Pasific Pos.com
Ekonomi & Bisnis

BPS Sebut Sektor Pariwisata dapat Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Papua

Tamu saat melakukan reservasi di Hotel Sahid Papua. (Foto : Zulkifli)

Jayapura – Perekonomian Papua yang terus mengalami pertumbuhan signifikan dari tahun ke tahun yang ditopang oleh sektor pertambangan dan penggalian.

Pada triwulan III tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Papua tercatat 5,78 persen yang merupakan andil dari hampir seluruh lapangan usaha, terutama yang memberikan kontribusi besar dalam perekonomian Papua yaitu pertambangan dan penggalian dengan kontribusi 36,14 persen.

Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Papua, Priyo Yudyatmoko mengatakan, selain pertambangan dan penggalian, sektor pariwisata sangat berpotensi menumbuhkan perekonomian Papua.

‘’Meski kontribusinya tidak sampai 10 persen dari transportasi dan akomodasi terhadap perekonomian Papua, namun potensi untuk menumbuhkan ekonomi Papua dari sektor tersebut cukup tinggi, sebab dari pariwisata masih terdapat jasa lainnya yang belum dioptimalkan pengelolaannya,’’ kata Priyo, Kamis (1/12/2022).

Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Provinsi Papua, Akhmad Fauzi mengatakan, potensi pariwisata untuk perekonomian Papua cukup besar, namun yang menjadi persoalan adalah data-data pariwisata saat ini belum menjadi perhatian serius pemerintah daerah dan pelaku pariwisata.

‘’Contohnya paket wisata yang ditawarkan ke pihak luar belum ada. Sejauh ini hanya festival yang digelar secara temporer sekali setahun untuk masing – masing daerah, tapi paket wisata seperti pantai belum ada,’’ kata Fauzi.

Sementara itu, BPS mencatat perkembangan pariwisata di Papua dari industry hospitality yaitu tingkat penghunian kamar atau TPK hotel.

Selama Oktober 2022, jumlah tamu yang menginap di hotel bintang di Papua sebanyak 23.677 orang, dengan rata-rata lama menginap lebih dari sehari.

Tingkat penghunian kamar hotel bintang di Papua selama Oktober 2022 mencapai 39,79 persen atau naik 0,35 persen dibandingkan bulan sebelumnya 39,44 persen.

Fauzi menjelaskan bahwa TPK adalah perbandingan antara banyaknya malam kamar yang dihuni dengan banyaknya malam kamar yang tersedia.

Mengenai IPM pasti ada perubahan karena kita tahu bahwa untuk provinsi kota jayapura sudah 80, sehingga dedangkan paling rendah nduga, kalau pisah pasti ada pergerakan naik. (Sari)