Pasific Pos.com
Headline

Kritik Lion Air Lakukan Pembohongan Publik, Ahmad Doli: Jujur Saja Kalau Pesawatnya Rusak

Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia Tandjung bersama pengurus Partai Golkar Provinsi Papua ketika berada di VIP Room dari pagi hingga jelang malam hari akibat layanan pesawat Lion Air yang delay, Sabtu 14 Oktober 2023 malam.

 

 

Sentani – Maskapai penerbangan PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) mendapat kritikan dari Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia Tandjung.

Kritikan itu sampaikan Ahmad Doli dalam rilisnya yang diterima Pasificpos, Sabtu 14 Oktober 2023 malam sekitar pukul 21.48 WIT, setelah dirinya dan ratusan penumpang mengalami keterlambatan penerbangan yang cukup lama.

Dikatakan Ahmad Doli, semua berawal saat dirinya bersama 215 penumpang Lion Air yang hendak terbang dari Jayapura ke Manokwari dengan menggunakan maskapai dari Lion Grup itu pada Sabtu, 14 Oktober 2023 siang sekitar pukul 11.00 WIT.

Namun hingga pukul 13.30 WIT, dirinya dan ratusan penumpang juga belum dapat kepastian dari pihak maskapai Lion Air, apakah jadi terbang atau tidak. Alasan yang disampaikanpun berubah-ubah.

“Alasan pertama yang disampaikan, bahwa pesawat mengalami kerusakan. Kemudian berubah lagi, disampaikan bahwa cuaca di Manokwari sangat buruk, sehingga tidak memungkinkan untuk mendarat,” ujar Wakil Ketua Umum DPP partai Golkar ini.

Kemudian, memasuki pukul 14.00 WIT atau jam dua siang, disampaikan lagi informasi bahwa tidak ada lagi penerbangan di siang hari itu ke Manokwari dengan alasan kerusakan pesawat dan penumpang akan dialihkan ke keberangkatan pukul 18.00 WIT, menunggu pesawat yang datang dari Menado.

“Tapi setelah itu, kembali disampaikan informasi bahwa tidak ada lagi penerbangan di siang hari itu ke Manokwari, atau dibatalkan sama sekali dengan alasan pesawat dari Makassar (bukan Menado) tidak bisa mendarat,” katanya.

Dari kronologis tersebut, Ahmad Doli Kurnia Tandjung menilai bahwa manajemen Lion Air bekerja dengan sangat tidak profesional dan mengabaikan sama sekali prinsip-prinsip pelayanan publik.

Terkait dengan alasan pesawat rusak, Ahmad Doli Kurnia menyampaikan bahwa alasan itu ia dapatkan dalam dua hari ini. Dimana sehari sebelumnya, kejadian yang sama dialami oleh penumpang yang menuju Timika.

“Kemudian ternyata pesawat ke Manokwari tersebut, tidak bisa dipergunakan karena GPS nya rusak. Artinya, pesawat yang terbang adalah pesawat yang secara teknis tidak layak terbang, tetapi tetap diizinkan terbang. Kejadian seperti ini sebenarnya sudah beberapa kali saya alami dan banyak cerita juga yang saya dapat,” kata Doli.

“Yang saya heran, kenapa pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) seakan diam dan seperti gak ada apa-apa. Saya juga pernah dapat cerita dari Pj. Gubernur Papua Barat, yang pernah mengalami kejadian hampir serupa. Saya pun menyampaikan kepada Menteri Perhubungan dan pak Menteri menjawab, ‘Gak bisa diintervensi, karena perusahaan swasta’. Inikan lucu sekali jawabannya pak Menteri,” akunya.

Maskapai Lion Air Melakukan Pembohongan Publik

Dirinya mengatakan, seharusnya maskapai Lion Air jujur saja. Kalau memang pesawatnya rusak, ya bilang rusak saja.

“Jangan buat alasan cuaca buruk. Kalau gak ada pesawat lagi, ya bilang saja gak ada. Tidak usah mengarang cerita, bilang sore akan ada pesawat dari Manado,” tegasnya

“Akhirnya kami bisa mendarat di Sorong sekitar pukul 20.58 WIT. Rupanya itu hanya transit dan bersiap ke Manokwari. Namun ternyata sudah ada ratusan penumpang lagi yang harus menunggu dari jam 8 pagi di Bandara Sorong yang ingin ke Manokwari. Di antara mereka ada yang cerita ke saya, kalau mereka tidak sempat lagi melihat jenazah ibunya yang sudah harus dikebumikan tadi siang. Luar biasa sekali kelalaian Lion Air, yang hanya bisa membuat rakyat menderita,” tambahnya.

Dengan demikian, Ahmad Doli menyampaikan, perihal keberatan atau kritikan ini agar semua kita tahu betapa gampangnya maskapai Lion Air mengelola perusahaan pelayanan publik itu dengan suka-suka.

“Sekaligus saya mengingatkan buat siapa saja yang berani mengambil peran untuk melayani masyarakat, apalagi masyarakat itu sudah bayar dalam mendapatkan pelayanan, untuk bisa sungguh-sungguh melayani. Atau kalau tidak bisa, lebih baik berhenti atau tutup saja usaha untuk melayani masyarakat,” tegasnya.