Pasific Pos.com
Headline

Seleksi Calon Komisioner KPU Mimika Menuai Protes

Logo KPU. (Foto : google)

Mimika – Proses seleksi Calon Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah kali ini mendapat sorotan dan protes dari masyarakat.

Ternyata, penyebabnya adalah terdapatnya satu nama yang diduga merupakan “titipan” diantara 20 nama pasca pengumuman Tim Seleksi (Timsel) Calon Anggota KPU Kabupaten/Kota di Papua Tengah melalui keputusan Nomor: 03/TIMSELKK-GEL.10-Pu/03/94/2023.

Keputusan tersebut menetapkan nama-nama peserta yang lolos seleksi tes tertulis dan tes psikologi bakal Calon Anggota KPU Kabupaten Mimika periode 2024-2029.

Arden Chamel Temorubun
Atinus Alom
Beni Tipagau
Blasius Narwadan
Budiono
Delince Somou
Dete Abugau
Agustinus Tutupahar
Fransiskus Xaverius Ama Bebe Bahy
Hironimus Kia Ruma
Immanuel Waromi
Laloba Kogoya
Luther Beanal
Muaidin
Naftali Maiseni
Nemi Kobogau
Rahmat Ohoirenan
Richard Arthur Tutu
Teminus Mirip, S.M
Yulans Frengki Yundani Wenda.
Tak mengherankan jika publik setempat langsung dibuat gaduh pasca kelolosan nama Agustinus Tutupahar (AT).

Kemunculan nama yang tak asing di tengah publik Mimika ini benar-benar telah mengoyak nurani berbagai kalangan yang hingga saat ini masih membekas di hati pasca manuver pria berjuluk “Bpk Jkrta” ini dan kelompoknya yang nyaris “membumihanguskan” Johannes Rettob dari jabatan Wakil Bupati Mimika, beberapa waktu lalu.

Bahkan kabar lain beredar, jika strategi keikutsertaan AT dalam seleksi ini telah dipersiapkan secara matang oleh pihak atau kelompok tertentu jauh-jauh hari sebelum dimulainya tahapan seleksi ini.

Kecaman keras pun langsung diarahkan ke Timsel KPU Mimika.

Salah satunya datang dari Pembina Lemasko Marianus Maknaipeku.

Dia menilai, aroma kecurangan dalam penentuan calon yang lolos sangat kentara dan jika dibiarkan, maka Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Mimika bakal diwarnai konflik.

Marianus menegaskan, jika pihaknya mendapat informasi langsung dari sejumlah peserta seleksi, bahwa salah satu calon yang merupakan titipan kelompok tertentu diloloskan meskipun hanya mendapat nilai 80 padahal nilai standar kelulusan 200.

Yang lebih mengejutkan lagi, oknum calon tersebut bahkan digadang-gadang bakal menjadi Ketua KPU Mimika dalam rangka meloloskan salah satu calon Bupati yang mengikuti ajang Pilkada Mimika.

Marianus pun meminta Polisi turun tangan untuk menelusuri informasi yang diterimanya dari berbagai pihak tentang adanya dugaan skenario dibalik seleksi Calon Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.

“Saya minta polisi periksa semua anggota pansel. Belum apa-apa kepentingan sudah masuk, salah satu peserta itu memang dipaksa masuk biar kepentingan mereka diakomodir,” desak dia dalam pernyataan persnya, Minggu (3/12/2023).

Selain itu, kata dia, Calon Komisioner tersebut punya catatan yang kurang bagus terkait keharmonisan roda pemerintahan di Mimika.

“Karena belum apa-apa dia dulu yang mengotaki demo di Jayapura terhadap pak Wakil Bupati John Rettob. Maka itu, kami meyakini dia (AT) itu masuk seleksi Komisioner KPU untuk menjegal pak John Rettob yang nanti mau maju,” klaimnya.

Pembina Lemasko ini kembali meminta aparat penegak hukum mencermati berbagai kecurangan dalam proses seleksi komisioner KPU Mimika.
Sebab jika ada calon yang jelas-jelas membawa misi kepentingan kandidat tertentu sengaja diloloskan, otomatis pilkada Mimika diambang konflik.

“Kami minta Pansel supaya segera hentikan. Tolong jangan paksa karena keamanan Mimika bakal jadi taruhan. Ini tidak main-main, belum apa-apa kami melihat kecurangan ini sangat masif,” tegasnya.

Bantahan Timsel KPU Mimika

Timsel Calon Komisioner KPU Mimika langsung menyampaikan bantahan.

Mereka mengklaim tidak pernah menerima pesanan untuk mengakomodir calon tertentu lolos jadi anggota KPU Mimika sebagaimana disampaikan Anggota Timsel KPUD Mimika, Andi Nahar Nasada.

“Tidak ada calon pesanan! Yang pesan siapa? Tidak ada ! Nama yang pesan itu siapa? Saya tidak tahu.

“Saya lagi cari-cari siapa yang dimaksud begitu, saya tidak tahu! Karena peserta yang lolos masuk 20 besar itu melalui tahapan psikotest, CAT, Essey diberi nilai masing-masing anggota Timsel. Kalau nilai CAT dilihat langsung oleh peserta seleksi, nanti dilihat lagi di CAT itu peserta seleksi kerja bagus atau tidak kemudian yang menentukan terakhir itu psikotes,” ujarnya.

“Makanya saya heran kok orang bisa tahu nilainya 80. Bagaimana mau nilai 80 sementara nilai CAT saja sudah 60. Terus nilai essey saya ndak ingat terus ada nilai psikotes. Nah, beliau (AT) ini termasuk yang direkomendasikan masuk 20 besar karena nilainya diatas 60,” ujarnya.

Dikatakan, dalam seleksi KPU Mimika tidak ada standar nilai dan 20 besar ini berdasarkan perengkingan saja dan AT ini nilainya bagus.

Untuk itu, sekali lagi, ditegaskan Andi bahwa timsel tidak pernah terima pesanan dari siapapun soal seleksi Calon Komisioner KPU Mimika.

Tahapan selanjutnya, Senin (4/12/2023) yaitu tes kesehatan kemudian lanjut tes wawancara, Rabu (6/12/2023) untuk penentuan masuk 10 besar.

Selanjutnya, untuk Fit and Proper Test dilakukan KPU Provinsi Papua Tengah.

KPU Pusat yang akan memilih 5 terbaik dari 10 calon yang diusulkan untuk dilantik jadi Komisioner KPU Mimika yang baru.