Jayapura – Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Jayapura resmi membuka layanan rawat inap sejak 17 Agustus 2025. Kehadiran layanan ini diharapkan menjadi solusi atas permasalahan keterbatasan ruang perawatan yang selama ini kerap dihadapi masyarakat Papua.
Manajer Pelayanan Medik RSUP Jayapura, dr. Rony Parlindungan Sinaga, Sp.N, FINA, mengatakan bahwa pembukaan rawat inap ini merupakan langkah penting dalam memperluas akses kesehatan di Tanah Papua.
“Selama ini masyarakat sering menghadapi kendala karena ruang rawat inap terbatas. Dengan dibukanya layanan rawat inap di RSUP Jayapura, kami ingin memastikan pasien yang membutuhkan perawatan lebih lanjut dapat tertangani dengan baik,” kata dr. Rony di kawasan RSUP Jayapura, Rabu (20/8/2025).
Saat ini layanan rawat inap dapat diakses oleh pasien yang dirujuk melalui poli rawat jalan, sementara pelayanan melalui instalasi gawat darurat akan menyusul setelah persiapan infrastruktur dan sistem keselamatan selesai.
Lebih lanjut, ruang rawat inap menggunakan sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) sesuai kebijakan pemerintah pusat, dengan kapasitas total 253 tempat tidur yang akan dibuka secara bertahap. Setiap ruangan maksimal berisi empat tempat tidur dengan jarak 1,5 meter, dilengkapi fasilitas modern, mulai dari pendingin ruangan, kamar mandi dengan sistem keamanan pasien, hingga panel bed dengan oksigen dan suction sentral.
Selain layanan KRIS, RSUP Jayapura juga telah menyiapkan rawat inap VVIP, sementara president suite akan dibuka pada tahap berikutnya.
Ia menegaskan seluruh pelayanan mengutamakan patient safety dengan dukungan tenaga medis dan nonmedis yang lengkap, mulai dari dokter umum, dokter spesialis, perawat, hingga tenaga administrasi. Adapun semua alur pelayanan telah disusun sesuai standar operasional prosedur (SOP) , termasuk skenario keselamatan pasien pada situasi darurat.
“Harapan kami, tidak ada lagi pasien Papua yang harus menunggu terlalu lama hanya untuk mendapatkan kamar perawatan. Kami ingin kehadiran RSUP Jayapura benar-benar memberi jawaban atas kebutuhan kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Meski saat ini layanan masih bersifat biaya pribadi, RSUP Jayapura menargetkan kerja sama dengan BPJS Kesehatan dapat terwujud pada tahun 2026 sehingga akses layanan semakin luas.
“Dengan dukungan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan seluruh pemangku kepentingan, kami optimistis layanan rawat inap ini bisa memberikan manfaat besar, bukan hanya bagi masyarakat Papua, tetapi juga untuk Indonesia Timur secara keseluruhan,” tambah dr. Rony.
Dia berharap dengan hadirnya layanan rawat inap, RSUP Jayapura dapat menjadi rumah sakit rujukan yang modern, inklusif, dan menjadi kebanggaan masyarakat Papua. “Kami berharap rumah sakit ini bisa memberikan dampak positif dan menjadi berkat bagi seluruh masyarakat di Tanah Papua,” pungkas dia.