MERAUKE-Tim dosen dari Universitas Musamus yang terdiri dari ketua, Andi Ervin Novara Jaya dan anggota, Gusti Ayu Utami dan Mohamad Ilham belum lama ini menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tajuk “Pemberdayaan Warga Binaan Kelompok Remaja Lapas Kelas IIB Merauke Melalui Pembuatan BON-JAIR dan Strategi Hukum Dalam Pemanfaatan Digital Marketing”.
Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) dari hibah Dana Riset dan Teknologi Perguruan Tinggi (DRTPM) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi tahun pelaksanaan 2025.
Bertujuan memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada warga binaan dalam mengembangkan produk inovasi dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada.
Berangkat dari potensi besar ikan mujair yang melimpah dan selama ini kurang dioptimalkan dalam menghasilkan produk inovasi bernilai ekonomi tinggi.
Dosen ini melihat peluang tersebut untuk dikembangkan menjadi produk inovasi dan bernilai guna tinggi. Ikan mujair yang memiliki kandungan protein tinggi dan rendah lemak kemudian diolah menjadi abon ikan mujair yang lezat.
Dosen bersama mahasiswa jurusan Ilmu Hukum, Akuntansi dan Pendidikan Komputer turun langsung mendampingi warga binaan kelompok remaja di Lapas Kelas IIB Merauke. Mereka memberikan pelatihan mulai dari pengenalan alat dan bahan, proses pembuatan hingga mendesain kemasan produk Abon Ikan Mujair (BON JAIR).
Antusiasme warga binaan sangat tinggi dalam mengikuti setiap tahapan pembuatan abon dan mendesain kemasan produk dengan menggunakan Canva. Selain dapat dijual oleh warga binaan, produk ini juga dapat diperkenalkan sebagai potensi lokal yang menjadi produk inovasi unggulan dari Lapas Kelas IIB Merauke ke depannya.
Andi Ervin Novara Jaya mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari tanggung jawab akademisi dalam mengabdi kepada masyarakat.
“Kami ingin ilmu yang kami dapatkan tidak hanya berhenti di kampus tetapi dapat ditransfer dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Khususnya warga binaan sehingga mereka memiliki ketrampilan baru untuk menciptakan peluang usaha yang bernilai ekonomi serta memiliki pemahaman tentang strategi hukum dalam pemanfaatan teknologi digital agar warga binaan memahami hak dan kewajiban saat memasarkan produk,” ujarnya.
Sementara itu Esther Tabo, salah satu warga binaan mengaku sangat senang bisa ikut serta dalam pelatihan.
“Selama ini kami hanya tahu ikan mujair itu dimasak dan dibakar, tetapi sekarang kami mendapatkan ketrampilan baru untuk diolah menjadi produk inovasi bernilai ekonomi yang dapat menjadi peluang usaha setelah bebas nanti,” tuturnya dengan antusias.
Tim juga menyerahkan alat pembuatan abon kepada pihak Lapas selaku perwakilan mitra pengabdian. Diharapkan warga binaan dapat mengembangkan produk inovasi ini sekaligus melestarikan potensi alam secara berkelanjutan.(iis)