Pasific Pos.com
Lintas Daerah

Serba Serbi Festival Budaya, Dua Peserta Sampaikan Apresiasi Dan Harapan

MERAUKE,- Kamis (30/10), Festival Budaya ‘Apresiasi Seni’ yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Selatan memasuki hari kedua setelah dibuka secara resmi oleh Gubernur Papua Selatan pada Rabu (29/20). Lokasi festival yang berada di area GOR Hiad Sai tidak hanya memanjakan pengunjung dengan barang-barang yang dipamerkan tetapi juga berbagai produk lokal yang dapat dibeli.

Stan-stan yang berjejer khusus diisi oleh peserta festival dari berbagai kalangan dan Pasific Pos berkesempatan mewawancarai dua peserta, yaitu UNCEN UPP PGSD 23 dan Komunitas Bonsai Merauke. Yosefina Tonenggo selaku anggota UNCEN UPP PGSD 23 mengemukakan, stan mereka dinamakan Stan Gen Z PGSD UNCEN 23 dan secara khusus memamerkan berbagai kerajinan tangan serta kuliner khas Papua.

Di antaranya tas Noken, hiasan kepala, sagu sep dan kripik pisang coklat. Untuk sagu sep dan kripik dibuat sendiri oleh rekan-rekannya di UPP PGSD sedangkan untuk kerajinan Papua, asli buatan masyarakat dalam hal ini mama-mama Papua. Ia dan rekan-rekannya mengikuti festival selain untuk memperkenalkan karya-karya masyarakat asli Papua juga salah satu implementasi dari mata kuliah kewirausahaan yang memang tengah diikuti oleh Yosefina dan rekan-rekan.

Pihaknya merespon positif penyelenggaraan festival dan komit untuk mengikuti dengan baik hingga selesai. Sejak hari pertama hingga hari ketiga besok, ia bersama teman-temannya tetap bersemangat dan berharap festival serupa dapat kembali digelar di tahun-tahun berikut.

Hal senada disampaikan Ketua Komunitas Bonsai Merauke, Osdin Silalahi yang sangat mengapresiasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan atas pelaksanaan festival tersebut. Menurutnya, pihak penyelenggara telah merangkul banyak pihak yang berkecimpung di bidang seni dan budaya di wilayah selatan. Oleh sebab itu ia berharap festival dapat berjalan rutin dan jumlah peserta yang dilibatkan juga ikut bertambah.

“Kami salut dan bangga dengan pemerintah yang telah menginisiasi event ini karena menjadi bentuk kepedulian terhadap pelaku seni terutama para seniman lokal. Bonsai juga masuk kategori seni mengingat tanaman yang dijadikan Bonsai benar-benar dibentuk secantik dan seindah mungkin,”ungkapnya.

Khusus pada Festival Budaya pihaknya memamerkan berbagai jenis Bonsai yang merupakan tanaman endemik Merauke dan yang berasal dari luar daerah. Namun pada festival kali ini diakui lebih didominasi tanaman luar tetapi sudah lama tumbuh dan hidup di daerah ini. Ia menjelaskan, komunitas yang ia pimpin sudah 7 tahun hadir di Merauke dan berupaya merangkul seluruh pecinta Bonsai.

Sekedar diketahui, Gubernur Apolo saat membuka festival menyampaikan apresiasi karena festival dinilai mampu mendorong upaya pelestarian serta pengembangan budaya dan seni yang ada di Papua Selatan.

Apolo menyebut festival budaya ini sangat penting dalam menjaga, melestarikan serta mengembangkan kebudayaan dan kesenian asli Papua Selatan yang sudah tumbuh serta berkembang bersama leluhur dan para orang tua.

Untuk melestarikan budaya dan kesenian daerah perlu ada lembaga yang diberi tugas serta tanggung jawab untuk mengurus. Ia berharap kegiatan ini menjadi contoh dan dapat kembali dilaksanakan di tahun-tahun berikut.(Iis)