Pasific Pos.com
Nasional

Mensos Risma Bertemu Panglima TNI, Ini yang Dibahas

Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini saat menyambangi Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono di Markas Besar TNI di Cilangkap, Jakarta Timur. (Foto : Istimewa)

Jakarta – Negara melalui Kementerian Sosial diamanatkan oleh konstitusi untuk hadir memenuhi hak setiap warga negara, termasuk mereka yang tinggal di kawasan 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal). Menteri Sosial Tri Rismaharini memberikan perhatian serius agar negara hadir di kawasan ini khususnya daerah perbatasan Negara Indonesia dengan berbagai program.

Di kawasan 3T, Kemensos tidak hanya hadir dengan program bantuan sosial, tapi juga dengan membangun fasilitas pendukung kualitas hidup untuk menopang pembangunan sumber daya manusia.

Dalam pertemuan dengan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, Mensos menyampaikan, di kawasan 3T juga membangun berbagai fasilitas di antaranya air bersih dan listrik yang direalisasikan melalui bantuan air bersih dan solar cell untuk pembangkit listrik.

Kepada Panglima TNI, Mensos menyampaikan, Kemensos menghadapi berbagai tantangan selama melaksanakan tugas memenuhi hak-hak masyarakat di kawasan 3T dan perbatasan Indonesia dengan negara lainnya misalnya Pulau Sebatik di Nunukan, Pulau Mapia di Biak, Pulau Laut di Natuna dan banyak daerah perbatasan lainnya. Tantangan datang baik dari aspek transportasi maupun keamanan.

“Tugas Kemensos itu ada di 3T, terdepan, terpencil, tertinggal. Itu kan saya juga pengen datengi tapi saya berhadapan dengan gangguan keamanan. Kemarin itu ada keluhan di kawasan mereka tinggal telah tergerus agresi. Mereka khawatir,” ungkap Mensos Risma dalam siaran persnya, Minggu (19/2/2023).

Mensos hadir untuk mendiskusikan upaya – upaya percepatan penyaluran bantuan dan berkolaborasi dengan program – program TNI untuk daerah 3T.

Selain terhambat dengan gangguan keamanan, keterbatasan transportasi juga menjadi tantangan serius. Kemensos tidak hanya menyalurkan bantuan permakanan, tetapi juga fasilitas pendukung lainnya termasuk pakaian, mesin atau alat penunjang lainnya, terutama jika terjadi bencana.

“Sekarang saya tambahkan bantuan kalau bencana ada pakaian. Dulu kan hanya dibantu dengan makanan. Saya gak bisa, kalo anak – anak itu kesian kadang gak bisa, makanya saya belikan pakaian anak, perempuan laki – laki,” ucap Mensos Risma.

Bantuan air bersih dan solar cell untuk pembangkit listrik juga harus didistribusikan segera untuk menunjang keberlangsungan hidup masyarakat 3T. Untuk mengangkut air bersih dan solar cell, tentunya membutuhkan transportasi yang memadai.

“Kemarin itu juga ada yang bilang, ‘bu kita ndak ada air’. Saya bilang oke pak saya bantu cuma kan gimana aku bawa ke sana barangnya. Kalo naik heli. Naik pesawat itu kan maksimal hanya memuat 2,2 ton. Jadi kan tidak mungkin,” kata dia.

Kemensos memiliki keterbatasan dalam peralatan transportasi untuk memastikan bantuan bisa menjangkau kawasan 3T. Oleh karena itu, Mensos berharap dapat menjalin sinergitas Kemensos dan TNI, sehingga mengatasi berbagai tantangan di atas.

Menanggapi hal tersebut, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyambut baik upaya Kemensos dalam upaya memperbaiki kesejahteraan masyarakat di daerah – daerah perbatasan Indonesia.

TNI yang juga memiliki program di daerah – daerah perbatasan dapat berkolaborasi dengan Kemensos untuk membangun daerah – daerah tersebut dengan menyiapkan material serta mengerahkan anggota.

“Kita mix kan program Kemensos dengan TNI,” kata Laksamana Yudo. Tidak hanya untuk program – program untuk daerah perbatasan, TNI akan mendukung penyaluran bantuan ketika ada situasi tanggap darurat.

“Kami tekankan pada jajaran jadi ketika ada tanggap darurat itu tidak perlu ada perintah Panglima TNI. Langsung menyebar melakukan evakuasi dan SAR. Memang dulu mereka sering menunggu, belum ada perintah,’’ ujarnya.

‘’Sekarang saya perintahkan kalau ada tanggap darurat tidak perlu menunggu perintah. Laksanakan, nanti baru saya perintahkan untuk legalitasnya apalagi yang sifatnya mendorong logistik, kami siap bantu,” sambungnya.

Laksamana Yudo juga mengungkapkan siap membantu Kemensos untuk transportasi dalam pegantaran bantuan. “Bisa, nanti apa saja yg mau dibawa kita fasilitasi dengan kapal perang, tapi kalo perjalanannya panjang pake kapal saja, ada tempat tidurnya,” kata alumni AAL 1988 itu.

Turut hadir pada pertemuan Mensos Risma dan Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono yakni Staf Khusus Mensos Bidang Komunikasi dan Media Massa Don Rozano Sigit Prakoeswa, Plt. Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Robben Rico, Asisten Operasi (Asops) Mayjen TNI Agus Suhardi, dan Asisten Teritorial (Aster) Mayjen TNI Mochamad Syafei Kasno. (Redaksi)