Pasific Pos.com
Headline

Pemprov Papua Tengah Berikan Bantuan Alat Pertanian dan Tempat Berdagang

Penjabat Gubernur Papua Tengah, Dr. Ribka Haluk, S.Sos., MM memberikan bantuan alat pertanian dan boks container bagi pedagang mama-mama Papua. Hal itu dilakukan guna menekan angka inflasi di Papua Tengah. (Foto : Humas Pemprov Papua Tengah)

NABIRE- Penjabat Gubernur Papua Tengah, Dr. Ribka Haluk, S.Sos., MM memberikan bantuan alat pertanian dan boks container bagi pedagang mama-mama Papua. Hal itu dilakukan guna menekan angka inflasi di Papua Tengah.

Kegiatan pemberdayaan dan bantuan pendampingan kepada kelompok Orang Asli Papua (OAP) ini merupakan program Dinas Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (Admindukcapil, PMK). Adapun bantuan yang diserahkan kepada masyarakat yakni 2 unit mesin Grinder dan Sangrai Kopi, mesin giling dan pipil jagung dan 80 unit boks container untuk pedagang mama-mama Papua Tengah, Nabire, (2/2/2024).

Penjabat Gubernur Papua Tengah, Dr. Ribka Haluk, S.Sos., MM mengatakan melihat kondisi masyarakat di Papua Tengah saat ini tentunya perlu adanya perhatian serius dari pemerintah. Pemberdayaan menjadi hal yang krusial untuk segera dilakukan oleh pemerintah daerah.

“Dinas Admindukcapil, PMK hingga seluruh dinas teknis, saya harapkan untuk terus mendorong program peningkatan kesejahteraan OAP, melalui kegiatan identifikasi wirausaha pemula dan pelatihan bisnis bagi masyarakat kampung serta pelatihan menggunakan teknologi tepat guna,” tegasnya.

Selain itu Ribka Haluk menginginkan agar masyarakat bisa mendapat bantuan peralatan mesin usaha, dengan harapan para pelaku usaha dapat menambah kemampuan dan mengembangkan usaha yang ditekuninya.

“Dengan daerah yang baru dimekarkan, kita harus terus membangun dan mensejahterakan masyarakat yang ada di Papua Tengah. Langkah strategis yang diambil harus sesuai dengan karakteristik masyarakat dan kearifan local di 8 kabupaten,” katanya.

Ia menegaskan pemberdayaan masyarakat juga bertujuan untuk mengendalikan inflasi di daerah, karena dengan meningkatnya pendapatan masyarakat masyarakat, maka masyarakat dapat menjangkau harga barang di pasar, bahkan keluarga dapat secara mandiri mangakses kebutuhan bahan pokok dengan lebih luas, akibatnya tidak terjadi kelangkahan bahan pokok di masyarakat.

Penjabat Gubernur Papua Tengah, Dr. Ribka Haluk, S.Sos., MM memberikan bantuan alat pertanian dan boks container bagi pedagang mama-mama Papua. Hal itu dilakukan guna menekan angka inflasi di Papua Tengah.

“Saya berharap melalui bantuan peralatan pertanian, mesin dan boks container jualan, bisa berdampak kepada meningkatnya penghasilan masyarakat, dengan begitu setiap orang tua dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan menyekolahkan anak-anaknya,” pungkasnya.

Ribka Haluk Mengajak Masyarakat Untuk Hidup Produktif

Ribka Haluk berharap kepada seluruh masyarakat di Provinsi Papua Tengah untuk bekerja keras dan menekuni apa yang selama ini menjadi pekerjaan sehari-hari. Ia juga akan memerintahkan seluruh jajarannya untuk mendukung setiap usaha yang dimiliki masyarakat.

“Sumber Daya Alam kita sangat mempuni, kita bisa memiliki lumbung pertanian sendiri. Kita tidak boleh membiarkan lahan kita tidur, mari kita garab, agar kita tidak lagi mengharapkan sumber bahan pokok dari luar Papua Tengah,” terangnya.

Ia menjelaskan ketika menjelang Natal, ketika mengecek harga cabai di pasar, saat itu harga cabai melambung tinggi. Hal itu terjadi lantaran cabai yang dijual di pasar berasal dari Pulau Jawa.

“Sebenarnya ini tidak boleh terjadi. Kita punya lahan yang luas, mari kita garab, agar kita tidak ketergantungan bahan pokok sehari-hari dari Pulau Jawa. Ayo kita buat gerakan bersama dari sektor pertanian, mulai dari menanam sayur-sayuran dipekarangan rumah. Uang itu tidak boleh lagi keluar, harus berputar di daerah, sehingga inflasi bisa ditekan,” tuturnya.

Selain itu, Ribka Haluk juga ingin komoditi unggulan dari sektor pertanian dari Papua Tengah, seperti kopi Moanemani dan Kopi Paniai agar kembali hidupkan. Ia sedikit mempertanyakan minimnya keberadaan kopi Moanemani di Papua Tengah.

“Saya heran, ketika kita menyajikan kopi untuk tamu dari luar, yang disajikan kopi dari luar. Padahal kita punya kopi unggulan yang namanya sudah besar yaitu kopi Moanemani. Nah ini ada apa, saya ingin kita terus meningkatkan komoditi unggulan kita, sehingga dengan begitu hadirnya provinsi baru ini, benar-benar dirasakan masyarakat dengan meningkatnya kesejahteraan mereka,” jelasnya.