Jayapura – Menjelang pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilihan Gubernur Papua yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 6 Agustus 2025, tokoh pemuda Sulawesi Selatan, Muhammad Hudzaifah, mengajak generasi muda Papua untuk menggunakan hak pilihnya secara bijak.
Hudzaifah menegaskan pentingnya partisipasi aktif anak muda dalam proses demokrasi, terutama dalam memilih pemimpin daerah yang berpihak kepada kepentingan generasi muda.
“PSU sudah dekat, saatnya anak muda menentukan kembali pilihannya untuk Papua yang lebih cerah,” ujar Hudzaifah dalam keterangan resmi, Senin (28/7/2025).
Dia mendorong agar generasi muda memilih secara rasional dan kritis, dengan mempertimbangkan rekam jejak dan visi-misi kandidat terhadap isu-isu kepemudaan dan pembangunan berkelanjutan.
Dia juga mendorong anak muda Papua menjadi pemilih cerdas dan melihat pasangan calon yang layak untuk memimpin daerah ini.
Dia mencontohkan kepemimpinan Irjen. Pol. (Purn.) Matius Fakhiri saat menjabat sebagai Kapolda Papua, yang kala itu membuka penerimaan besar-besaran anggota Polri yang diprioritaskan untuk Orang Asli Papua (OAP).
Program tersebut menjadi salah satu langkah konkret dalam membuka akses karier dan pemberdayaan pemuda lokal.
Berdasarkan catatan media, pada tahun 2024, Polda Papua membuka kuota 2.000 bintara, yang sebagian besar diperuntukkan bagi OAP dan mereka yang lahir serta besar di Papua. Anak-anak muda yang lolos seleksi pun ditempatkan untuk mengabdi di wilayah asal mereka.
Program Pro-Pemuda dan UMKM
Hudzaifah juga menyoroti visi-misi pasangan MARI‑YO yang dinilainya berpihak pada kepentingan generasi muda. Program pemberdayaan UMKM berbasis digital, pelatihan keterampilan kerja, dan dukungan terhadap ekonomi kreatif disebut menjadi bagian penting dari agenda mereka.
“Program MARI-YO tidak hanya bicara janji, tapi juga menyentuh kebutuhan riil anak muda, baik dari sisi ekonomi, pelatihan, maupun partisipasi dalam pembangunan,” jelasnya.
Seruan untuk Tidak Golput
Hudzaifah menyerukan agar seluruh pemilih pemula dan kaum muda di Papua datang ke TPS pada 6 Agustus 2025, dan tidak menyia-nyiakan hak suara yang dimiliki.
“Anak muda harus jadi penentu arah baru Papua. Jangan golput, datang ke TPS, dan pilih pemimpin yang benar-benar peduli dengan masa depan kalian,” pungkasnya.