‎Jayapura,- Untuk membentuk karakter dan moral generasi penerus bangsa yang kuat dan berwawasan kebangsaan, maka harus ditanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini. Hal itu ditegaskan, Anggota DPR Papua dari Fraksi NasDem, Dr. Ir. Alberth Merauje, A.Md.Tek., S.T., M.T., IPM kepada sejumlah wartawan usai memberikan materi dalam kegiatan sosialisasi Pancasila yang dihadiri sekitar 500 peserta di Kota Jayapura yang bekerja sama antara Komisi XIII DPR RI, DPR Papua dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang dilaksanakan di Gedung LPTQ Kotaraja, Distrik Abepura, Kot Jayapura – Papua, Rabu, 20 Agustus 2025.
“Jadi sangat penting pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila bagi seluruh warga negara Indonesia, terutama generasi muda,”tegasnya kembali.
‎‎Apalagi tandas Merauje, yang juga sebagai Wakil Ketua Fraksi NasDem DPR Papua itu, bahwa Pancasila merupakan dasar ideologi bangsa yang harus ditanamkan sejak usia dini, bukan hanya dihafal, namun juga diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. “Kalau Pancasila dirubah, maka runtuhlah negara ini,”ujar Alberth Merauje dengan nada lirih.
‎
‎Untuk itu, ia menekankan, penerapan sila pertama tentang Ketuhanan Yang Maha Esa harus menjadi landasan utama dalam membentuk karakter bangsa. Jika nilai Ketuhanan dijalankan dengan benar, maka sila-sila lainnya akan secara otomatis tercermin dalam kehidupan bermasyarakat.
‎
‎“Meski kita rajin ibadah, tapi kalau perbuatan tidak sesuai, itu bukan pengamalan Pancasila. Di media sosial kita lihat, hal-hal sepele bisa berujung konflik, harta benda hancur, bahkan nyawa melayang. Ini karena Pancasila tidak ditempatkan sebagaimana mestinya,”tekannya.
‎
‎Bahkan dalam kegiatan tersebut, Alberth Merauje juga menjelaskan bahwa Pancasila bukan hanya simbol, melainkan landasan hukum yang terintegrasi dalam UUD 1945. “Yang di dalamnya ada Bhinneka Tunggal Ika, yang menyatukan ribuan pulau, bahasa, dan budaya Indonesia,”tandas Politisi Partai NasDem itu.
‎
‎Selain itu, legislator Papua itu juga menyoroti menurunnya semangat nasionalisme, seperti masih banyaknya masyarakat yang tidak memasang bendera merah putih saat peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-80.
Dikatakan, hal ini menunjukkan lunturnya nilai kebangsaan dan kurangnya rasa nasionalisme.
‎Dengan demikian, ia pun mendesak agar BPIP memasukkan pendidikan Pancasila ke dalam kurikulum nasional seperti dulu secara serius dan berkelanjutan, mulai dari tingkat TK hingga SMA.
“Anak-anak ini harus diajarkan toleransi, musyawarah, dan gotong royong sejak dini. Upacara bendera setiap hari Senin dan itu harus dan diwajibkan lg di sekolah sekolah,”ucapnya.
‎
‎Oleh karena itu, Alberth Merauje mengingatkan bahwa pelaksanaan Pancasila tidak bisa hanya secara simbolik dan jika ada pihak yang melanggar nilai-nilai Pancasila, seperti membuat keributan, membangun tanpa izin, atau menyulut konflik, maka harus dikenakan sanksi hukum.
‎
‎Bahkan itu juga mengatakan, meskipun Indonesia sudah merdeka selama 80 tahun, namun masih ada masyarakat yang belum menikmati pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan yang layak.
Karena itu, Anggota Komisi IV DPR Papua itu mendorong pemerintah untuk membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya dan mengedepankan kepentingan bangsa, bukan golongan.
‎
‎“Pancasila adalah pedoman dalam membangun sistem politik yang sehat, ekonomi yang adil, serta masyarakat yang menghargai perbedaan. Bahkan, Pancasila menumbuhkan semangat cinta tanah air dan bela negara,”tegas Alberth Merauje.
Sekedar diketaui, turut hadir dalam kegiatan sosialisasi itu, Anggota Komisi XIII DPR RI, Tonny Tesar, S. Sos, Wakil Ketua I DPR Papua, Herlin Beatrix Monim, SE. MM, Ketu Fraksi NasDem DPR Papua, Dwita Handayani, Sekretaris DPW Partai NasDem, Jhony Banua Rouw, SE, Perwakilan BPIP, Tri Hartati dan Staf Ahli DPR RI Komisi XIIII, Yohanes Graubaba. (Tiara).