Pasific Pos.com
Opini

Perdebatan, Pro Kontra DOB

Penasehat Fraksi Partai Demokrat DPR Papua, DR. Yunus Wonda, SH, MH. (foto Tiara)

Polotik propa ganda terus di mainkn oleh pusat dan kita sendiri sebagai orang asli papua,terutama kita yg duduk sebagai pejabat. Persoalan hari ini bagi kami org papua,bukan masalah kurangnya pemerataan pembangunan yg selama ini di denungkan oleh kita sebagai pejabat publik.kita perlu ingat,masalah pembangunan di papua adalah suatu kewajiban negara untuk membangun papua,tanpa harus dengan sebuah pemekaran.

Untuk membuat rakyat papua sejahtra bukan terletak dengan adanya pemekaran provinsi ( DOB ). ujung tombak pembangunan adalah para bupati,walikota,karena rakyat papua ada di kampung kampung,jadi kalau kita bilang Gubernur tidak melakukan pemeratan,itu kalimat yang

salah, para Bupati/walikota hari ini adalah kami anak anak papua asli yang hari ini rakyat papua dan negara memberikan kepercayaan kepada kita sebagai Bupati/walikota,jadi kalau rakyat di kampung kampung masih berteriak,karena vaktor pembangunan, berarti kita yang salah dalam membagun maserakat kita di kampung kampung untuk mensejaktrakan mereka.Kehadiran pemekaran provinsi tidak membuat rakyat papua langsun menjadi sejaktra.

Kepada kita semua pejabat papua maupun maserakat,DOB bukan masalah pembangunan saja,tapi yg paling utama adalah,BEGIMANA MEMPROTEKSI OAP YG HARI INI TINGGAL SEDIKIT INI.ini adalah tugas kita semua sebagai pejabat papua hari ini,begimana kita menjaga,melindungi maserakat asli papua,agar kita tidak punah diatas tanah kita,ini masalah PROTEKSI OAP.

Hari ini kita bisa hitung,berapa banyak orang papua asli yg ada,apakah kita mau rame rame ikut memusnakan ras kita yg Tuhan kasih,kulit hitam rambut keriting? Kita semua sebagai orang asli papua,kita semua di butakan hanya karena,ingin menjadi gubernur, karena kekuasaan, jabatan, kedudukan, tapi kita lupa,suatu saat, kita akan tercatat dlm sejaraha perjalanan,karena kita salah menentuakn sebuah pemekaran provinsi yang akan akibatnya adalah anak cucu kita yang menjadi korban,jangan sampai sejarah mencatat pulau ini pernah di huni oleh kulit hitam,rambut keriting,tapi mereka sudah tidak ada lagi.

Globalisasi perkembagan penduduk,karena pemekaran,terjadi imigran terbesar akan ke beberapa pemekaran provinsi di papua karena kehadiran provinsi. lihat contoh hari ini, masyarakat kita tidak akan mampu untuk bersaing. Jangan sampai suatu saat anak cucu kita sudah tidak punya tempat tinggal lagi,  dia yang punya hak diatas tanahnya tapi dia akan menjadi orang asing diatas tanahnya sendiri.

Jabatan, kekuasan, ada masanya tapi keberlangsungan hidup terhadap anak cucu kita, tidak akan kita kembalikan ke semula lagi karena mereka akan tersisi diatas tanah mereka sendiri. Semua pola yang sedang di mainkan oleh pusat, kami semua pejabat papua, tokoh- toko Papua, ikut merestui menghilangkan identitas, dan harga diri, tanpa melihat 20,30,40 ,50 tahun kedepan, begimana nasib anak cucu kita.
Kita tidak melarang sudara sudara kita dari luar papua,tapi kita sebagai orang asli papua yang harus benar benar memproteksi seberapa besar jumalah orang asli papua hari ini.

Lukas Enembe, Yunus Wonda, Timotius Murib, di pilih oleh rakyat Papua, bukan untuk urus makan minum, bukan untuk urus bakar batu, kami di pilih rakyat untuk membelah rakyat, bersuara untuk rakyat Papua, melindungi rakyat papua, untuk menyelamatkan orang asli papua yang tinggal sedikit ini, walaupun nyawa kami harus jadi taruhan. karena kami lahir untuk rakyat,kami ada untuk rakat,kami di pilih oleh rakyat,dan kami akan mati karena rakyat.

Kita semua pejabat juga sama, kita hadir untuk melindungi rakyat kita, mungkin panggilan kita yang berbeda.
Masalah papua itu bukan persoalan makan minum,masalah pembagunan,tapi bersoalan identitas, harga diri, dan masa depan anak cucu kita.

Kenapa di saat kita masih menjabat 1 peroide, kita tidak berjuang tentang pemekaran provinsi, kita diam dan membisu, tapi begitu kita sudah, mengahiri jabatan 2 periode, baru kita berjuang dengan gigi untuk sebuah pemekaran provinsi, apakah benar kita berjuang untuk kepentingan masyarakat atau kepentingan pribadi karena kekuasaan, hanya masayarakat papua yang bisa menilai hal itu. Dengan terjadi pemekaran di provinsi papua, tidak ada jaminan kepada orang papua, untuk menjadi sejahtra. Lihat sudara-sudara kita di papua barat, apakah mereka sudah sejahtra?

Kami orang asli papua adalah suku yang kecil ada dalam negara ini,harusnya negara memberikan proteksi dan memberikan perlindungan kepada orang asli papua,yang hari ini jumlahnya sedikit dalam negara ini.
pemerintah pusat  dan DPR RI selamatkan kami orang asli papua yang hari ini, mejadi minoritas dalam negara ini, jangan punahkan kami, kami ingin hidup aman, kami ingin hidup damai dalam negara ini.

Seluruh pejabat papua, sadar dan sadar, ingat anak cucumu. Apakah kita juga ingin ramai ramai ikut mempunahkan ras kita? Ingat, jabatan, kedudukan, semua ada masanya, tapi masa depan anak cucu kita jauh lebih penting. Salah satu mentri mengatakan 85% orang papua ingin pemekaran,hal tersebut adalah suatu kebongan publik,jangan kita terus membangun papua dengan kebohongan diatas kebongan.mari kita bangun papua dengan hati. agar kedepan rakyat papua merasa memiliki negara kesatuan Repoplik indonesia.jangan sampai kita gagal mengindonesiakan orang papua.

Siapa yang melakukn surfei, apa nama lembaga yang melakukn surfei,pusat harus berhenti melakukan cara cara yang tidak benar. Kepada teman teman pejabat, mantan pejabat, jika target kita adalah untuk menjadi Gubernur papua, ayo mari kita rame rame rebut Gubernur di dok 2, siapa yang menang kita semua kasih hormat, kita yang kalah, kita menunggu waktu Tuhan. Kenapa harus kita hidup mengkotak kotak.

Kita harus peka untuk melihat dampak dari sebuah pemekaran provinsi,bukan untuk merebut sebuah jabatan, kekuasan, tapi begimana melindungi, menjaga orang asli papua yang hari ini jumlah kurang dari 2.4 juta orang, dengan jumlah 2,4 jita kita mau buat 3 provinsi baru, apakah masyarakat asli papua bisa bertahan? Dari 2,4 juta, coba kita kurangi 3 provinsi, berapa jumlah orang asli papua di setiap provinsi. Ddengan jumalah yang sedikit itu, sudah pasti kita akan tenggelam. Pemekaran provinsi tidak salah, tapi belum waktunya Papua di mekarkan menjadi provinsi-provinsi.

Mari kita selamatkan generasih kita, anak cucu kita, mari coba kita hitung berapa bayak orang asli papua jangan kita terus membuat darah mengalir terus, air mata menetes terus diatas tanah papua.
Dulu, orang asli papua sangat solit, sesama orang asli papua saling menjaga adat istiadat, saling menghormati satu sama lain, saling menghargai batas batas wilaya adat, semua persoalan selalu di selesaikan diatas parah parah adat, di halaman halaman honai,dengan menjujung tinggi nilai nilai adat masing masing.

Tapi sayang, hari ini, kepentingan politik membuat semua itu seperti tidak ada lagi. Sesama anak anak papua saling menjatuhkan,saling menjual,saya NKRI Dia Bukan NKRI, SAYA MERAH PUTIH DIA BINTANG KEJORA, kita tidak sadar kita sedang lakukan pratek pratek Devide et impera.

Memecah belah sesama anak anak papua,hanya karena sebuah jabatan,sebuah kekuasan.
Mari kita semua sebagai anak anak papua, tinggalkan ego kita, ambisi kita, keinginan kita, untuk bersatu menjaga orang asli papua yang masih tersisa ini. untuk apa kita berjuang sesuatu dengan ambisi yang tinggi tapi rakyat kita akan tersisi, termarjinalkan diatas tanahnya sendiri.

Penulis: DR. Yunus Wonda, SH,MH