujar Faturachman dalam keterangan tertulis, Kamis (28/3/2024).

Foto bersama usai kuliah umum di Universitas Musamus Merauke. (Foto : Istimewa)

Selain itu, sebagai upaya peningkatan produksi dan pengembangan pupuk alternatif, diselenggarakan capacity building pembuatan pupuk organik kepada kelompok tani padi dan hortikultura.

“Capacity building dilaksanakan di SMK Negeri 5 Merauke selama dua hari, diharapkan dapat membekali petani dengan wawasan dan skill penunjang dalam membuat pupuk organik secara mandiri,” ucapnya.

Di hari yang sama, Tim Bank Indonesia berdiskusi secara langsung dengan Pj. Gubernur Papsel, Apolo Safanpo dan Pj. Sekda Papsel, Maddaremmeng terkait pengendalian inflasi.

Topik diskusi, jelas Faturachman, fokus lima komoditas yang secara historis dalam lima tahun terakhir baik dari sumbangannya terhadap inflasi maupun frekuensi kemunculan.

“Lima komoditas tersebut yaitu,cabai rawit, bawang merah, kangkung,daging ayam ras, dan beras,” kata Faturachman.

Kunjungan ke salah satu sekolah kejuruan. (Foto : Istimewa)

Sementara, pada 26 Maret 2024, Bank Indonesia Papua memberikan kuliah umum kepada dosen dan mahasiswa/i tiga perguruan tinggi yakni Universitas Musamus, STIE St. Theresa, dan STIE Yapis.

Kuliah umum dengan materi tugas kebanksentralan dan upaya pengendalian inflasi di daerah. Bank Indonesia, sebut Faturachman, juga menyelenggarakan lomba karya tulis ilmiah terkait upaya pengendalian inflasi di Papsel dengan melibatkan mahasiswa hingga dosen perguruan tinggi di Merauke.

“Diharapkan dapat memunculkan ide-ide, inovasi, dan aspirasi akademisi dalam mengendalikan inflasi,” ucapnya.

Pada kesempatan tersebut, Faturachman mengunjungi lahan pertanian padi, bawang, dan cabai, serta berdiskusi dengan beberapa kelompok tani dan pesantren untuk mendalami dari sisi produksi.

Pendalaman dilakukan di Distrik Tanah Miring dan Semangga. Faturachman mengungkapkan, dari hasil pendalaman tersebut diperoleh bahwa tantangan yang dihadapi para petani di Merauke, antara lain teknik tanam yang perlu disesuaikan dengan good agriculture practices, zat hara tanah yang mulai berkurang, dan sering terjadainya cuaca ekstrem berupa kekeringan.

“Pendalaman tersebut diharapkan dapat menjadi bekal intervensi apa yang dapat disinergikan Bank Indonesia dengan stakeholders di Merauke,” jelasnya.