Pasific Pos.com
HeadlineNasional

Waktunya Gen Z Jadi Petani

Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menerima kedatangan Deputi Bidang Pangan Kemenko Perekonomian, Dida Gardera (tiga dari kiri), di gedung Binagraha Jakarta, Rabu (8/5).

Jakarta – Program regenerasi petani yang diinisiasi Kantor Staf Presiden (KSP) semakin mengerucut. Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn.) TNI Moeldoko menyebut, program regenerasi harus dilakukan secara inklusif dan kolaboratif guna mempercepat prosesnya. “Dengan semakin tuanya demografi petani saat ini, terdapat kebutuhan mendesak untuk mendorong generasi muda agar tertarik masuk sektor agraris sebagai pilihan karir,” kata Moeldoko di Binagraha, Jakarta, Rabu (8/5).

Tujuan program ini guna mencetak petani-petani muda yang adaptif dengan berbagai metode pertanian seperti permaculture, pertanian ramah lingkungan, penggunaan teknologi sederhana yang tepat guna, hingga pertanian pintar yang memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT). Moeldoko menekankan bahwa program ini harus memiliki dampak langsung dalam meningkatkan jumlah petani muda yang berkompeten dan inovatif, sehingga dapat berkontribusi pada revitalisasi sektor pertanian Indonesia.

Moeldoko yakin, munculnya perusahaan-perusahaan baru yang dikelola petani muda dapat menjadi katalis bagi generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian. “Menjadikan sektor pertanian sebagai ladang keuntungan yang menarik dan memiliki potensi pengembangan yang signifikan adalah esensial. Terutama dengan penerapan teknologi terkini,” kata Panglima TNI (2013-2015) ini.

Berdasarkan data sensus pertanian dari Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini 70% lebih petani Indonesia berusia di atas 43 tahun, dengan hanya 2,14 % yang tergolong dalam kategori muda atau Gen Z. Situasi ini menambah urgensi untuk mempromosikan regenerasi di kalangan muda demi memastikan ketahanan pangan nasional.

Program regenerasi petani ini akan melibatkan sejumlah pemangku kepentingan lintas kementerian, lembaga, organisasi kepemudaan pramuka, perusahaan-perusahaan BUMN, Organisasi Pangan Dunia (FAO), serta Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Tujuannya menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan petani muda yang terampil dan berwawasan luas.

Rapat yang dipimpin Moeldoko itu dihadiri Dida Gardera, Deputi Bidang Pangan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan perwakilan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO). Mereka telah mencapai konsensus mengenai kerjasama penguatan program regenerasi petani. Kemitraan ini akan mendinamisasi sektor pertanian dengan mengintegrasikan teknologi modern.

Dida Gardera, menyatakan bahwa Kemenko Perekonomian mendukung penuh program regenerasi petani yang diinisiasi KSP. “Kami berencana mengembangkan platform kolaboratif yang akan menyatukan berbagai program dari pemangku kepentingan untuk sinergi yang lebih efektif,” ujar Dida.