Pasific Pos.com
Papua Selatan

Dengan Keterbatasan, Tujuh Mahasiswa Papua Kelola Lahan Pertanian

0208211
Teman-teman Paulus saat memanen padi (foto:ist)

MERAUKE,ARAFURA,-Tujuh mahasiswa yang tergabung dalam kelompok tani bernama Iramstar, hingga saat ini terus berjuang untuk memperoleh tempat pemasaran bagi hasil panen padi mereka. Kualitas panen juga senantiasa dijaga meskipun hanya mengandalkan peralatan seadanya. Mengelola lahan pertanian yang cukup luas memang butuh persiapan yang optimal, ketujuh anak muda asli Papua ini mampu membuktikan hal tersebut meskipun kerap menghadapi berbagai kendala.

Tidak heran jika kelompok yang dinahkodai oleh Paskalis Kona Rembe ini masih bertahan hingga saat ini dan terus berupaya memberikan hasil panen yang terbaik. Kepada ARAFURA News, Paulus Rembemia selaku operator kelompok mengemukakan bahwa saat ini ia masih kuliah di Unmus Jurusan Keteknikan Pertanian dan tinggal di wilayah Mangga Dua. Mayoritas yang bermukim di kawasan Mangga Dua adalah orang Kimaam dan tidak begitu banyak yang menanam padi.

“Kelompok kami terdiri dari tujuh anak muda asli Papua dan masih berstatus mahasiswa. Lahan yang kami garap seluas 5 hektar dan biasanya mampu memanen 11 ton hingga 15 ton gabah. Sedangkan untuk yang sudah bersih dalam bentuk beras jumlahnya bervariasi mulai 9 ton hingga 10 ton,”jelasnya.

Pada panen ketiga ini jumlah yang dihasilkan sebanyak 10 ton. Selama ini kelompoknya belum pernah mendapatkan bantuan dari dinas terkait hingga sudah tiga kali musim. Padahal fasilitas yang dimiliki sangat terbatas, contohnya hand traktor yang hanya ada satu unit sehingga masih menjadi kendala. Oleh sebab itu kelompok ini sangat membutuhkan bantuan mesin. Hand traktor yang ada diusahakan untuk dapat digunakan dengan maksimal meskipun sulit bahkan sudah tidak bisa digunakan lagi. Kendala lain adalah masalah pemasaran karena beras hanya bisa dijual secara eceran bahkan beras sering basah dan rusak karena tidak memiliki tempat penampungan yang strategis.**