Pasific Pos.com
Nasional

KSP : Perekonomian Indonesia Tumbuh Kuat di Tengah Perlambatan Ekonomi Global

Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Edy Priyono

Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,03 persen (year on year) pada kuartal I-2023, menunjukkan masih kuatnya perekonomian Indonesia di tengah perlambatan ekonomi dan penurunan harga komoditas global. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan ini juga lebih baik dibandikan beberapa negara di kawasan, seperti China (4,5 persen) dan Vietnam (3,3 persen).

Pemerintah pun optimistis, dalam keseluruhan 2023 ekonomi Indonesia tumbuh lebih dari 5,0 persen. “Strateginya dengan memperkuat ekonomi domestik,” tegas Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Edy Priyono, di gedung Bina Graha Jakarta, Senin (8/5).

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2023 tumbuh 5,03 persen (year on year). Secara spasial, pertumbuhan ekonomi terjadi merata di seluruh wilayah. Pulau Jawa dan Sumatera sebagai kontributor utama perekonomian nasional (hampir 80 persen) mampu melanjutkan tren pemulihan.

Pertumbuhan tertinggi terjadi di Pulau Sulawesi (7,00 persen), disusul Pulau Kalimantan (5,79 persen) Jawa (4,96 persen) Sumatera (4,79 persen), Bali & Nusa Tenggara (4,74 persen) serta Maluku dan Papua (1,95 persen).

Edy Priyono mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2023 tidak terlepas dari kerja keras pemerintah dalam menjaga pengeluaran dan produksinya. Dari sisi pengeluaran, kata Edy, seluruh komponen tumbuh positif. Seperti konsumsi rumah tangga sebagai penopang utama PDB Indonesia, yakni memberikan kontribusi sebesar 2,44 persen, tumbuh kuat sebesar 2,54 persen (year on year).

Selain itu, ekspor barang/jasa dengan kontribusi 2,1 persen dan investasi dalam bentuk pembentukan modal tetap bruto juga tetap tumbuh. Yakni masing-masing sebesar 11,68 persen (year on year) dan 2,11 persen (year on year)

Sementara dari sisi produksi, tambah Edy, pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha. Seperti, transpotasi dan pergudangan sebesar 15,93 persen (year on year), penyediaan akomodasi dan makan minum 11,55 persen (year on year), dan jasa lainnya sebesar 8,90 persen (year on year). ”Sektor Industri pengolahan, perdagangan dan pertambangan juga tumbuh kuat,” tuturnya.

Deputi Bidang Perekonomian Kantor Staf Presiden ini menegaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang konsisten dan terjaga telah memberikan dampak positif pada penciptaan lapangan kerja. Di mana pada Februari 2023 tercipta lapangan kerja bagi 3,02 juta orang. Penciptaan lapangan kerja ini, tutur Edy, menambah angkatan kerja sebanyak 2,61 juta orang, dan menurunkan jumlah pengangguran terbuka sebanyak 0,41 juta orang atau 5,45 persen.

Edy menilai, meski penciptaaan lapangan kerja tumbuh positif, namun pemerintah masih harus bekerja keras untuk meningkatkan penciptaan lapangan kerja yang layak, khususnya di sektor formal. Sebab, sampai saat ini angkatan kerja didominasi pekerja informal. Di mana per Februari 2023 mencapai 60,12 persen.

“Pertumbuhan ekonomi diharapkan menciptakan lapangan kerja yang layak bagi angkatan kerja. Untuk itu, pertumbuhan ekonomi yang dijaga bukan hanya levelnya, tapi juga kualitasnya,” tegasnya.

Pada kesempatan itu Edy juga menyampaikan, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, pemerintah akan terus mewaspadai meningkatnya konsumsi pada kuartal-kuartal berikutnya. Mengingat dorongan konsumsi seputar lebaran sudah terjadi di kuartal satu.