Pasific Pos.com
Kota Jayapura

Ini Alasan PLN Jayapura Tarik 3.852 Meteran Prabayar dari Pelanggan

Jayapura – Perusahaan Listrik Negara Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (PLN UP3) Jayapura saat ini tengah menarik atau mengganti meteran listrik pra bayar yang macet atau sudah usia tua. Sejak program ini dimulai pada Desember 2018 lalu, sebanyak 3.852 unit meteran prabayar merek Glomet di rumah-rumah pelanggan telah diganti di Unit Layanan Pelanggan (ULP) Sentani.

Manager PLN ULP Sentani, Seno Ajin mengatakan, penggantian meteran merupakan program dari PLN. Program ini diperuntukkan bagi Kwh meter yang macet atau sudah usia tua. “Rata rata yang diganti itu meteran merk Glomet yg sudah tua dan sering trouble,” katanya, Selasa (31/12).

Sementara itu Oktavianus Pasomba selaku Manager Bagian Transaksi Energi Listrik PLN UP3 Jayapura mengungkapkan, meteran yang mengalami gangguan atau rusak, ditandai dengan adanya meteran yang sudah habis pulsanya, namun tidak bisa lagi dilakukan pengisian. Kondisi ini sering membuat pelanggan mengeluh.

“Yang seringkali menjadi keluhan masyarakat terhadap meteran tersebut yakni terjadinya kegagalan saat mengisi voucher listrik dengan penjelasan nomor token yang tertera salah, meskipun sebenarnya nomor token yang ditekan sudah benar. Tidak hanya itu, seringkali terjadi munculnya gangguan seperti terjadi padam tiba-tiba dengan penjelasan yang tertulis di meteran periksa,” ungkapnya.

Banyaknya keluhan dari pelanggan terhadap KWH meter pra bayar ini membuat PLN harus melakukan pergantian meteran secara gratis. Hal ini tidak hanya terjadi Kabupaten Jayapura tapi di seluruh Indonesia. Hingga saat ini, pergantian meteran yang dilakukan pihak PLN ULP Sentani sebanyak 3.852 unit sejak program pergantian dimulai pada Desember 2018 secara bertahap.

Sistem pergantian dilakukan tidak hanya menunggu laporan atau keluhan dari masyarakat saja, namun pihaknya juga melakukan jemput bola pada rumah-rumah yang memiliki meteran dengan merk Glomet berada. Semua kita ganti dengan meteran merk Hexing

“Namun sebetulnya bukan karena merknya, tapi lebih dikarenakan masa pakainya. Untuk mengetahui berapa lama masa pakai meteran yang digunakan, kita terus melakukan pengujian dengan mengambil sample, apakah masih layak atau tidak. Kalau masih layak maka tetap lanjut dipakai dan kalau tidak ya diganti. Yang namanya benda elektronik apalagi buatan manusia tetap ada masa pakai ya,” ucapnya.

Manager PLN UP3 Jayapura Salmon Kareth berharap kepada masyarakat, jika ada keluhan terhadap KWH meter dirumahnya agar segera diinformasikan ke PLN untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Adapun tanda-tanda KWH meter yang harus diganti diantaranya tidak bisa beli voucher dan adanya sesuatu yang tidak normal dengan tanda tulisan diperiksa.

“Karena  apabila ada gangguan meteran tetap bisa mendeteksinya, makanya sekarang disebut listrik pintar, karena bisa mendeteksi gangguan yang terjadi,” ujarnya. (Zulkifli)