Pasific Pos.com
Headline

Aksi Penganiayaan Ketua Klasis Kingmi di Nduga, Kapolda dan Kapolres Diminta Segera Usut Tuntas

Jayapura – Kapolda Papua dan Kapolres Nduga diminta segera mengusut tuntas insiden penganiayaan sejumlah hamba Tuhan paska pengerebekan di Kantor klasis Kingmi di Kenyam, oleh Kepolisian Resort Nduga pada Minggu (17/9/2023) malam.

Hal ini disampaikan Tokoh Masyarakat Nduga, Otomi Gwijangge, S. Hut kepada Pasificpos melalui WatsApp, Selasa (19/09/2023).  Ia menjelaskan, saat penangkapan atau penggerebekan ada beberapa hamba Tuhan yang dipukul oleh aparat keamanan, yakni Pdt. Zakeus Kogoya, S. Th, Pdt. Lazarus Elopere, S. Th dan Pdt. Nataniel Tabuni, S. Th.

Otomi Gwijangge  mengungkapkan, ketiga pendeta ini di pukul tanpa ada penyampaian surat perintah. Bahkan Pdt. Nataniel Tabuni ditendang oleh aparat keamanan. Tak hanya itu, Ketua Klasis Kenyam, Pdt. Zakeus Kogoya juga mendapat perlakuan yang sama.

Otomi menegaskan, peristiwa tersebut sangat memalukan dan justru merusak tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Karena sebesar apa pun masalah jika kita mengedepankan komunikasi, bermusyawarah, berdialog pastinya akan ada solusi atau jalan keluar.

“Kami sebagai warga negara yang baik, menghargai antar sesama manusia, menghargai dan memeluk agama, apalagi keluarkan stagmen bahwa gereja setan. Itu sangat memukul hati kami sebagai umat beragama dan ini sama dengan penistaan agaman. Jadi kami minta Kapolres Kabupaten Nduga segera menindak tegas anggotanya yang tidak punya etika seperti ini. Hal ini jangan dianggap bias- biasa saja, sebab ini akan berdampak besar,” tekannya.

Untuk itu, tandasnya, Kapolres Nduga diminta segera mengambil sikap tegas dan langkah langkah menyelesaikan masalah ini dengan baik. “Bagii aparat yang dengan sengaja sudah merusak Kantor Pusat Pelayanan Gereja dan melakukan penganiayaan terhadap hamba Tuhan, kami minta Kapolres Nduga segera melakukan pemeriksaan terhadap anggotanya  dan dan memberikan hukuman sesuai perbuatannya. Dan yang terpenting lagi, mereka harus di copot dan di berhentikan dari anggota Kepolisian, biar ada efek jerah. Karena perbuatan mereka itu mengandung zarah dan itu tidak sepantasnya dilakukan sebagai anggota polisi. Ini sudah mempermalukan institusi mereka sendiri, ” tegas Gwijangge.

Padahal, selama ini Gereja dan masyarakat sipil di Kabupaten Nduga itu sangat menerima kedatangan pihak Kepolisian dan TNI yang ditugaskan di Kabupaten Nduga setiap tahunnya. Terbukti sering dilakukan ibadah bersama juga bagi-bagi sembako ke Jemaat atau masyarakat. Atau pada hari hari besar sering diadakan perlombaan bersama Gereja.

Otomi Gwijangge menambahkan, akibat dari insiden ini, masyarakat atau umat gabungan Kristen yang terdiri dari Gereja Kingmi, GKII, Babtis, Pantakosta, dan Katolik saat ini duduk bersama lakukan aksi protes di pusat perkotaan Kenyam.

“Aksi protes ini dilakukan untuk menyoroti Pemerintah Indonesia bahwa tindakan ini tidak bermoral dan tidak berkeprimanusiaan. Apalagi memukuli pimpinan Gereja. Oleh karena itu, Kapolda Papua serta Kapolres Nduga harus tindak tegas oknum aparat yang sudah main hakim sendiri. Sebab ada saksi mata yang melihat kejadian memalukan itu,” cetusnya.

Sebelumnya,  Kabag Ops Polres Nduga, AKP Bayu Pratama Sudirno mengatakan penangkapan terhadap lima warga sipil Kenyam, Nduga tersebut dilakukan setelah mendapat informasi akurat terkait keterlibatan mereka dalam mendukung pergerakan kelompok Egianus Kogoya.

“Penangkapan dilakukan oleh personel Sub Satgas Gakkum Damai Cartenz wilayah Nduga di rumah Bapak Zakeus Kogoya, sekitar pukul 21.00 WIT. Kelima orang tersebut terindikasi kuat telah berkomunikasi dengan Army Kogoya pada tanggal 5 September lalu. Mereka memberitahukan ke KKB untuk mundur karena ada aparat yang naik ke pinggir kali,” ungkap, AKP Bayu, Senin (18/92023).

Penghuni rumah sempat memberikan perlawanan saat dilakukan penangkapan. “Sempat ada penolakan dari penghuni rumah. Ada cekcok mulut sampai aksi dorong pintu oleh aparat. Namun, setelah kami jelaskan akhirnya kelima warga tersebut berhasil kita amankan,” jelas AKP Bayu.

Penangkapan terhadap lima warga tersebut guna menggali informasi terkait pergerakan KKB kelompok Egianus Kogoya yang saat ini sedang menahan pilot Susi Air sejak 7 Februari 2023 lalu.

“Kita sudah meminta keterangan dan salah satu dari mereka mengaku ikut terlibat dengan KKB Egianus. Pengakuan tersebut juga diperkuat dengan adanya foto dari telepon genggam pelaku yang disita,” jelas Bayu.