Yayasan Assalaam Merauke Gelar Seminar Parenting
MERAUKE,- Yayasan Assalaam Merauke yang menaungi Sekolah Islam Terpadu di Kabupaten Merauke Papua Selatan di antaranya TKIT Permata Hati, SDIT Lukman Hakim, SDIT Harapan Bangsa Distrik Kurik, SMPIT Ibnu Sina dan SMAIT Ibnu Khaldun menyelenggarakan seminar parenting bertema “Sinergi Membangun Generasi Berintegritas Unggul dan Adaptif Menuju Indonesia Emas 2045” di Swiss-Belhotel, Sabtu (6/12).
Kegiatan tersebut dalam rangka memperkuat peran keluarga sebagai pondasi utama pendidikan karakter bangsa, kegiatan ini juga menjadi ruang kolaborasi antara lembaga pendidikan, pemerintah daerah dan masyarakat untuk meneguhkan komitmen bersama dalam menyiapkan generasi yang cerdas, tangguh dan berintegritas.
Melalui kegiatan ini, diharapkan sinergitas antara keluarga, sekolah dan pemerintah semakin kuat dalam mendukung lahirnya generasi Indonesia yang berkarakter, kreatif, berprestasi serta siap menyongsong Indonesia Emas 2045.
Ketua Yayasan Assalaam Merauke, Jamat, ST menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menegaskan bahwa pendidikan karakter harus dimulai dari rumah, melalui interaksi positif, pendampingan yang sehat,l serta keteladanan orang tua.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke, Romanus Kandek Kahol, S.IP, M.Si menekankan pentingnya sinergitas antara sekolah, pemerintah dan keluarga dalam menghadapi tantangan zaman. Menuju Indonesia Emas 2045, pembangunan sumber daya manusia merupakan prioritas nasional yang menuntut kolaborasi berkelanjutan.
Staf ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Beni Malik, M.Pd, menyampaikan bahwa keluarga berperan penting dalam membentuk generasi yang berdaya saing global, tetapi tetap berakar pada nilai moral dan integritas.
Prof. Dr. Sukro Muhab, M.Si selaku Staf Khusus Menteri Ketenenagakerjaan RI, tokoh pendidikan dan parenting nasional yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Tinggi JSIT Indonesia menjelaskan tentang pendekatan yang menempatkan orang tua sebagai figur teladan yang hadir, mendengar dan mendampingi tumbuh kembang anak. Anak-anak masa kini membutuhkan komunikasi yang lebih humanis, empati dan penuh penguatan karakter agar mampu menghadapi kompleksitas era digital.(Iis)
