Pasific Pos.com
Papua Selatan

Perangi Terorisme, Forum Komunikasi Tokoh Suku Malind Nyatakan Sikap

0206211
Penyerahan naskah pernyataan sikap kepada pihak DPRD (foto:iis)

MERAUKE,ARAFURA,-Forum Komunikasi Tokoh Suku Malind bertempat di Café and Resto Cazoary, kemarin menyatakan komitmen untuk memerangi aksi terorisme yang terjadi di Kabupaten Merauke pasca penangkapan 11 orang terduga teroris oleh pihak Densus 88 belum lama ini. Hal itu telah disepakati pada pernyataan sikap yang dibacakan oleh Tokoh Muslim Marind, Burhan Zain di hadapan awak media yang mencakup 10 poin.

Di antaranya mengutuk segala bentuk prilaku radikalisme, terlebih-lebih tindakan teroris yang mengatasnamakan suku, ras dan agama tertentu, tidak akan memberikan sedikitpun ruang kepada teroris, perlu ditingkatkan kesiagaan dan kesigapan dari aparat kepolisian, perlu langkah strategis untuk mendeteksi sejak dini arus in and out manusia di pintu pelabuhan, pendatang baru wajib memiliki KTP dan memiliki tujuan jelas, perlu melakukan razia atau operasi justicia ( terkait pemilik dan ijin usaha), pada bengkel-bengkel las dan bubut besi/baja, yang semuanya ini berpotensial untuk memproduksi senjata rakitan, bahan peledak dan lain sebagainya.

Perlu diperketat dan diawasi penjualan fospor dan belerang (sulfur) yang biasa di gunakan sebagai bahan peledak ( bom rakitan ). Forum ini juga meminta kepada Majelis Ulama Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, bersama Kementerian Agama untuk melakukan deteksi dini secara teliti dan cermat, terhadap setiap aktifitas aliran-aliran yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang islami serta perlu diwaspadai pergerakan kelompok dakwah yang mengatasnamakan agama tertentu.

Bahkan forum ini meminta kepada Kapolres Merauke untuk memfasilitasi forum ini bertemu langsung dengan 11 orang terduga sebelum diberangkatkan ke Jayapura. Dalam kesempatan itu Ketua LMA Kabupaten Merauke, Ignasius Ndiken mengemukakan bahwa masyarakat Malind tetap mencintai persatuan di daerah ini dan senantiasa menjaga toleransi antar umat beragama dengan baik. Oleh sebab itu ia mengharapkan agar masuknya terorisme tidak mengakibatkan perpecahan dan tidak menyalahkan Agama Islam karena terorisme juga menyerang agamanya sendiri.

Sebab kelompok ini anti agama dan anti negara. Sementara itu Ketua Majelis Muslim Papua, Abdul Awal Gebze menyampaikan bahwa dengan penangkapan terduga teroris di Merauke menimbulkan banyak reaksi dan berbagai tanggapan yang berbeda-beda sehingga tidak boleh dibiarkan secara terus menerus karena akan berakibat fatal. Merauke adalah istana cinta kasih dan tanah yang damai sehingga perlu ada kesepakatan antara anak-anak Marind, tokoh agama, tokoh masyarakat bersama pemerintah dalam mencegah terjadinya tindakan terorisme di atas tanah yang mulia dan tercinta ini.

“Kami mengapresiasi pihak keamanan dalam hal ini Kapolres Merauke Kaka Untung Sangaji dan jajaran yang sudah berhasil menangkap pelaku terorisme. Namun kita harus tetap waspada dan memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat sehingga tidak terkesan terorisme itu dibawa oleh agama atau suku tertentu,”ujarnya.**