Pasific Pos.com
Ekonomi & Bisnis

44 Tahun Diaktifkannya Pasar Modal Indonesia, Tercipta 1 Juta SID Saham Baru

Bursa Efek Indoensia

Jakarta – Sepanjang tahun 2021, telah tercipta satu juta investor saham baru, sehingga per 31 Agustus 2021 telah tercapai 2.697.832 jumlah single investor identification (SID) saham. Pencapaian tersebut mengukir rekor tertinggi sepanjang sejarah dan menjadi persembahan bagi 44 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengatakan, pencapaian rekor tersebut merupakan hasil sinergi serta kolaborasi yang dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan di Pasar Modal Indonesia.

Jumlah pertumbuhan investor saham baru meningkat pesat hanya dalam kurun waktu delapan bulan saja di tahun ini, yaitu meningkat hamper dua kali lipat dari pencapaian sebelumnya pada tahun 2020 yang berjumlah 590.658 SID baru.

“Optimalisasi digital yang dimulai sejak tahun 2019 serta dimaksimalkan pada tahun 2020, yang kemudian dilanjutkan dengan sinergi serta kolaborasi bersama seluruh pemangku kepentingan
pasar modal, telah menjadi kekuatan pengembangan investor pada tahun 2021 dan menjadi alasan
utama bagi pesatnya peningkatan jumlah investor baru pada tahun ini,” ungkap Inarno, Kamis (2/9/2021).

Pencapaian ini diraih beriringan pula dengan terciptanya rekor baru untuk pertumbuhan SID Pasar
Modal. Jumlah investor baru Pasar Modal sampai dengan 31 Agustus 2021 mencapai 2.219.712,
meningkat hampir 2 kali lipat dari pencapaian tahun lalu, sehingga total investor pasar modal saat ini
adalah 6.100.525 investor.

Menurut Inarno, fokus Self Regulatory Organization (SRO), yang terdiri dari BEI, PT Kliring
Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bersama Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) untuk mengakselerasi transformasi digital pada tahun 2019 dan 2020, telah
berdampak positif bagi terciptanya tonggak baru pencapaian Pasar Modal Indonesia tersebut.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen mengatakan, BEI bersama seluruh pemangku kepentingan di Pasar Modal Indonesia, perlu untuk melanjutkan pengembangan pasar modal yang berkelanjutan melalui inovasi yang visioner dengan memanfaatkan kemajuan teknologi seiring dengan situasi pandemi Covid-19 di Indonesia.

Lanjut Hoesen, pengembangan tersebut antara lain dapat diimplementasikan pada berbagai fitur dan
layanan ‘mesin perdagangan’ BEI, media interface investor yaitu aplikasi online trading milik Anggota
Bursa, serta edukasi secara masif melalui media sosial, social media influencer, komunitas, dan kelaskelas Sekolah Pasar Modal (SPM) yang dilaksanakan secara daring.

“Terbukti bahwa stabilitas dan kekuatan Pasar Modal Indonesia hanya bisa terwujud jika investor
domestik, terutama ritel, bangkit menjadi tuan rumah di negeri sendiri yang terefleksi dari berbagai data
pencapaian di Pasar Modal Indonesia” ujar Hoesen.

Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi menambahkan, berkat kegiatan edukasi masif yang
dilakukan oleh BEI bersama seluruh stakeholders Pasar Modal Indonesia, berbagai pencapaian
signifikan telah diperoleh.

Beberapa rekor yang tercapai sepanjang tahun lalu diantaranya adalah peningkatan jumlah SID saham maupun SID pasar modal, peningkatan jumlah investor yang aktif bertransaksi, peningkatan aktivitas investor domestik ritel dari sisi frekuensi dan nilai transaksi, bahkan kepemilikan saham tahun ini yang semakin didominasi oleh investor domestik.

Peningkatan jumlah investor baru juga diikuti dengan meningkatnya aktivitas investor. Seluruh
indikator per Agustus 2021 menunjukkan bahwa aktivitas investor meningkat, yang diantaranya adalah
rata-rata investor aktif per hari mencatatkan peningkatan dua kali lipat menjadi 198.858 dari 94.704
SID, dan rata-rata investor aktif per bulan turut meningkat 2.2 kali lipat menjadi menjadi 641.442 dari
293,886 SID.

Dengan penetrasi digital, distribusi investor juga menjadi semakin merata dan berangsur tidak terpusat
lagi di pulau Jawa. Data Juli 2021 menandakan konsentrasi investor di pulau Jawa berkurang menjadi
69 persen dari 3 tahun sebelumnya atau di tahun 2018 yaitu 74 persen.
Komposisi investor juga semakin bergerak ke usia muda, karena sekitar 80% investor di pasar modal merupakan milenial dan gen z.

Proses Kesinambungan Bukan Kebetulan

Menurut Hasan Fawzi, berbagai pencapaian tersebut bukan suatu kebetulan. Berbagai langkah
berkesinambungan yang dirintis sejak beberapa tahun lalu secara konsisten telah berkontribusi besar
pada hasil setiap tahunnya hingga saat ini.

Salah satunya adalah semakin masifnya kegiatan edukasi yang merupakan kolaborasi antara SRO dan OJK dengan pemangku kepentingan edukasi pasar modal di seluruh Indonesia setiap tahunnya.

“Adaptasi ke format edukasi digital juga dilakukan dengan cepat sebagai respon atas kondisi pandemi
sekaligus sebagai upaya perlindungan investor,” ujar Hasan.

Tahun 2020 lalu tercatat telah dilakukan sebanyak 8.997 kegiatan edukasi.

Sepanjang tahun ini, per Juli telah dilaksanakan 3.991 kegiatan literasi, inklusi, aktivasi, dan
pendalaman pasar modal yang dilakukan dalam kelas tatap muka serta kelas daring dengan total
600.622 peserta.

Selain itu per Agustus 2021 sebanyak 22 Perusahaan Efek Anggota Bursa telah menerapkan program simplifikasi pembukaan rekening efek, sebuah program yang dirintis OJK, SRO bersama stakeholders Pasar Modal Indonesia sejak tahun 2018 dan diluncurkan pada tahun berikutnya yaitu di 2019.

Hasan Fawzi menambahkan, jumlah kerja sama yang terjalin untuk pendirian Galeri Investasi BEI (GI
BEI) juga tumbuh secara signifikan. Per Agustus 2021, telah terdapat 537 GI BEI dengan 501 di
antaranya merupakan kerja sama dengan Perguruan Tinggi dan 36 lainnya berasal dari non Perguruan
Tinggi.

“Untuk mendukung pertumbuhan ini, pada 12 Maret 2021 telah diluncurkan konsep baru Galeri
Investasi Edukasi BEI dan Galeri Investasi Digital BEI,” tambah Hasan.
Penerapan transformasi digital atas berbagai kegiatan edukasi bahkan telah dilaksanakan sebelum
pandemi, seperti penyelenggaraan Public Expose LIVE 2019, serial Instagram LIVE WIB WITA WIT
Waktu Indonesia Berinvestasi, dan rangkaian seminar online (webinar).

Kegiatan edukasi ini juga berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan jumlah investor dalam negeri.

Berbagai inisiatif yang dilakukan tersebut, memberi optimisme bahwa angka-angka pencapaian ini akan
tetap bertumbuh.

“Kami juga menyadari bahwa tantangan ke depan adalah mendampingi investor baru
dengan bekal edukasi pasar modal yang cukup untuk memulai perjalanan investasinya dan sebagai
wujud perlindungan investor,” kata Hasan.

Wujud perlindungan investor juga dilakukan regulator melalui fasilitas AKSES (Acuan Kepemilikan
Sekuritas). Fasilitas ini diluncurkan KSEI sejak tahun 2009 agar investor pasar modal dapat memantau
secara langsung portofolio investasinya yang tercatat di KSEI.

Selain itu, fasilitas AKSES merupakan platform digital, sehingga dengan satu kali klik, investor dapat memantau seluruh portofolio investasinya dimana saja dan kapan saja. (Red)