Jayapura – Perum Bulog Kanwil Papua memastikan ketersediaan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan atau SPHP aman hingga 18 bulan kedepan.
Kepastian ini disampaikan Manager Operasional Pelayanan Publik Perum Bulog Kanwil Papua, Guido Pereira menyikapi oknum pedagang yang menaikan harga jual beras SPHP diluar ketentuan Badan Pangan Nasional (Bapanas).
“Stok tersedia, tahun ini kita mendistribusikan 20 ribu ton di 10 kantor cabang di bawah Kanwil Papua. Hingga Mei 2024, telah terdistribusi sebanyak 7.900 ton atau 40 persen. Untuk wilayah Jayapura dan sekitarnya, penyaluran beras SPHP 13 hingga 15 ton per hari,” ujar Guido di Jayapura, Senin (3/6/2024).
Guido menjelaskan bahwa harga eceran tertinggi beras SPHP di pasaran sudah ditentukan oleh Bapanas yaitu Rp13.500 per Kilogram, sementara harga yang dikeluarkan oleh Perum Bulog sebagai penyalur Rp11.600 per Kilogram.
“Pedagang tidak boleh menaikan harga seenaknya, kemudian mengklaim harga naik karena stok kosong. Stok selalu ada, bahkan kami telah mendatangkan beras impor dari Vietnam lebih dari 6 ribu ton beberapa waktu lalu. Beras impor ini salah satunya untuk menjaga ketersediaan beras SPHP,” ucapnya.
Guido mengatakan, Perum Bulog ditugaskan oleh pemerintah untuk menyalurkan beras SPHP selain bantuan pangan lainnya.
Kendati harganya setara jenis medium, namun kualitas beras termasuk jenis premium dengan tingkat pecah 5 persen. Hal inilah yang kerap memicu oknum pedagang memainkan harga.
“Perum Bulog menyalurkan beras SPHP dua kemasan yaitu 5 Kilogram dan 50 Kilogram untuk 1000 mitra pengecer yang telah bekerjasama, diantaranya Rumah Pangan Kita (RPK), ritel modern danssejumlah pedagang di pasar tradisional,” jelasnya.
Guido pun memastikan menghentikan kerjasama dengan oknum mitra yang kedapatan tidak mengikuti aturan.
“Kami kerjasama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan atau BPKP dan Satgas Pangan untuk mengawasi penjualan beras SPHP. Jika ada temuan, maka dipastikan kita menghentikan penyaluran ke oknum tersebut, ” ucapnya. (Zulkifli)