Pasific Pos.com
Sosial & Politik

Turun Reses ke Dapilnya, Kope Wenda Akui Temukan Banyak Masalah

Anggota Komisi II DPR Papua, Kope Wenda, S. PAK saat mengunjungi masyarakat di Dapilnya dan memberikan bantuan Bama.

Jayapura : Guna menjaring aspirasi, Anggota Komisi II DPR Papua, Kope Wenda, S. PAK, baru baru ini turun ke daerah pemilihan (dapil)- nya yaitu Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua Tengah untuk melakukan kegiatan reses.

Kope Wenda mengatakan, dalam pelaksanaan kegiatan reses ini, ia melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama, untuk menjaring aspirasi dari masyarakat, sekaligus memberikan bantuan berupa bahan makanan atau Sembako.

Namun demikian, legislator Papua ini mengaku menemukan banyak masalah yang terjadi di masyarakat. Baik soal kesehatan, pendidikan, pembangunan dan lain lain.

“Jadi, reses ini dilakukan sebagai fungsi maupun tugas serta peranan anggota DPRP secara terus menerus dan sinergi,” kata Kope Wenda kepada Pasific Pos ketika ditemui di ruang kerjanya, Kamis 22 Juni 2023.

Bahkan tak hanya itu, lanjut Kope Wenda, sebabagai anggota DPRP juga harus mampu menyampaikan informasi kepada masyarakat dan melahirkan pemikiran yang terbaik kepada masyarakat untuk diketahui terutama pada sektor pembangunan yang sedang dijalankan oleh Pemerintah.

Untuk itu, dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab ditengah masyarakat, kata Kope Wenda, anggota DPRP harus bekerja secara optimal. Hal ini dapat berlangsung dengan baik karena ditunjang oleh anggaran yang memadai, sehingga perjalanan ke daerah daerah yang sulit dapat terjangkau untuk menyampaikan hasil hasil pembangunan kepada masyarakat luas dan aspirasi masyarakat dapat terserap dengan baik.

Anggota Komisi II DPR Papua, Kope Wenda, S. PAK saat mengunjungi masyarakat di Dapilnya dan memberikan bantuan Bama.

Diakui, dalam pelaksanaan kegiatan reses, beberapa hal yang ditemukan dalam kegiatan reses dan masukan dari masyarakat.

“Jadi, banyak masukan dan informasih tentang hal hal serta kondisi yang ada dalam masyarakat, terutama hal yang terkait dengan kondisi dan usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang juga merupakan usaha ekonomi masyarakat, serta pelaksanaan kegiatan dan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah,” ujar Kope.

Sekedar diketahui, setelah melakukan kegiatan reses di dapilnya, kemudian Kope Wenda juga mengunjungi kampung halaman orang kedua tuanya di Kampung Kono, Distrik Kona, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan.

Ini dilakukan sekaligus untuk melihat hasil peninggalan orang tuanya, bapak Evanglis Nagatejok Wonda, yaitu berupa lapangan terbang.

Dimana lapangan terbang tersebut merupakan hasil buah tangan atau karya dari orang tua Anggota Komisi II DPR Papua itu.

“Pada waktu orang tua saya yaitu bapak Evanglis Nagatejok Wonda membuka penginjilan sekaligus juga bersama sama dengan masyarakat di kampung Kono secara swadaya membuka lapangan terbang meskipun dengan jarak yang pendek dan masih kurang yaitu jumlahnya 466 meter. Namun dengan harapan bahwa dengan adanya lapangan terbang ini akan membuka isolasi, terutama pelayanan bagi masyarakat setempat. adi secara gotong royong dan hasil swadaya masyarakat, akhirnya lapangan terbang itu bisa bangun di tempat lain,” terangnya.

Kata Kope Wenda, seiring perkembangan dan berdasarkan pengalaman pilot diusulkan agar lapangan itu harus di perpanjang lagi menjadi 616 meter, sehingga dengan panjang landasan yang cukup pesawat jenis Caravan atau pesawat lainnya dapat mendarat.

Hanya saja ujar Kope, sampai saat ini pembangunan lapangan terbang ini belum terealisasikan karena keterbatasan daya dan dana.

Oleh karena itu, sebagai wakil rakyat, Kope Wenda berharap agar pemerintah Provinsi Pegunungan Papua dapat memperhatikan ini dan dapat membangun lapangan terbang Kono, sehingga dapat membuka isolasi dan yang lebih penting dapat memberi akses bagi masyarakat Kono untuk dapat menikmati pembangunan dengan meningkatkan kehidupan ekonomi, pendidikan dan sebagainya.

“Jadi saya ke Kampung Kono itu untuk melihat peninggalan orang tua. Dan memang di Kampung Kono ini merupakan daerah terpencil yang susah dijangkau sehingga sangat tertinggal. Apalagi Kepala Distrik Kona juga selama 10 tahun, tidak pernah berada di tempat. Termasuk kepala sekolah juga sudah sekitar lima tahun lebih dia belum pernah ada di tempat. Ditambah kondisi sekolah juga sangat memprehatinkan,” ungkap anggota DPR Papua ini.

Kope Wenda menambahjan, mayoritas penduduk di Kampung Kono bekerja sebagai petani. Khususnya pertanian Kopi, buah merah dan Sagu. Sementara untuk peternakan, itu sebagian besar di dominasi oleh peternak hewan babi. Tapi beberapa warga juga bekerja sebagai pedagang, PNS, guru dan pemuka agama.

“Hal terpenting yang menggerakkan hati saya untuk melaksanakan kegiatan reses di Kampung Kono, karena pada tahun 1966 orang tua saya Evanglis Nagatejok Wonda merupakan orang yang pertama kali membuka penginjilan dengan pergumulan pelayanan yang luar biasa. Jadi orang tua saya Evanglis Nagatejok Wonda merupakan Penginjil dari Gereja GIDI Klasis Yamo Kabupaten Puncak Jaya yang sekarang ini menjadi bagian dari Provinsi Papua Tengah,” tuturnya. (Tiara).