Jayapura – Program 1000 dokter merupakan inisiatif dari Pemerintah Provinsi Papua dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dibidang kesehatan dengan memberikan beasiswa pendidikan kedokteran bagi anak-anak asli Papua.
Sehingga, Pemerintah Provinsi Papua diharapkan dapat berperan penting dalam memfasilitasi dan mendukung pelaksanaan program tersebut. Hanya saja, salah satu dokter asal Papua, Novia lulusan Chongqing Medical University, Cina mengaku menemui kendala saat proses memeperoleh Surat Tanda Regitrasi (STR).
Novia yang didampingi keluarganya menyambangi Fraksi NasDem DPR Papua untuk menyampaikan keluhannya itu. Novia dan keluarga diterima dengan Wakil Ketua Fraksi NasDem DPR Papua, Dr. Ir. Alberth Merauje di Ruang Fraksi NasDem DPR Papua, pada Jumat siang, 16 Mei 2025.
Novia merupakan salah satu dokter muda dari sekian tenaga kesehatan (Nakes) menjadi peserta program tersebut telah mengikuti Program Intership Dokter Indonesia (PIDI) di wilayah Papua.
Bahkan, Novia juga nerupakan salah satu penerima beasiswa dari program 1000 dokter yang digagas oleh mantan Gubernur Papua, Barnabas Suebu, telah berhasil menempuh pendidikan kedokteran di Chongqing Medical University, Cina, dan lulus pada tahun 2018.
Kendati demikian, putri asal Papua itu, hingga saat ini belum dapat menjalankan praktik kedokteran secara resmi di Indonesia. “Kendala utama terletak pada proses memperoleh STR, yang mensyaratkan lulusan luar negeri untuk lulus ujian kompetensi dokter Indonesia serta menjalani program magang (internship) selama satu tahun,” kata Novia kepada Pasific Pos disela sela pertemuan dengan Wakil Ketua Fraksi Nasdem DPR Papua, Albert Merauje, Jumat 16 Mei 2025.
Lanjut dikatakan, meskipun telah lulus ujian kompetensi, namun ia belum menjalani internship karena kendala keluarga dan penempatan di luar Papua seperti Kupang, NTT dan Bali.
“Saya ingin mengabdi di tanah Papua, tetapi program internship hanya tersedia di luar Papua, dan itu sangat berat bagi saya, karena terbentur dengan biaya,”ungkap Novia.
Untuk itu, Novia berharap pemerintah dapat memfasilitasi agar proses internship ini bisa dilakukan di Papua, terutama di rumah sakit milik pemerintah yang sudah tersedia di Jayapura.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Fraksi Partai NasDem DPR Papua, Dr. Ir. Alberth Merauje, A.Md.Tek., S.T., M.T., IPM. dengan tegas mengatakan, komitmennya untuk dapat memperjuangkan hak-hak dokter lulusan luar negeri asal Papua.
Pasalnya, tandas Politisi Partai NasDem itu, para dokter ini merupakan aset negara yang telah dibiayai oleh pemerintah, sehingga seharusnya dipermudah dalam proses pengakuan legalitas profesinya.
Terkait dengan hal tersebut, Alberth Merauje yang juga merupakan anggota Komisi IV DPR Papua berencana akan melayangkan surat resmi kepada Gubernur Papua dan Kementerian Kesehatan RI, untuk meminta agar program internship bagi dokter Papua dapat dilaksanakan di Papua.
Menurutnya, hal ini juga dinilai penting untuk menjawab kebutuhan tenaga medis di wilayah tersebut.
“Kami tidak ingin anak-anak Papua yang sudah susah payah menempuh pendidikan tinggi tapi pada akhirnya mereka menganggur karena terbentur administrasi. Jadi, Pemerintah wajib hadir untuk memastikan mereka bisa segera bekerja dan mengabdi diatas tanahnya sendiri,” tegas Merauje.
Tak hanya itu, legislator Papua itu juga mendorong adanya dukungan pembiayaan dari pemerintah daerah jika penempatan internship terpaksa dilakukan di luar Papua. “Program beasiswa ini tidak boleh berhenti di bangku kuliah saja, tapi harus diiringi dengan pendampingan sampai anak-anak Papua ini benar-benar bisa bekerja dan melayani masyarakat,” tekannya.
Albert Merauje pun berharap, program 1000 dokter yang dikelolah oleh Badan Pengelolaan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Papua itu dapat memfasilitasi dan mendukung pelaksanaan program ini.
“Program ini dharapkan dapat terus berlanjut, sehingga terjadi penerataan SDM dokter spesialis di seluruh Indonesia, khususnya di Papua,” harapnya.
Ia menambahkan, melalui beasiswa pendidikan kedokteran bagi anak anak Papua, mereka akan kembali ke daerah asal mereka untuk mengabdi dan melayani masyarakat.
“Semoga adik adik Nakes ini dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan tanggungjawab yang diberikan benar benar dapat melayani masyarakat dengan hati,” imbuhnya. (Tiara)