Pasific Pos.com
Info Papua

Libatkan OAP di Ajang MTQ, LPTQ Gelar Pelatihan Terpadu

Peserta pelatihan terpadu Terpadu Cabang Tilawatil Qur’an dan Hifzhil Qur’an

Jayapura – Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Provinsi Papua memulai terobosan baru dalam pelibatan dan pemberdayaan orang asli Papua atau OAP pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ).

Hal tersebut diwujudkan melalui Pelatihan Terpadu Cabang Tilawatil Qur’an dan Hifzhil Qur’an dalam Penjaringan Peserta Orang Asli Papua (OAP) di Aula Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Aparatur (BPSDA) Provinsi Papua, di Kota Jayapura yang berlangsung pada 23-25 Februari 2024.

Dua pelatih berkapasitas nasional yang kerap menjadi dewan hakim MTQ/STQH nasional dihadirkan untuk melatih peserta. Keduanya yaitu, Umi Khusnul Khotimah dan Masrur Ikhwan. Minimnya kepesertaan OAP pada MTQ menjadi perhatian pengurus LPTQ.

Ketua Umum LPTQ Provinsi Papua, etyo Wahyudi mengatakan, penjaringan OAP diharapkan menjadi program pengurus LPTQ.

“Sejak saya dikukuhkan, saya mencermati arahan Pj. Gubernur, satu per satu kita coba jalankan. Tiap kegiatan kita evaluasi. Arahan beliau, bisa menjaring saudara kita OAP, kita sejajarkan. Saat pertama kali saya keluar ke Jambi (pada ajang STQHN terakhir Oktober-November tahun lalu), masa tidak ada satupun (peserta OAP),” kata Setiyo yang juga Kepala Bappenda Provinsi Papua ini.

Dijelaskan Setyo Wahyudi, pelatihan terpadu dalam rangka penjaringan OAP seperti ini baru pertama kali diadakan dan cukup dadakan. Maka sangat mungkin masih ada kekurangan.

“Saran dari para senior kami perlukan. Kegiatan ini perlu benar-benar dicermati. Saya yakin dan percaya kita bisa menyejajarkan adik-adik Papua. (Selanjutnya) Pak Pj. Gubernur bisa melihat secara nyata bahwa kita bisa melatih, walaupun tentu hasilnya belum akan sehebat misalnya yang latihan 10 kali jika dibanding yang dua kali,” ujar Setiyo.

Keterlibatan pelatih dan dewan hakim nasional, jelasnya, diharapkan dapat turut membaca bakat dan potensi peserta untuk kemudian menjadi rekomendasi.

“Dengan pelatih Bu Umi, mendengar suaranya saja, diharapkan merekomendasikan siapa yang bisa, sehingga menjadi pertimbangan, dan penyampaian kepada Pj. Gubernur, agar arahan selanjutnya seperti apa. Lalu harapannya di tingkat lokal, peserta OAP bisa mengambil bagian, dan harapannya ke depan di tingkat nasional bisa tampil dan menjadi juara,” kata Setiyo.

Sementara itu, Ketua Panitia, Syaiful Muhyidin mengatakan bahwa kegiatan tersebut dibiayai oleh dana hibah dari Pemerintah Provinsi Papua.

Muhyidin mengatakan bahwa kegiatan tersebut dilatarbelakangi ketidakseimbangan jumlah, bahkan ketiadaan peserta OAP pada ajang MTQ baik kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional.

Dia mengharapkan peserta non Papua dan peserta OAP bisa bersinergi dan berkolaborasi bersama, sehingga kelebihan dan kekurangan dipadukan. Meskipun masih banyak keterbatasan, hajat untuk mengangkat OAP semoga terwujudkan.

“Insyaallah kegiatan tidak hanya di sini saja. Namun karena keterbatasan waktu dan lain-lain. Insyaallah ini hanyalah awal dan selanjutnya akan berkoordinasi dengan LPTQ Kabupaten/Kota,” pungkasnya.

Dewan Hakim dan pelatih MTQ Nasional, Umi mengapresiasi inisiatif dan penyelenggaraan pelatihan terpadu dalam penjaringan OAP tersebut, dan menyebutnya sebagai program yang luar biasa progresif. Mengamini harapan pengurus LPTQ melalui penyampaian Ketum, dia berharap semakin banyak OAP yang terlibat baik sebagai peserta maupun pelatih hakim/dewan juri.

“OAP potensinya besar. Untuk bisa membaca Al-Qur’an dengan baik, antara lain suaranya harus kuat. Dan menurut saya orang Papua suaranya kuat. Hanya belum diasah. Ibarat batu yang belum diasah. Sebagus apapun kalau tidak diasah tidak akan kelihatan kilauan batu tersebut,” ucapnya.

Dia berpesan para peserta harus punya semangat kuat. “Harus bersemangat punya keyakinan bahwa dengan kesungguhan pasti bisa. Buat saya ini adalah panggilan suci sehingga saya harus datang ke Papua,” ujar Umi.