Pasific Pos.com
Ekonomi & Bisnis

PLN dan Pemkab Manokwari Latih Mama – Mama Papua dan Anak – Anak Milenial

menyerahkan bantuan peralatan dan modal usaha

Manokwari – Dalam rangka menciptakan dan memperluas lapangan kerja bagi Mama Mama Papua dan anak-anak milenial Papua mantan pengguna Aibon dan putus sekolah, PT PLN (Persero) UP3 Manokwari melalui program Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan ( TJSL) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Manokwari melalui dinas perindakop dan UMKM.

Kegiatan tersebut dimaksudkan memberikan rasa percaya diri dalam meningkatkan usaha industri rumah tangga, sehingga akan meningkatkan ekonomi masyarakat Papua serta terwujudnya peningkatan keterampilan kerja.

Khususnya kemampuan dalam berusaha membuat olahan keripik sukun dan krans bunga yang dapat meningkatkan kemandirian untuk menambah penghasilan dan bisa menjadi contoh bagi masyarakat lainnya.

Manager PLN UP3 Manokwari menyatakan Program TJSL bertujan untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan yakni pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. Program Bantuan Pelatihan Keripik Sukun untuk Mama Mama Papua senilai Rp100 juta, sedangkan Pelatihan Krans Bunga Untuk Pemuda Pemudo Milenial Papua mantan pengguna lem aibon dan putus sekolah senilai Rp70 juta.

“Tak hanya pelatihan, kami juga menyerahkan bantuan peralatan dan modal usaha.Terkait pengolahan sukun dimana buah ini menjadi khas dari Kabupaten Manokwari daerah Sanggeng. Kami juga berharap dengan adanya pelatihan krans Bunga dapat membangun kemandirian para pemuda khususnya adik -adik mantan pengguna lem aibon dan putus sekolah,” ucap Roberth.

“Kami yakin dimana ada kemauan disitu pasti dibuka kesempatan. Kami juga mohon doa nya agar dapat mendukung pelayanan PLN UP3 Manokwari yang bebas tanpa calo. Hubungan sinergi bersama dengan kolaborasi pemerintah daerah kami berharap kolaborasi ini terus terbangun,” sambungnya.

Plt. Kepala Dinas Perindakop, Harjanto Ombesappu menyebutkan kegiatan tersebut diikuti 30 orang, masing-masing 20 peserta (mama- mama Papua ) untuk pelatihan pembuatan olahan keripik sukun dan 10 peserta (anak mantan pengguna lem aibon dan anak putus sekolah) mengikuti pelatihan pembuatan krans Bunga.

Adapun kegiatan pelatihan ini berlangsung di aula gedung serbaguna Sion Sanggeng yang dibuka langsung oleh wakil Bupati Manokwari, Edi Budoyo.

Pelaksanaan pelatihan dibagi dalam 2 sesi, yakni sesi pertama untuk pelatihan pembuatan keripik dari tanggal 1-2 November 2021, sedangkan pelatihan pembuatan krans bunga dari tanggal 4-5 November 2021.

Wakil Bupati Manokwari , Edi Budoyo menyampaikan bahwa kripik sukun salah satu kudapan yang paling digemari oleh berbagai kalangan.

“Melihat permintaan pasar terhadap camilan tersebut, maka kripik sukun dinilai baik oleh pemerintah untuk semakin mengembangkan peluang usaha tersebut, sedangkan krans bunga atau karangan bunga merupakan berbagai macam bunga yang disusun menjadi suatu bentuk yang elok , tanda ucapan selamat untuk hiasan atau tanda Turut berdukacita,” jelas Edi Budoyo.

Seperti kripik sukun yang berpeluang meningkatkan perekonomian masyarakat, krans bunga pun demikian. Permintaan pasar untuk krans bunga, kata Edi, cukup tinggi, maka upaya untuk memberikan pelatihan bagi sumber daya manusia dalam hal ini mama-mama asli Papua juga bagi anak-anak milenial Papua dapat menggali potensi yang dimiliki.

Dia berharap kepada seluruh peserta yang akan mengikuti pelatihan agar dapat mengikuti dengan serius sehingga ilmu yang diberikan oleh narasumber dapat diimplementasikan dengan baik dalam dunia usaha.

“Pentingnya pelatihan pembuatan olahan keripik sukun dan pelatihan pembuatan krans bunga secara terpadu diharapkan mampu mewujudkan Manokwari yang religius, berbudaya, berdaya saing, mandiri dan sejahtera dan bisa memberikan manfaat yang besar dan menyentuh langsung kepada masyarakat” harap Budoyo.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Suryati Faisal, Anggota DPRD Komisi B Kabupaten Manokwari. (Red)