Pasific Pos.com
Uncategorized

Hadiri Ibadah Syukur, Yunus Wonda Serahkan Kunci Para-Para Adat Kepada Ondofolo Puay

Wakil Ketua I DPR Papua, DR. Yunus Wonda SH MH, saat membuka kunci pagar rumah adat OBHE) Bhuway Raitlouw kepada Ondofolo Puay Raukho Konomi Kineai Walobho Neai, Kamis pagi, 27 Januari 2022. (foto Tiara).

Jayapura – Wakil Ketua I DPR Papua, DR Yunus Wonda SH MH bersama sejumlah Anggota DPR Papua masing masing, Elvis Tabuni, Emus Gwijangge dan Jhon NR Gobay menghadiri ibadah syukur Kampung Puay dan sekaligus penyerahan kunci rumah adat (OBHE) Bhuway Raitlouw kepada Ondofolo Puay Raukho Konomi Kineai Walobho Neai, Kamis, 27 Januari 2022.

Dalam acara itu, Yunus Wonda mengatakan, jika pihaknya hadir di Kampung Puay ini untuk melihat secara langsung penyelesaian pembangunan para -para adat (Pondopo) yang telah dibangun oleh masyarakat Kampung Puay, sekaligus ia menyerahkan kunci rumah adat atau para – para adat kepada Ondofolo Puay Raukho Konomi Kineai Walobho Neai.

Menurut Yunus Wonda, pembangunan para – para adat ini sebagai bentuk kepeduliannya terhadap masyarakat khususnya yang berada di pesisir Danau Sentani Kabupaten Jayapura, guna membantu masyarakat Kampung Puay agar masyarakat di sekitar kampung itu juga bisa memiliki para-para adat (Pendopo) yang layak untuk digunakan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan adat.

“Memang masih ada yang perlu dibenahi, tapi pembangunanya seratus persen sudah selesai. Dan hari ini saya didampingi beberapa anggota dewan
hadir di Kampung Puay untuk melihat secara langsung pembangunan para-para adat yang kami bangun untuk masyarakat di Kampung Puay ini,” kata Yunus Wonda kepada Wartawan disela sela kegiatan.

Lanjut dikatakan, meskipun bangunan para – para adat itu sudah selesai, namun masih ada penambahan beberapa ornamen yang belum diselesaikan. Sehingga hal itu, akan akan secepatnya di selesaikan.

“Jadi harus segera rampung karena pada bulan Juni 2022 nanti, Para – para adat ini rencananya akan diresmikan,” jelasnya.

Untuk itu, kata Yunus Wonda, jika hari ini dirinya datang menyerahkan kunci kepada Ondoafi, Ondofolo Kampung Puay, sehingga para-para adat ini bisa secepatnya dipakai oleh masyarakat untuk menyelesaikan segala sesuatu khususnya menyangkut tentang adat.

Diakui, jika dirinya memang terpanggil untuk membangun para para adat itu, lantaran ia merasa sudah cukup lama berada di Sentani, Kabupaten Jayapura yang sudah 47 tahun bersama dengan masyarakat Sentani

“Saya lihat bahwa para-para adat atau rumah adat (pondopo) itu adalah harga diri dan wibawa kharisma masyarakat Sentani. Sehingga saya lakukan ini karena saya melihat bahwa anak-anak saya lahir semua disini. Dan saya mau suatu saat mereka (anak-anak) juga ada disini,” imbuhnya.

Namun pada kesempatan itu, Politikus Partai Demokrat ini menegaskan, jika pembangunan para-para adat ini, tidak ada kaitannya dengan urusan politik.

Padahal, ungkap Yunus Wonda, wilayah dapilnya bukan di Kabupaten Jayapura, akan tetapi dirinya sudah tinggal lama di Sentani Kabupaten Jayapura selama 47 tahun.

“Saya merasa terpanggil untuk membangun para-para adat. Karena Para-para adat adalah wibawa dan harga diri masyarakat Sentani,” tekannya.

Dijelaskan, alasan ia melakukan hal tersebut, karena anak anaknya lahir dan besar di Kota Sentani, Kabupaten Jayapura. Oleh karena itu, Yunus Wonda pun berharap jika suatu saat nanti ketika anak-anaknya jalan-jalan di Sentani, maka masyarakat bisa menunjukan bahwa inilah hasil karya dari bapak kalian.

Bahkan kata Penasehat Fraksi Demokrat DPR Papua ini, bahwa para-para adat yang ada di Kampung Puay ini adalah para-para adat yang ketiga yang sudah di bangun olehnya untuk masyarakat Sentani.

“Dua diantaranya itu di daerah, Kampung Putali dan Kampung Yoboi. Malah, dua para para adat ini sudah selesai dibangun, namun masih ada di dua tempat lagi yang juga harus diselesaikan,” bebernya.

“Bagi saya bahwa, saya akan habisi masa hidupa saya di Sentani, saya besar di Sentani sehingga ini bagian yang saya bisa buat kepada masyarakat saya di Sentani,” sambungnya.

Namun tandasnya, ini bukan persoalan politik dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan politik. sebab dapilnya bukan disini (Sentani). Akan tetapi dirinya merasa bagian dari masyarakat Sentani.

“Jadi semasa hidup saya, saya habisi di sentani. Dan selama saya tiga periode di lembaga legislatif, saya juga tidak pernah pindah ke rumah dinas. Malah saya tetap memilih untuk tinggal di Sentani,” ucapnya.

Yunus Wonda pun mengingatkan, jika para-para adat ini, tidak bisa dibangun dengan membuat proyek. Sebab, membangun para-para adat ini, memiliki kayu yang khusus.

“Jadi, bangun para para adat itu tidak sembarang, karena ada kayu yang khusus sehingga kami hanya memberikan bantuan berupa uang kepada masyarakat dan mereka yang bangun para-para adatnya sendiri,” pungkasnya. (Tiara).

Artikel Terkait

Sekretaris Fraksi PAN DPRP Minta Pj Gubernur Segera Lantik Pejabat Eselon Pemprov Papua

Jems

DPRP Minta Pj Gubernur Evaluasi Kinerja Kepala OPD

Bams

Sesuai UU Otsus, Presiden Wajib Terbitkan Perpres KKR dan Pengadilan HAM Ad Hoc di Papua

Bams

Peran Perempuan Dalam Lestarikan Eksistensi budaya dan kehidupan Masyarakat Asli Papua Dinilai Sangat Relevan

Bams

Kasus Pembantaian Warga Sipil di Nduga, Yunus Wonda Sebut Tindakan Tidak Berprikemanusiaan

Bams

Sentil Bupati Merauke, Yunus Wonda Sebut : Merubah UU Otsus, Kejahatan Negara Yang Dilakukan Seorang Bupati

Bams

Yunus Wonda: Pro Kontra Tentang Pemekaran Adalah Hal Biasa

Bams

Legislator asal Papua Himbau Masyarakat Sambut DOB

Bams

Komisi IV DPR Papua Minta OPD Rumpun Infrastruktur Tingkatkan Kinerja

Bams