Jayapura – Penjabat (Pj) Gubernur Papua, Dr. Drs. Agus Fatoni, M.Si., tiba di Jayapura pada Rabu pagi dan langsung melakukan serangkaian pertemuan maraton dengan berbagai elemen.
Setibanya di Bandara Sentani, Fatoni tak menyia-nyiakan waktu. Pertemuan pertamanya digelar di Hotel Sunny Sentani bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Persekutuan Gereja-Gereja di Papua (PGGP).
Dalam kesempatan itu, Fatoni mengajak tokoh agama untuk berperan aktif menjaga kedamaian dan kerukunan di Tanah Papua, terlebih menjelang pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Gubernur Papua pada 6 Agustus mendatang.
“Saya sengaja begitu mendarat langsung bertemu dengan tokoh agama dan tokoh adat, karena dua elemen ini merupakan kekuatan utama masyarakat Papua,” ujar Fatoni dalam sambutannya.
Ia menekankan pentingnya peran tokoh agama dan adat dalam menjaga stabilitas sosial serta mendorong partisipasi masyarakat dalam PSU. “Jika tokoh agama menyerukan persaudaraan dan kebersamaan, maka potensi konflik dapat diminimalkan,” lanjutnya.
Ketua FKUB sekaligus Pimpinan PGGP Papua, Pdt. Lipius Biniluk, bersama perwakilan tokoh dari agama Islam, Hindu, dan Buddha, menyampaikan apresiasi atas langkah Pj Gubernur yang memulai tugasnya dengan merangkul tokoh lintas agama. Mereka sepakat mendukung pelaksanaan PSU yang damai dan menolak politik identitas.
“Papua adalah rumah kita bersama. Persaudaraan antarumat harus terus dijaga demi keutuhan dan kesejahteraan,” ujar Pdt. Biniluk.
Setelah pertemuan dengan FKUB dan PGGP, Fatoni melanjutkan agendanya ke Majelis Rakyat Papua (MRP) dan Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP). Ketua MRP, Nerlince Wamuar, menyambut baik kedatangan Fatoni dan berharap kehadirannya membawa harapan baru bagi masyarakat Papua.
“Kami berharap Pj Gubernur dapat mendorong edukasi kepada masyarakat agar mau datang ke TPS. PSU ini adalah koreksi atas pelaksanaan Pilkada sebelumnya. Maka jangan disia-siakan,” tegas Nerlince.
Ia juga menekankan pentingnya peran MRP sebagai representasi adat, perempuan, dan agama dalam menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah.
Dalam sambutannya di MRP, Fatoni mengungkapkan kedekatannya dengan Papua sejak dulu. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Seksi UU Otonomi Khusus Papua, Papua Barat, dan DIY di Kementerian Dalam Negeri. Ia menyebut kedatangannya ke Papua seperti pulang ke rumah sendiri.
“Saya bangga karena MRP adalah representasi dari tiga pilar penting, adat, perempuan, dan agama. Mari kita kolaborasi untuk membangun Papua ke depan,” ujar Fatoni.
Fatoni menegaskan komitmennya untuk menjaga netralitas dalam pelaksanaan PSU. Ia mengimbau ASN dan birokrasi tetap profesional, tidak memihak, dan fokus memastikan proses demokrasi berjalan aman dan damai.
Fatoni juga mendorong seluruh elemen masyarakat untuk aktif melakukan sosialisasi PSU, baik melalui media sosial dan spanduk. “PSU ini bukan hal kecil. Dunia melihat Papua. Maka mari kita buktikan bahwa Papua mampu menjaga demokrasi dengan damai dan bermartabat,” katanya.
Ia menekankan bahwa iklim kondusif adalah kunci utama pembangunan dan kesejahteraan. “Jika Papua aman, maka ekonomi bergerak, pelayanan publik membaik, dan pembangunan berjalan. Semua ini hanya bisa tercapai jika kita kompak,” tandasnya.
Fatoni mengajak seluruh pihak untuk membangun kepercayaan publik terhadap pemerintah. “Kalau kepercayaan masyarakat tinggi, maka partisipasi akan tinggi. Inilah kunci sukses kita bersama untuk Papua yang lebih maju, sejahtera, dan damai,” pungkasnya.