Pasific Pos.com
Headline

Persaingan Ketat! 621 OAP Berebut 50 Formasi PKWT di RSUP Jayapura

Jayapura,- Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Jayapura melaksanakan seleksi berbasis Computer Assisted Test (CAT) untuk rekrutmen 50 tenaga Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) yang diperuntukkan bagi Orang Asli Papua (OAP).

Direktur RSUP Jayapura Petronella Marcia Risamasu menyampaikan bahwa kebijakan ini merupakan wujud komitmen pemerintah dalam memberikan afirmasi dan peluang kerja bagi putra-putri Papua di sektor kesehatan. Hal ini juga sejalan dengan arahan Kementerian Kesehatan yang telah memberikan perhatian luar biasa terhadap rekrutmen OAP.

“Beberapa waktu lalu, Ibu Dirjen Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) dan Bapak Dirjen Kesehatan Lanjutan berkunjung ke RSUP Jayapura dan memberikan perhatian luar biasa terhadap rekrutmen OAP. Ini adalah bentuk keberpihakan nyata, agar proses rekrutmen pegawai memberikan ruang khusus bagi putra-putri Papua,” kata Petronella di RSUP Jayapura, Senin (11/8/2025).

Dia mengatakan dari 621 pelamar yang mengajukan lamaran, hanya 50 orang yang akan diterima sesuai formasi, meliputi dokter spesialis bedah saraf, bidan, perawat, tenaga administrasi, serta tenaga penunjang seperti pengelola penatu (laundry) dan gizi.

“Antusiasme peserta sangat besar. Kami berharap kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik. Prosesnya kami jalankan dengan standar tinggi agar yang direkrut benar-benar siap bekerja di RSUP Jayapura,” ujarnya.

Petronella mengatakan proses seleksi dilakukan secara transparan dan objektif melalui tahapan administrasi, tes CAT, dan wawancara. Tidak ada kebijakan khusus atau titipan lantaran seluruh peserta dinilai semata-mata berdasarkan hasil seleksi yang diperoleh.

“Tes CAT untuk S1 dan D3 langsung menunjukkan nilai secara waktu sebenarnya (real-time), sehingga peringkat peserta per gelombang bisa langsung dilihat. Tidak ada kebijakan khusus, tidak ada titipan, murni berdasarkan hasil nilai seleksi,” tegas Petronella.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa tenaga PKWT OAP yang direkrut diharapkan memiliki profesionalisme, integritas, dan karakter yang kuat dalam memberikan pelayanan kesehatan.

Sementara itu, Shesnie Kiat, salah satu peserta, mengungkapkan rasa syukur dan semangatnya. Berbekal pengalaman mengikuti tes CAT sebelumnya, ia merasa mampu menyelesaikan ujian dengan baik dan tepat waktu.

Ia menilai sistem CAT memberi tantangan tersendiri sekaligus transparansi, karena hasil ujian dapat langsung diketahui oleh peserta. “Kalau diterima, saya senang bisa bekerja di rumah sakit ini, apalagi sebagai orang asli Papua,” jelas Shesnie.

Kemudian, Elisabeth Wakei menggambarkan pengalamannya sebagai sesuatu yang luar biasa. Meski sempat merasa gugup di awal, ia tetap menikmati prosesnya.

Ia mengaku memiliki dua motivasi utama, yakni mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh serta memberikan kontribusi bagi masyarakat, khususnya orang asli Papua. Menurutnya, sistem CAT memberikan kesempatan yang adil bagi semua.  “Tes ini sangat transparan, baik untuk orang asli Papua maupun non-Papua,” tutur Elisabeth.

Leave a Comment