Pasific Pos.com
Ekonomi & BisnisHeadline

Perekonomian Papua Terkontraksi Minus 1,53 Persen

Ilustrasi perekonomian. (Foto : iStock)

Jayapura – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Provinsi Papua berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan I-2025 mencapai Rp21.834,86 miliar  (21,8 triliun) dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp13.080,08 miliar (13,08 triliun).

Kepala BPS Provinsi Papua, Adriana Carolina mengungkapkan, ekonomi Papua pada triwulan I tahun 2025 terhadap triwulan yang sama tahun sebelumnya tumbuh sebesar 3,91 persen.

“Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib dengan sebesar 8,14 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen pengeluaran konsumsi rumah tagga sebesar 3,44 persen,” jelasnya saat merilis pertumbuhan ekonomi pada Senin (5/5/2025).

Namun, ekonomi Papua mengalami kontraksi pada triwulan pertama tahun ini dibandingkan triwulan IV tahun 2024 sebesar -1,53 persen.

Dari sisi produksi, Adriana bilang, lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengalami kontraksi terdalam sebesar -8,14 persen, sementara dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami kontraksi terdalam sebesar -24,04 persen.

Kemudian struktur ekonomi Papua pada triwulan pertama tahun 2025 masih didominasi lapangan usaha konstruksi yang tercatat sebesar 19,39 persen dari sisi produksi. Sementara, dari sisi pengeluaran didominasi oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga, yaitu sebesar 55,13 persen.

Pertumbuhan ekonomi Papua yang mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Papua.

Penjabat (Pj) Gubernur Papua, Ramses Limbong pun mengajak semua pihak, termasuk pengusaha untuk berperan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Papua.

Ramses bilang, pasca daerah otonomi baru (DOB) terbentuk dan telah menjadi enam provinsi, terjadi perubahan paradigma berpikir. Sebelumnya, ekonomi Papua ditopang dengan sektor tambang dan penggalian.

“Data menunjukan pada triwulan pertama tahun 2025, pertumbuhan ekonomi Papua mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Saya mengingatkan bahwa pengusaha memiliki potensi besar untuk menjadi tulang punggung transformasi ekonomi daerah,” ucap Ramses saat membuka msuyawarah daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Papua pada 12 Mei lalu.

Dia pun mengingatkan bahwa tantangan di Papua tidak mudah. Wilayah dengan luas daratan 82,68 Kilometer persegi dan lautan 48,89 Kilometer persegi, maka inovasi adalah kunci.

“Di era digital ini, kita tidak bisa mengandalkan cara – cara lama. Pengusaha muda harus tampil dengan ide, teknologi dan cara pandang baru dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang dimiliki Papua terlebih di sektor pertanian, perkebunan, kelautan untuk pengembangan sentra perikanan dan hasil olah ikan,” ucapnya.

Selain inovasi, Pj Gubernur mengatakan, pengusaha muda juga diharapkan berkolaborasi dengan berbagai elemen, mulai dari masyarakat, akademisi, serta investor lokal dan nasional, termasuk bersama pemerintah.

“Kemudian sinergitas untuk menentukan arah. HIPMI harus menjadi jembatan yang menyatukan kepentingan pelaku usaha, masyarakat dan adat serta pemerintah. Lalu, akselerasi, harus bergerak cepat dan tepat dalam menangkap peluang,” tegasnya.

Ramses bilang, Pemerintah berharap, agar pengusaha muda tidak hanya fokus pada keuntungan pribadi, melainkan juga ikut berkontribusi dalam pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Leave a Comment