Pasific Pos.com
Headline

Pemanfaatan Teknologi Pertanian di Papua Selatan Belum Optimal

Jayapura – Petani di Provinsi Papua Selatan belum optimal memanfaatkan teknologi pertanian. Hal itu sebagaimana hasil Sensus Pertanian 2023 Provinsi Papua, Papua Selatan, Papua Pegunungan dan Papua Tengah, yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), Selasa (4/12/2023).

Kepala BPS Papua, Adriana Helena mengatakan, berdasarkan hasil ST2023, petani milenial yang berumur 19–39 tahun, baik menggunakan maupun tidak menggunakan teknologi digital, sebanyak 27.530 orang atau 58,63 persen dari total petani di Provinsi Papua Selatan yang sebanyak 46.955 orang.

Sementara itu, petani yang berumur lebih dari 39 tahun dan menggunakan teknologi digital sebanyak 8.121 orang (17,30 persen) dan petani yang berumur kurang dari 19 tahun dan menggunakan teknologi digital sebanyak 8 orang (0,02 persen).

Ia mengatakan, Kabupaten/Kota dengan petani milenial umur 19–39 tahun terbanyak adalah Kabupaten Asmat sebanyak 9.733 orang atau sekitar 35,35 persen dari keseluruhan petani milenial umur 19–39 tahun di Provinsi Papua Selatan.

Sementara itu, kabupaten/kota dengan jumlah petani milenial umur 19–39 tahun terbanyak kedua dan ketiga adalah Kabupaten Merauke dan Kabupaten Mappi dengan masing-masing sebanyak 8.751 orang (31,79 persen) dan 6.076 orang (22,07 persen).

Dijelaskan, ketergantungan wilayah perkotaan terhadap hasil pertanian dari wilayah perdesaan dan terbatasnya lahan pertanian di wilayah perkotaan menuntut masyarakat wilayah perkotaan melakukan inovasi menyediakan produk pertanian.

Berdasarkan hasil ST2023, jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) Urban Farming di Provinsi Papua Selatan sebanyak 17 rumah tangga. Kabupaten/Kota dengan RTUP Urban Farming terbanyak yaitu Kabupaten Asmat dengan jumlah RTUP Urban Farming sebanyak 13 rumah tangga atau sekitar 76,47 persen dari keseluruhan RTUP Urban Farming di Provinsi Papua Selatan. Selanjutnya, kabupaten/kota dengan jumlah RTUP Urban Farming terbanyak kedua yaitu Kabupaten Merauke sebanyak 4 rumah tangga (23,53 persen).

Sementara itu, UTP Urban Farming di Provinsi Papua Selatan berdasarkan hasil ST2023 sebanyak 17 unit. Kabupaten/Kota dengan UTP Urban Farming terbanyak yaitu Kabupaten Asmat dengan jumlah UTP Urban Farming sebanyak 13 unit atau sekitar 76,47 persen dari keseluruhan UTP Urban Farming di Provinsi Papua Selatan. Selanjutnya, kabupaten/kota dengan jumlah UTP Urban Farming terbanyak kedua Kabupaten Merauke sebanyak 4 unit (23,53 persen).

Sementara sepuluh komoditas terbanyak yang diusahakan oleh Usaha Pertanian Perorangan (UTP), yaitu: lainnya, ubi kayu, ayam kampung biasa, padi sawah inbrida, ubi jalar, kelapa, pisang kepok, durian lainnya, kangkung, dan talas.

Berdasarkan hasil pencacahan lengkap ST2023, jumlah usaha pertanian di Provinsi Papua Selatan tahun 2023 sebanyak 67.656 unit. Jenis usaha pertanian paling banyak berupa UTP sebanyak 67.637 unit (99,97 persen), sedangkan UPB sebanyak 17 unit (0,03 persen), dan UTL sebanyak 2 unit (0,00 persen).

UTP di Provinsi Papua Selatan tahun 2023 sebanyak 67.637 unit. UTP paling banyak terdapat di Kabupaten Merauke dengan jumlah 27.637 unit atau 40,86 persen dari UTP di Provinsi Papua Selatan. Selanjutnya, kabupaten/kota dengan jumlah UTP terbanyak kedua dan ketiga yaitu Kabupaten Asmat dan Kabupaten Mappi yang masing-masing sebanyak 19.250 unit (28,46 persen) dan 13.598 unit (20,10 persen). Sementara itu, UTP paling sedikit terdapat di Kabupaten Boven Digoel dengan jumlah 7.152 unit atau 10,57 persen dari UTP di Provinsi Papua Selatan. Sementara itu, jumlah RTUP tahun 2023 sebanyak 65.843 rumah tangga atau naik 27,50