Pasific Pos.com
Papua Selatan

Berkunjung Ke Kimaam, Uskup Soroti Beberapa Hal Penting

Uskup Agung Merauke, Mgr.Petrus Canisius Mandagi, MSC saat memberikan keterangan pers (foto:iis)

MERAUKE,- Uskup Agung Merauke, Mgr.Petrus Canisius Mandagi, MSC menyampaikan hasil kunjungannya ke Distrik Kimaam selama seminggu belum lama ini kepada sejumlah wartawan di kediamannya, Sabtu (21/5). Beberapa hal penting menjadi sorotannya berdasarkan pertemuan dengan masyarakat setempat saat itu.

Ia berharap hal-hal yang disampaikan dapat diinformasikan oleh media karena menurutnya, wartawan adalah corong kebenaran dan corong untuk perubahan. Wartawan menurutnya menjadi agen perubahan di tengah masyarakat, oleh sebab itu sebagai Uskup Agung dirinya senantiasa bekerjasama dengan wartawan.
Uskup tidak hanya bertatap muka dan berdialog dengan masyarakat tetap juga bertemu para pastor dan suster yang bertugas di Kimaam.

“Luar biasa masyarakat di sana karena mereka bekerjasama mensukseskan kunjungan saya. Tidak hanya dari warga Katolik tetapi juga non Katolik sama-sama membantu. Termasuk aparat keamanan dari jajaran militer maupun polisi. Saya berdialog dengan mereka untuk mendengarkan apa yang mereka harapkan dan saya sebagai jembatan warga setempat dengan pemerintah,”ujarnya.

Menurutnya, pemerintah harus mengetahui kebutuhan masyarakatnya dan ia berupaya membantu menyampaikan kepada pemerintah yang pada akhirnya nanti mampu membuat masyarakat tumbuh dan berkembang.

Adapun beberapa hal yang ia sampaikan terkait hasil kunjungannya pada tanggal 16 hingga 20 Mei 2022 sebagai Uskup ke wilayah-wilayah Keuskupan Agung Merauke, antara lain apresiasinya kepada para pastor dan suster yang dinilai telah melaksanakan tugas dengan baik meskipun di medan yang cukup berat.

Kerukunan umat beragama juga dinilai terjalin dengan sangat baik. Soal keamanan juga sudah mulai membaik, dalam hal ini meliputi wilayah Kimaam dan Wanam. Meskipun beberapa waktu lalu sempat masih dijumpai anak-anak muda yang mabuk-mabukan. Ia mengaku mendapat informasi dari masyarakat untuk mendatangkan pasukan Brimob guna memberikan pengamanan khusus kepada warga.

“Padahal menurutnya saya sebenarnya tidak perlu lagi ada Brimob karena sudah ada aparat yang bertugas di sana. Lucunya lagi, kedatangan mereka harus dibayar oleh masyarakat dengan jumlah yang disampaikan sebesar 30 juta Rupiah setiap bulan.

Oleh sebab itu masyarakat mengumpulkan dana agar Brimob bisa datang dan tinggal di sana. Hal ini akan saya tanyakan kepada Kapolres, Kapolda dan Wakapolda apakah memang masyarakat harus membayar keamanan yang notabene justru sangat dibutuhkan oleh mereka? Ini menjadi pertanyaan besar saya karena rakyat sudah tidak aman tetapi harus membayar lagi,”jelasnya.

Uskup juga menyampaikan bahwa warga mulai merasa khawatir ketika nanti Bimob akan ditarik karena warga sudah tidak mampu untuk membayar lagi. Hal lain yang ia soroti adalah mengenai kehidupan warga setempat.

Menurutnya, Kimaam adalah daerah yang sangat kaya khususnya untuk hasil perikanan yang melimpah. Namun masih ada warga yang hidup dalam keprihatinan dan menurutnya masih hidup dalam taraf kemiskinan. Untuk itu perlu ada pemberdayaan masyarakat untuk mengolah hasil alamnya sehingga tidak selalu dimanjakan oleh alam yang dapat digunakan kapan saja.

Uskup juga menyampaikan tentang bidang pendidikan dan kesehatan yang masih perlu perhatian pemerintah, termasuk soal kedisiplinan petugas maupun tenaga pendidik dalam menjalankan tugas. Ia juga menyinggung tentang penyaluran BLT dan dana desa yang perlu ditingkatkan pengawasannya.

Sementara itu saat dikonfirmasi oleh wartawan via telepon seluler di Mako Brimob usai jumpa pers dengan Uskup Agung terkait informasi mengenai dana yang dikeluarkan warga untuk pasukan Brimob, Komandan Batalyon D Pelopor, Kompol Clief G.PH.Duwith, SE, SIK membantah keras.

Pasalnya, Brimob hadir di Wanam untuk membantu pengamanan dan itu semua atas permintaan masyarakat sendiri. Ia juga menegaskan bahwa hal tersebut sudah tertuang dalam surat pernyataan yang menyatakan dukungan atas kehadiran Brimob dan merupakan kesepakatan warga.

“Saya tegaskan bahwa tidak ada anggota saya yang melakukan pungli atau memungut dana dari masyarakat. Kami hadir di sana atas permintaan perwakilan warga dalam hal ini Bamuskam yang datang ke kantor secara langsung. Jadi kehadiran kami justru sangat membantu masyarakat,”tegasnya.

Pihaknya tidak ingin isu-isu seperti ini semakin melebar karena dapat merusak nama baik jajarannya. Bahkan dampak dari isu miring tersebut, ia sempat memberikan perintah untuk menarik pasukannya namun warga masih membutuhkan kehadiran Brimob sehingga rencana itu dibatalkan.

Ia mengungkapkan, isu mengenai adanya sumbangan dana tersebut sudah beredar dua kali dan ia kembali menegaskan bahwa ia tidak pernah mengijinkan anggotanya melakukan tindakan-tindakan seperti itu karena Brimob tidak pernah menyusahkan masyarakat.

Ia juga berencana akan bertolak ke Wanam untuk mengusut tuntas informasi ini karena sebagai komandan ia sangat tegas dan tidak akan pernah mentolerir anggotanya yang melakukan pelanggaran. Ia menjelaskan, anggota Brimob melaksanakan pengamanan di Wanam sejak Desember 2021 lalu. **