Jayapura – Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Papua nomor urut 01, Benhur Tomi Mano–Constant Karma (BTM–CK), mengklaim unggul dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Papua berdasarkan rekapitulasi internal tim pemenangan.
Data yang dikumpulkan dari formulir C salinan seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS) oleh saksi BTM–CK menunjukkan raihan suara sebesar 50,72 persen atau 259.886 suara. Sementara itu, pasangan nomor urut 02, Matius Fakhiri–Aryoko Rumaropen (Mari-Yo), memperoleh 49,28 persen atau 252.507 suara. Selisih suara antara keduanya tercatat hanya 1,44% atau 7.379 suara.
Klaim kemenangan ini disampaikan langsung oleh Benhur Tomi Mano dalam pidato politik di Kantor DPD PDI Perjuangan Papua, Kotaraja, Kota Jayapura, Jumat (8/8/2025), yang turut dihadiri tim pemenangan dan partai pengusung.
“Data ini merupakan hasil tabulasi dari formulir C salinan yang dikumpulkan para saksi kami dari seluruh TPS di Provinsi Papua, dan telah tervalidasi serta dicocokkan dengan data Sirekap KPU,” ujar BTM.
Dari total 750.959 Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang tersebar di 2.023 TPS, partisipasi pemilih mencapai 68,96%, sementara 31,02% pemilih tercatat tidak menggunakan hak suaranya.
BTM menegaskan bahwa angka kemenangan tersebut adalah cerminan nyata dari aspirasi rakyat Papua yang menginginkan perubahan. Namun, ia mengingatkan bahwa proses demokrasi belum selesai dan saat ini masih berlangsung rekapitulasi berjenjang dari tingkat distrik hingga provinsi oleh KPU Papua.
“Justru di titik ini kita harus lebih waspada. Demokrasi bukan hanya soal suara di TPS, tetapi juga bagaimana suara itu dijaga, dicatat, dan diumumkan dengan jujur dan adil,” tegas BTM.
Dia mengajak seluruh pendukung untuk terus mengawal suara rakyat dan meminta penyelenggara pemilu menjaga integritas. Ia juga mengingatkan aparat keamanan untuk tetap netral dan profesional.
Dalam pidatonya, BTM menyampaikan terima kasih kepada masyarakat dari daerah-daerah basis suara BTM–CK, seperti Supiori, Biak Numfor, Waropen, Mamberamo Raya, Sarmi, dan Kabupaten Jayapura. Ia juga memberikan apresiasi kepada media massa yang dinilainya telah mengawal proses demokrasi secara independen.
Mengakhiri pidatonya, BTM menyinggung adanya upaya sistematis untuk mengubah angka suara dan menyebarkan manipulasi. Ia menyerukan partisipasi aktif rakyat Papua untuk tetap mengawal hasil pemilu hingga penetapan resmi oleh KPU.
“Jika kemenangan itu tiba, biarlah itu menjadi kemenangan yang bersih, bukan karena tekanan, tapi karena suara rakyat. Demokrasi sejati harus ditegakkan,” pungkasnya.