Jayapura,- Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Jayapura yang telah rampung 100 persen kini tinggal menunggu peresmian oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Direncanakan peresmian akan dilakukan pada tanggal 15 atau 16 September 2025, bersamaan dengan agenda festival dan pertemuan dengan para ketua bidang kesehatan dari negara-negara Pasifik.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan (Keslan) Kementerian Kesehatan RI, dr. Azhar Jaya, S.H., SKM, MARS, kepada wartawan usai melakukan pertemuan dengan Penjabat Gubernur Papua, Agus Fatoni dan kepala OPD di Gedung Negara, Dok V Kota Jayapura, 3 September 2025.
“Kesiapan rumah sakit sudah 100 persen, tinggal menunggu peresmian. Namun sebelum itu, akan dilakukan soft opening agar rumah sakit sudah melayani masyarakat saat diresmikan,” ujarnya.
Meskipun saat ini Rumah Sakit Jayapura telah mulai beroperasi secara terbatas dan layanan yang diberikan telah menjangkau lebih dari 400 pasien. Pelayanan ini masih belum ditanggung BPJS, namun setelah peresmian, rumah sakit akan beroperasi penuh dan masuk dalam sistem layanan nasional.
Menurutnya, ketersediaan tenaga medis juga masih belum lengkap, sehingga pihak Kemenkes juga akan bekerja sama dengan RSUD Dok II Jayapura. “Keberadaan RSUP Jayapura bukan untuk menggantikan rumah sakit yang telah ada, melainkan menambah kapasitas dan akses layanan kesehatan, khususnya bagi masyarakat Papua. Kami juga akan menambah jumlah dokter, terutama secara bertahap untuk tenaga medis asli Papua,” tegas dr. Azhar.
Penjabat Gubernur Papua, Agus Fatoni, menegaskan kesiapan Pemerintah Provinsi Papua dalam menyambut peresmian Rumah Sakit Jayapura. Ia mengapresiasi perhatian pemerintah pusat terhadap pembangunan infrastruktur kesehatan di provinsi Papua.
“Kami ucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat melalui Kemenkes. Dukungan ini luar biasa, bukan hanya bangunan rumah sakit, tapi juga pembinaan SDM Papua melalui beasiswa,” kata Fatoni.
Ia menambahkan bahwa kehadiran RSUP Jayapura diharapkan dapat menjadi pusat rujukan kesehatan internasional, khususnya bagi negara-negara tetangga yang ingin melakukan medical check-up di Indonesia.
“Ini bisa menjadi kebanggaan kita bersama. Mari kita jaga keamanan dan dukung penuh kunjungan Presiden nanti,” pungkasnya.
