Pasific Pos.com
Headline

BTF 2025, Perkuat Hubungan Bilateral dan Ekonomi RI–PNG

Jayapura,- Border Trade Fair (BTF) RI–PNG 2025 resmi dibuka di kawasan perbatasan Skouw, Kota Jayapura, Kamis (9/10/2025). Pembukaan dilakukan oleh Asisten Bidang Pemerintahan Sekretariat Daerah Papua, Yohanes Walilo.

Turut dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Papua Nugini dan Kepulauan Solomon, Andriana Supandy, Administrator Provinsi West Sepik PNG, Jacob Areman, serta Asisten Deputi Kawasan Perbatasan Darat dan tamu undangan lainnya dari kedua negara.

Dalam sambutannya, Yohanes Walilo menegaskan bahwa BTF 2025 merupakan bukti nyata semangat persaudaraan dan kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Papua Nugini, khususnya di bidang perdagangan, sosial, dan budaya masyarakat perbatasan.

“BTF tahun ini mengusung tema ‘From Border to the Bridge’ dengan tiga pilar utama yakni, connect, collaborate, dan create. Tema ini menggambarkan tekad kita untuk menjadikan batas bukan sebagai pemisah, melainkan jembatan persahabatan dan kemajuan bersama,” ujar Yohanes.

Ia menjelaskan, Tiga Pilar tersebut mempunyai tujuanm yaitu, pilar “Connect” bertujuan mempererat hubungan antarwarga di wilayah perbatasan, khususnya antara Skouw (Indonesia) dan Wutung (PNG), serta menghubungkan pelaku usaha dan budaya yang meskipun berbeda, namun saling berdampingan.

Pilar “Collaborate” mendorong sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan komunitas untuk membangun kawasan perbatasan sebagai ruang ekonomi baru yang inklusif dan produktif.

Pilar “Create” membuka peluang inovasi, membangun jaringan ekonomi lintas batas, serta memperkenalkan identitas budaya masyarakat perbatasan yang unik dan autentik kepada dunia.

Pada ajang BTF 2025, Pemerintah Provinsi Papua melibatkan sebanyak 40 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari Indonesia dan Papua Nugini. Keterlibatan UMKM ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat kerja sama ekonomi lintas negara, sekaligus memperkenalkan produk lokal unggulan ke pasar internasional.

“Kami melibatkan 40 UMKM dari Papua dan PNG yang memiliki potensi ekspor. Ini adalah ajang strategis untuk mendorong kerja sama perdagangan kedua negara,” ungkap Yohanes.

Produk-produk yang dipamerkan antara lain hasil pertanian, kerajinan tangan, dan makanan olahan khas Papua yang mencerminkan kekayaan tradisi serta keunikan budaya masyarakat perbatasan.

Yohanes juga menekankan pentingnya pasar perbatasan Skouw yang telah dibangun pemerintah sebagai modal utama memperluas sektor ekonomi masyarakat.

“Kami berharap ke depan ada mekanisme perdagangan lintas batas yang lebih terbuka. Jika izin lintas batas disepakati, maka kendaraan dan barang dari Papua dapat lebih mudah masuk ke Vanimo untuk kegiatan ekonomi,” tambahnya.

Yohanes menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya BTF 2025, termasuk Badan Pengelola Perbatasan dan Kerja Sama Provinsi Papua, BNPP Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi West Sepik, para sponsor, serta seluruh pelaku UMKM yang berpartisipasi aktif.

“Kita semua adalah bagian dari visi besar untuk menjadikan perbatasan sebagai zona damai yang berbeda dan berdaya saing di kawasan Pasifik Selatan,” pungkasnya.

BTF 2025 diharapkan dapat menjadi tonggak penting dalam membangun kawasan perbatasan yang tidak hanya kuat secara ekonomi, tetapi juga kaya akan nilai-nilai sosial dan budaya yang harmonis serta saling menghargai.